Contents
Apa itu: Struktur organisasi vertikal (vertical organizational structure) adalah struktur organisasi dengan banyak hirarki manajerial. Organisasi melibatkan banyak lapisan menengah sebagai perantara antara manajemen teratas dan manajemen terbawah. Rantai komando adalah panjang, dimana masing-masing manajer memiliki lebih sedikit anak buah daripada di bawah struktur horizontal.
Keputusan harus mengalir melalui banyak lapisan manajerial, dan karena itu seringkali lambat. Begitu juga, komunikasi harus melewati setiap elemen dalam rantai komando. Selain membutuhkan waktu lama, pesan dan informasi mungkin terdistorsi selama melalui lapisan tersebut.
Namun demikian, struktur vertikal memungkinkan organisasi yang terstruktur dengan baik. Perusahaan membagi peran dan tanggung jawab dan mendistribusikannya ke banyak lapisan. Selain itu, perusahan juga mendeskripsikan fungsi pekerjaan di dalam perusahaan, memungkinkan masing-masing orang untuk berspesialisasi.
Di mana struktur organisasi vertikal banyak di adopsi?
Struktur vertikal adalah pendekatan logis untuk perusahaan besar. Mereka memiliki organisasi yang besar dengan banyak karyawan. Selain itu, operasi juga kompleks. Sehinga, mereka membutuhkan lebih banyak lapisan manajerial untuk mengawasi dan berbagi peran dalam mengelola perusahaan.
Perusahan dengan struktur vertikal mungkin mengatur organisasi mereka berdasarkan produk atau fungsi. Misalnya, sebuah pemanufaktur mobil membagi organisasi mereka berdasarkan lini produk: truk, mobil listrik dan mobil berpenumpang. Atau, mereka membagi operasi menjadi beberapa departemen seperti operasi, keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
Di masing-masing lini produk atau departemen, perusahaan memiliki beberapa lapisan manajerial. Ambil departemen keuangan sebagai contoh. Jabatan di departemen tersebut mungkin secara berturut-turut, dari yang paling ke atas ke paling bawah:
- Direktur keuangan
- Vice president
- Kepala divisi keuangan
- Manajer
- Assistant manager
Apa saja karakteristik struktur organisasi vertikal?
Memiliki banyak lapisan manajerial adalah karakteristik utama struktur organisasi vertikal. Perusahaan merekrut banyak manajer menengah. Misalnya, jabatan di perusahan mungkin melibatkan direktur, vice president, kepala divisi, manajer, dan assistant manager. Karakteristik lain dari struktur organisasi vertikal adalah:
- Otoritas adalah terpusat di mana semakin tinggi posisi, semakin besar kekuasaan.
- Pengambilan keputusan tertinggi terkonsentrasi pada manajemen level atas.
- Rantai komando yang panjang mulai dari yang manajemen terbawah hingga manajemen teratas di mana masing-masing tingkat otoritas yang berbeda.
- Rentang kendali adalah sempit di mana setiap manajer memiliki sedikit bawahan.
- Kontrol terhadap bawahan adalah ketat dan mengharuskan mereka patuh terhadap peraturan dan prosedur yang berlaku.
- Jalur komunikasi adalah panjang karena harus melalui banyak lapisan.
- Organisasi cenderung birokratis karena melibatkan banyak pengawasan dan aturan.
- Level bawah menerima lebih sedikit otonomi dan delegasi dalam mengatur pekerjaan dan mengambil keputusan.
Apa saja kelebihan struktur organisasi vertikal?
Operasi lebih tertata dengan baik adalah keuntungan utama struktur vertikal. Perusahaan mendeskripsikan pekerjaan dan fungsi di dalam organisasi secara spesifik. Pembagian semacam itu mengarah pada spesialisasi, di mana orang-orang bisa fokus pada area khusus. Akhirnya, itu memungkinkan perusahaan untuk mengelola organisasi besar secara efektif. Keuntungan lain dari struktur organisasi vertikal adalah:
Produktivitas lebih tinggi. Spesialisasi memungkinkan setiap orang bisa dengan cepat menjadi ahli di area kerja mereka. Mereka bisa menjadi lebih mahir dengan belajar sambil melakukan dan pelatihan. Di sisi lain, perusahan juga bisa lebih mudah untuk menetapkan prioritas dalam mengembangkan sumber daya manusia mereka.
Lebih banyak peluang promosi. Perusahaan memiliki banyak posisi untuk diisi. Karyawan yang termotivasi dengan karir melihatnya sebagai peluang bagus untuk mengembangkan karir dan profesionalisme mereka di masa depan. Mereka termotivasi untuk berkinerja terbaik untuk mendapatkan promosi. Selain itu, mereka mungkin enggan untuk beralih ke perusahaan lain.
Operasi lebih terkontrol. Perusahaan mengatur organisasi melalui membagi fungsi pekerjaan secara spesifik dan mendorong ketaatan terhadap aturan, kebijakan dan prosedur. Sehingga, penyimpangan lebih kecil kemungkinannya untuk terjadi.
Distribusi beban kerja lebih baik. Perusahan membagi operasi menjadi beberapa tugas spesifik dan mendistribusikannya ke karyawan. Sehingga, mereka kecil kemungkinan untuk mendapatkan tugas atau peran ganda.
Kontrol lebih ketat. Pengawasan adalah lebih ketat karena setiap manajer memiliki bawahan yang terbatas. Selain itu, mereka bisa memberikan lebih banyak dukungan kepada bawahan karena bisa lebih dekat.
Apa saja kekurangan struktur organisasi vertikal?
Biaya yang tinggi adalah kekurangan utama struktur vertikal. Perusahan harus merekrut lebih banyak manajer menengah, yang mana seringkali berbiaya mahal. Mereka harus menghabiskan lebih banyak uang untuk menggaji dan menawarkan tunjangan, yang mana lebih tinggi daripada posisi staf. Kerugian lain dari struktur organisasi vertikal adalah:
Komunikasi yang kurang efektif. Pesan harus melalui rantai komando yang panjang. Selain lambat, itu mungkin juga menyebabkan informasi terdistorsi selama melalui rantai komando tersebut.
Keputusan yang lambat. Ketika manajemen puncak harus mengambil keputusan tentang operasi di tingkat terbawah, prosesnya bisa memakan waktu karena harus melalui banyak lapisan manajerial. Selain itu, ketika keputusan telah dibuat, implementasinya juga bisa berlangsung lama. Instruksi harus melalui lapisan yang sama dan harus melewati banyak tingkat.
Sebaliknya, jika bawahan diberi wewenang, sebagaimana di bawah struktur horizontal, keputusan lebih cepat karena mereka lebih dekat dengan sumber masalah.
Kepuasan kerja yang rendah. Meski spesialisasi kerja memungkinkan karyawan lebih produktif karena area kerja mereka lebih spesifik. Tapi, karena manajer tidak memberi lebih banyak otonomi, kepuasan kerja mereka mungkin rendah. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan diri dan mengontrol pekerjaan mereka. Mereka harus melakukan tugas secara monoton dan berulang, membuat mereka kehilangan motivasi.
Lebih birokratis. Organisasi meminta karyawan untuk mematuhi aturan dan prosedur secara ketat. Selain itu, lapisan manajerial yang banyak dan sistem pengawasan yang ketat membuat perusahan lebih birokratis.
Kurang fleksibel. Perusahan mungkin sulit beradaptasi dengan perubahan di lingkungan bisnis secara cepat. Birokratis dan pengambilan keputusan yang lambat adalah diantara penyebabnya.
Bacaan selanjutnya
- Struktur Organisasi: Mengapa Penting dan Apa Saja Jenisnya
- Struktur Organisasi Tinggi: Karakteristik, Kelebihan, Kekurangan
- Struktur Organisasi Datar: Karakteristik, Keuntungan, Kerugian
- Struktur Organisasi Berdasarkan Hierarki: Kelebihan, Kekurangan
- Struktur Organisasi Berdasarkan Fungsi: Keuntungan dan Kerugian
- Struktur Organisasi Berdasarkan Produk: Keuntungan dan Kerugian
- Struktur Organisasi Berdasarkan Wilayah: Keuntungan dan Kelemahan
- Struktur Organisasi Berdasarkan Pelanggan: Keuntungan, Kerugian
- Struktur Matriks: Cara Kerja, Keunggulan, Kelemahan
- Struktur Organisasi Horizontal: Karakteristik, Kelebihan, Kekurangan
- Struktur Organisasi Vertikal: Karakteristik, Kelebihan, Kekurangan
- Organisasi Shamrock: Cara Kerja, Keunggulan dan Kelemahan
- Struktur Organisasi Berdasarkan Proyek: Keunggulan dan Kelemahan
- Struktur Organisasi Terpusat: Faktor Penentu, Keunggulan, Kekurangan
- Struktur Organisasi Terdesentralisasi: Pentingnya, Kelebihan, Kekurangan
- Struktur Organisasi Formal: Karakteristik, Kelebihan, Kekurangan
- Struktur Organisasi Informal: Karakteristik, Kelebihan, Kekurangan
- Struktur Multidivisi: Pentingnya, Cara Kerja, Pro, Kontra