Contents
Kewajiban yang masih harus dibayar atau liabilitas akrual, seperti utang usaha, bekerja secara terbalik dengan piutang usaha. Mereka menjadi sumber likuiditas jika perusahaan dapat memperpanjangnya. Tetapi, jika banyak dari mereka jatuh tempo pada saat yang sama, itu dapat menguras uang perusahaan dan dapat menyebabkan masalah likuiditas.
Definisi liabilitas akrual
Liabilitas yang masih harus dibayar, kewajiban yang masih harus dibayar, atau liabilitas akrual (accrued liabilities) adalah biaya yang belum dibayar yang telah dikeluarkan. Contoh paling umum adalah beban akrual, yaitu jumlah yang terhutang oleh perusahaan kepada pemasok ketika membeli input secara kredit. Perusahaan telah menerima barang atau jasa tetapi belum membayarnya. Perusahaan mencatatnya sebagai kewajiban di neraca, yang dapat muncul dalam kewajiban lancar atau kewajiban tidak lancar.
Beberapa contoh kewajiban yang masih harus dibayar adalah:
- Pembelian bahan baku secara kredit (biaya masih harus dibayar)
- Biaya iklan dan promosi yang masih harus dibayar
- Pajak gaji belum dibayar
- Gaji dan tunjangan karyawan yang masih harus dibayar
- Bunga masih harus dibayar atas utang pinjaman
- Biaya garansi yang masih harus dibayar
Bagaimana perusahaan melaporkan kewajiban yang masih harus dibayar di neraca
Perusahaan mencatat kewajiban yang masih harus dibayar dalam kewajiban lancar atau kewajiban tidak lancar, tergantung pada saat jatuh tempo. Biaya akrual seperti pembelian bahan baku secara kredit muncul dalam liabilitas lancar karena pembayaran biasanya dijadwalkan dalam satu tahun sejak tanggal transaksi. Sementara beberapa akun lain muncul sebagai liabilitas tidak lancar karena mereka memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun.
Liabilitas yang masih harus dibayar timbul ketika perusahaan menerapkan metode akuntansi akrual. Tetapi, untuk metode akuntansi kas, akun ini tidak akan ada karena perusahaan mencatat pengeluaran ketika telah membayar tunai.
Metode akrual memungkinkan perusahaan untuk melaporkan pengeluaran bahkan jika belum dibayarkan secara tunai. Ketika perusahaan telah menerima barang atau jasa, perusahaan mencatat pengeluaran dalam laporan laba rugi (ekuitas menurun). Pada saat yang sama, perusahaan juga mengakui kewajiban yang masih harus dibayar. Karena ekuitas menurun dan kewajiban meningkat pada nominal yang setara, persamaan akuntansi tetap seimbang.
Mari kita ambil contoh sederhana.
Pada bulan November, perusahaan membeli barang dari pemasok dengan jumlah Rp100 dan akan membayarnya pada Januari tahun depan. Untuk laporan keuangan yang berakhir Desember, perusahaan akan mencatat biaya sebesar Rp100 dan kewajiban yang masih harus dibayar sebesar Rp100.
Kemudian, pada bulan Januari, perusahaan membelanjakan uang tunai (total aset berkurang) sebesar Rp100 untuk pembayaran. Pada saat yang sama, perusahaan juga menghilangkan akun akrual kewajiban sebesar Rp100 (total kewajiban berkurang).
Mengapa Anda perlu memeriksa akun ini
Pembayaran yang ditangguhkan adalah sumber uang tunai bagi perusahaan. Selama belum jatuh tempo, perusahaan dapat menggunakan sejumlah uang untuk keperluan lain. Jadi, semakin lama jatuh tempo, semakin longgar perusahaan dalam menangani uang tunai.
Tetapi, ketika banyak akun kewajiban yang masih harus dibayar jatuh tempo pada saat yang sama, mereka, tentu saja, dapat menghabiskan uang perusahaan.