Contents
Lingkungan bisnis (business environment) mempengaruhi kesuksesan bisnis. Perubahannya mengekspos peluang dan resiko bagi bisnis. Sehingga, perusahan harus bisa beradaptasi dengan perubahan tersebut dengan mengeksploitasi peluang sambil meminimalkan risiko.
Jenis lingkungan bisnis
Beberapa mengkategorikan lingkungan bisnis secara berbeda. Pertama, mereka membaginya ke dalam dua kategori:
- Lingkungan internal
- Lingkungan eksternal
Lingkungan internal berada di dalam organisasi. Mereka menggarisbawahi kekuatan dan kelemahan perusahaan dan di bawah kontrol perusahaan. Contohnya adalah budaya perusahaan.
Sedangkan, lingkungan eksternal berada di luar organisasi. Perubahan pada faktor-faktor di lingkungan eksternal memunculkan peluang dan ancaman.
Lingkungan eksternal diluar kontrol manajemen. Artinya, perusahaan tidak bisa mempengaruhi faktor-faktor eksternal tersebut ke arah yang diinginkan. Contohnya adalah perubahan suku bunga dan peraturan pemerintah. Dalam kasus ini, perusahaan hanya bisa beradaptasi dengan perubahan di lingkungan eksternal untuk memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman.
Klasifikasi lain juga mencakup lingkungan internal dan eksternal. Tapi, mereka membedah lingkungan eksternal menjadi tiga level:
- Lingkungan fisik alami (natural physical environment)
- Lingkungan sosial (societal environment)
- Lingkungan tugas (task environment)
Lingkungan fisik alami (natural physical environment) meliputi sumber daya fisik, iklim, dan satwa liar. Mereka mewakili lingkungan terluar di mana perubahannya mengekspos dua lingkungan di bawahnya: societal environment dan lingkungan tugas.
Sementara itu, societal environment mencakup lingkungan politik, ekonomi, sosial demografi, teknologi, dan legal. Seperti lingkungan fisik alami, mereka mengekspos peluang dan ancaman terhadap perusahaan secara keseluruhan, alih-alih individu.
Lingkungan tugas (task environment) mencakup perusahaan dan pemangku kepentingan eksternalnya seperti pelanggan, pemasok, pesaing, kreditur dan lain sebagainya. Kadang itu juga disebut dengan lingkungan industri (industry environment) atau lingkungan kompetitif.
Kemudian, klasifikasi lain membagi lingkungan eksternal menjadi dua:
- Lingkungan mikro eksternal
- Lingkungan makro eksternal
Lingkungan mikro eksternal mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pelanggan. Sementara itu, lingkungan makro eksternal berdampak pada daya tahan hidup, mencakup aspek seperti politik, ekonomi, sosial demografi, legal, dan teknologi.
Lingkungan eksternal dan dampaknya
Lingkungan eksternal mencakup beberapa faktor, yang mana kita kategorikan menjadi:
- Faktor politik
- Faktor ekonomi
- Faktor sosiodemografi
- Faktor teknologi
- Faktor lingkungan
- Faktor legal
Kita singkat mereka sebagai PESTEL.
Manajemen strategis dimulai dengan analisis PESTEL dengan memindai faktor mana saja yang mempengaruhi perusahaan. Kemudian, perusahaan menentukan peluang dan ancaman di masing-masing faktor dan menentukan seberapa signifikan eksposur perusahaan terhadap perubahan-perubahan dalam faktor-faktor tersebut.
Misalnya, perbankan memiliki eksposur tinggi terhadap perubahan dalam suku bunga (faktor ekonomi). Sebaliknya, pemanufaktur memiliki eksposur yang lebih rendah. Sehingga, suku bunga adalah strategis bagi bank tapi tidak bagi pemanufaktur.
Selain faktor-fator di atas, lingkungan eksternal juga mencakup lingkungan tugas. Ini pada dasarnya adalah lingkungan kompetitif. Faktor mana saja yang mempengaruhi lingkungan kompetitif? Kita bisa memeriksanya dari model lima kekuatan Porter.
Faktor politik
Lingkungan politik berkaitan dengan pemerintahan atau urusan publik. Itu mencakup topik seperti keputusan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Stabilitas politik, korupsi, supremasi hukum, dan kekuatan institusi adalah faktor lainya.
Perubahan politik bisa mengekspos ketidakpastian bagi bisnis melalui dampaknya terhadap:
- Kebijakan pemerintah
- Kerangka hukum
- Regulasi dan deregulasi
- Kebijakan perdagangan luar negeri
Stabilitas politik menjadi penting bagi bisnis. Jika politik tidak stabil, itu akan mengarah ke pergantian kebijakan dan peraturan yang lebih sering, yang mana mengekspos ketidakpastian bagi bisnis. Itu mungkin, misalnya, membuat bisnis enggan untuk berinvestasi.
Faktor ekonomi
LIngkungan ekonomi berkaitan dengan kondisi perekonomian di mana bisnis beroperasi. Faktor-faktor yang sering diamati termasuk:
- Pertumbuhan ekonomi
- Tingkat inflasi
- Suku bunga
- Nilai tukar
- Tingkat pengangguran
Perubahan-perubahan dalam faktor tersebut mengekspos peluang dan risiko bagi bisnis. Mereka bisa berdampak langsung pada bisnis seperti biaya operasi dan tidak langsung terhadap pemangku kepentingan lainnya seperti sikap belanja konsumen.
Misalnya, penurunan suku bunga mendorong bisnis untuk berinvestasi pada biaya yang lebih rendah. Begitu juga, suku bunga rendah mendorong konsumen untuk mengambil pinjaman untuk membiayai pembelian barang tahan lama seperti mobil dan rumah.
Faktor ekonomi juga berkaitan dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian. Contohnya adalah:
- Kebijakan fiskal berkaitan dengan perubahan dalam pajak dan pengeluaran pemerintah.
- Kebijakan moneter berkaitan dengan jumlah uang beredar dan suku bunga.
Pertumbuhan ekonomi
Ketika tumbuh, perekonomian menciptakan lebih banyak pendapatan dan pekerjaan bagi rumah tangga. Sehingga, selama pertumbuhan ekonomi:
- Konsumen memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan ke barang dan jasa
- Permintaan terhadap produk meningkat
- Bisnis dapat memperoleh lebih banyak pendapatan
- Bisnis berinvestasi di barang modal untuk meningkatkan produksi dan menghasilkan lebih banyak pendapatan.
Sebaliknya, selama resesi, pertumbuhan ekonomi jatuh. Akibatnya, tingkat pengangguran meningkat dan pendapatan rumah tangga menurun.
- Konsumen mengurangi belanja
- Permintaan terhadap barang dan jasa jatuh
- Bisnis menghadapi tekanan pada keuntungan mereka karena pendapatan jatuh
- Bisnis harus mengambil langkah efisiensi untuk mengurangi tekanan pada keuntungan mereka.
Tingkat inflasi
Tingkat inflasi mewakili seberapa tinggi harga barang dan jasa naik. Tingkat inflasi tinggi berdampak pada:
- Penurunan daya beli konsumen
- Kenaikan upah nominal
Selama inflasi tinggi, konsumen melihat uang mereka menjadi kurang bernilai karena harga barang dan jasa naik. Mereka hanya mendapatkan lebih sedikit barang dari pada sebelumnya dengan jumlah dolar yang sama.
Ekspektasi memainkan peran penting dalam keputusan belanja konsumen. Jika konsumen mengekspektasikan tingkat inflasi ke depan akan naik, mereka berbelanja sekarang sebelum harga naik. Sebaliknya, jika mereka mengekspektasikan tingkat inflasi menurun, mereka akan menunda belanja untuk mendapatkan harga lebih murah di masa depan.
Kemudian, inflasi tinggi juga bisa berdampak pada biaya operasi. Pekerja akan meminta upah lebih tinggi selama periode ini untuk mengkompensasi penurunan daya beli. Akibatnya, biaya upah naik.
Hiperinflasi: Periode ketika tingkat inflasi melonjak drastis dalam sekejap. Uang menjadi tidak berharga dalam sekejap. Situasi ini sering membawa masalah lainnya seperti ketidakstabilan politik dan krisis kemanusian.
Lantas apakah penurunan tingkat inflasi lebih baik? Tingkat inflasi yang lebih rendah adalah baik, misalnya dari 5% menjadi 2%. Ini menunjukkan harga naik lebih moderat. Situasi ini kita sebut dengan disinflasi.
Tapi, jika tingkat inflasi berada pada zona negatif (disebut deflasi), ini berdampak negatif bagi bisnis dan mengakibatkan:
- Penundaan pembelian oleh konsumen. Karena harga turun, mereka ingin mendapatkan yang lebih murah di masa depan dan menunda pembelian.
- Penurunan pendapatan bisnis. Penurunan harga menyebabkan penurunan dolar pendapatan oleh bisnis. Meski menjual pada volume yang sama, bisnis mendapatkan lebih sedikit uang daripada sebelumnya.
- Debt deflation. Melemahnya pendapatan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membayar utang.
Suku bunga
Kenaikan suku bunga mengakibatkan:
- Biaya pinjaman lebih mahal, yang mana berdampak pada keputusan investasi dan konsumsi;
- Bisnis dan rumah tangga menerima lebih banyak bunga atas uang yang disimpan di bank;
- Konsumen lebih suka menabung daripada membelanjakan uang;
- Konsumen menunda pembelian barang-barang tahan lama, seperti mobil, yang mana mengandalkan pinjaman;
- Bisnis berinvestasi lebih sedikit karena biaya yang mahal dan permintaan konsumen yang melemah.
Penurunan suku bunga mengakibatkan:
- Kredit murah tersedia lebih banyak, mendorong bisnis dan konsumen mengajukan pinjaman;
- Belanja konsumen yang dibiayai pinjaman meningkat;
- Tabungan hanya menghasilkan pengembalian yang lebih rendah;
- Konsumen lebih bersedia membelanjakan uang untuk barang dan jasa;
- Bisnis bersedia berinvestasi karena biaya lebih murah dan permintaan cenderung meningkat.
Nilai tukar
Depresiasi terjadi ketika mata uang domestik menjadi kurang berharga jika ditukar dengan mata uang asing. Sehingga, kita harus mengeluarkan lebih banyak mata uang domestik untuk mendapatkan satu mata uang asing.
Misalnya, dolar terhadap euro berubah dari EUR1,0 per dolar AS menjadi EUR0,93 per dolar AS. Orang Amerika melihat mata uang mereka terdepresiasi karena mereka mendapatkan 0,93 euro ketika menukar satu dolar mereka, lebih sedikit daripada sebelumnya 1,0 euro.
Depresiasi mengakibatkan dampak negatif bagi bisnis karena:
- Impor menjadi lebih mahal. Bisnis menghadapi kenaikan biaya jika mereka mengandalkan input dari luar negeri. Perusahaan Amerika harus mengeluarkan lebih banyak dolar untuk membeli input dari pasar Eropa.
- Bisnis harus mengumpulkan mata uang domestik lebih banyak untuk membayar utang. Dengan kata lain, depresiasi mengakibatkan beban utang luar negeri meningkat. Ini hanya berlaku jika mereka menghasilkan pendapatan dalam mata uang domestik tapi memiliki utang dalam mata uang asing.
Depresiasi berdampak positif bagi bisnis karena:
- Tekanan kompetitif dari barang impor menurun karena mereka menjadi lebih mahal ketika dijual ke pasar domestik. Harga lebih mahal mengurangi minat konsumen untuk membeli barang impor, mendorong mereka untuk beralih ke produk domestik.
- Barang ekspor menjadi lebih murah di negara tujuan, meningkatkan daya saing dan permintaan mereka. Selain itu, eksportir bisa menghasilkan pendapatan lebih banyak dari selisih kurs ketika pendapatan mata uang asing mereka ditranslasikan ke mata uang domestik.
Sementara itu, apresiasi adalah ketika mata uang domestik lebih berharga ketika ditukar ke luar negeri. Misalnya, dolar terhadap euro berubah menjadi EUR1,02 per dolar AS dari sebelumnya, EUR0,9 per dolar AS. Orang Amerika melihat mata uangnya terapresiasi karena mereka bisa mendapatkan euro lebih banyak dengan satu dolar.
Apresiasi berdampak secara berkebalikan dengan depresiasi.
- Barang impor menjadi lebih murah. Sehingga, bisnis mendapatkan bahan baku dan input impor lebih murah.
- Permintaan terhadap barang impor meningkat ketika tiba di pasar domestik. Ini mengintensifkan persaingan.
- Barang ekspor menjadi lebih mahal bagi pembeli asing. Akhirnya, itu menurunkan daya saing mereka di pasar luar negeri.
- Pembayaran utang lebih murah ketika bisnis ingin melunasi utang luar negeri mereka. Mereka membutuhkan lebih sedikit mata uang domestik dan mengkonversinya ke mata uang asing untuk membayar utang.
Tingkat pengangguran
Ketika tingkat pengangguran rendah, pasar tenaga kerja ketat karena orang-orang telah mendapatkan pekerjaan. Rumah tangga menghadapi perbaikan dalam prospek pendapatan mereka, mendorong mereka untuk berbelanja lebih banyak. Akibatnya, permintaan terhadap produk naik.
Tapi, selama periode ini, bisnis menghadapi lebih sedikit pekerja potensial untuk dipilih. Mereka harus bersaing satu sama lain untuk mendapatkan pekerja berkualitas. Akibatnya, menawarkan upah kompetitif yang lebih tinggi menjadi cara untuk menarik pekerja.
Biaya operasi meningkat karena upah naik. Ini memaksa bisnis untuk menaikkan harga jual untuk mengkompensasi kenaikan biaya dan untuk mempertahankan keuntungan.
Sebaliknya, ketika tingkat pengangguran tinggi, rumah tangga melihat prospek pendapatan mereka memburuk, memaksa mereka untuk berhemat. Sebagai hasilnya, permintaan terhadap barang dan jasa melemah karena konsumen mengurangi belanja.
Namun, tingginya tingkat pengangguran membuat bisnis memiliki lebih banyak pekerja potensial untuk dipilih. Akibatnya, mereka cenderung untuk mempertahankan upah tetap rendah.
Faktor sosial demografi
Demografi berkaitan dengan populasi dan perubahannya. Sedangkan, struktur demografi merujuk pada komposisinya dikaitkan dengan aspek seperti:
- Jenis kelamin
- Usia
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Pendapatan
- Ukuran keluarga
- Etnis
- Agama
Populasi dan komposisinya berubah dari waktu ke waktu karena perubahan:
- Tingkat kelahiran
- Tingkat kematian
- Tingkat imigrasi
Demografi penting bagi bisnis. Beberapa perusahaan menggunakan variabel demografi untuk mensegmentasi pasar. Pertama, mereka mengelompokkan konsumen berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, ukuran keluarga, pendapatan, atau pendidikan. Kemudian, mereka memilih segmen tertentu sebagai target.
Selain itu, struktur populasi menjadi pertimbangan bisnis ketika berekspansi ke luar negeri. Misalnya, perusahaan menargetkan negara-negara dengan usia produktif dominan sebagai pasar mereka. Negara-negara tersebut menawarkan potensi permintaan yang tinggi. Selain, mereka juga menyediakan tenaga kerja produktif.
Selain populasi dan strukturnya, faktor sosial demografi juga mencakup:
- Gaya hidup
- Sikap
- Budaya
- Selera dan preferensi
- Struktur demografis
Faktor-faktor di atas berubah dari waktu ke waktu, yang mana mempengaruhi strategi dan cara bisnis memasarkan produknya. Ambil perubahan preferensi sebagai contoh. McDonald’s awalnya tidak menawarkan salad atau frappes. Perusahaan fokus pada kombo klasik hamburger dan kentang goreng. Namun, preferensi pelanggan berubah dan menginginkan makanan yang lebih sehat.
McDonald’s kemudian merespon perubahan tersebut dan beradaptasi. Perusahaan mulai menawarkan alternatif yang sehat, seperti salad, buah-buahan, dan oatmeal.
Faktor teknologi
Perubahan teknologi tidak hanya mempengaruhi produk dan cara pemasarannya. Tapi, itu juga mempengaruhi berbagai aspek bisnis lainnya, termasuk model bisnis, proses produksi, dan saluran komunikasi. Misalnya, teknologi informasi berkontribusi untuk mengurangi biaya operasi dan waktu, efisiensi operasi, dan menjadi alat manajerial utama dalam pengambilan keputusan bisnis.
Beberapa contoh menggambarkan bagaimana perubahan teknologi telah mentransformasi bisnis, termasuk:
- Inovasi dalam teknologi informasi dan komunikasi membuat proses dan komunikasi dalam bisnis menjadi lebih cepat dan efisien. Itu memfasilitasi orang untuk tetap terhubung meski berbeda lokasi, memunginkan mereka bekerja pada area geografis terpisah untuk sebuah proyek.
- Riset dan pengembangan (R&D) yang kuat telah mendorong inovasi di berbagai area bisnis, termasuk terkait dengan produk, proses bisnis atau teknik produksi. Printer 3D, smartphone, mobil listrik, and self-driving car adalah hasilnya.
- Perubahan permintaan untuk produk perusahaan bisa terjadi karena perubahan teknologi. Misalnya, pengenalan laptop menghasilkan permintaan yang rendah untuk personal computer.
- Teknologi juga berkontribusi pada perubahan dalam proses produksi. Misalnya, komputerisasi dan otomatisasi mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk bekerja di pabrik-pabrik. Perusahan bisa menghasilkan output standar pada skala massal dengan sedikit campur tangan manusia.
- Big data memungkinkan manajer untuk mengakses data yang lebih akurat yang mana memungkinkannya untuk merencanakan dan mengambil keputusan dengan lebih baik.
- E-Commerce memungkinkan orang berbelanja di mana saja dan kapan saja melalui smartphone mereka. Mereka tidak perlu lagi berkunjung ke toko ritel.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan (environmental factors) adalah seperti cuaca, iklim, udara, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, dan lain sebagainya. Mereka mengekspos bisnis tapi dampaknya beragam antar industri.
Asuransi misalnya memiliki eksposur secara signifikan terhadap perubahan lingkungan. Perubahan iklim meningkatkan bencana alam dan risiko katastropik, yang mana bisa memunculkan kerugian dan klaim yang signifikan.
Faktor lingkungan mencakup dua aspek, yakni:
- Lingkungan fisik alami
- Kredensial hijau
Lingkungan fisik alami mencakup semua faktor seperti cuaca dan alam. Udara, tumbuh-tumbuhan alami, danau, dan lautan juga termasuk, yang mana sangat mempengaruhi kehidupan manusia dan aktivitas bisnis.
Misalnya, vegetasi hutan yang rusak telah berdampak besar terhadap pemanasan global dan bertanggung jawab atas peningkatan bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini. Selain itu, itu mengakibatkan dampak nyata seperti banjir dan tanah longsor. Bencana-bencana tersebut bertanggung jawab terhadap kerusakan infrastruktur, yang mana mengganggu aktivitas logistik.
Sementara itu, kredensial hijau berkaitan dengan keberlanjutan. Itu mencakup topik seperti polusi dan daur ulang. Aspek ini telah menjadi semakin penting bagi bisnis karena tidak hanya mengekspos bisnis secara langsung tapi pemangku kepentingan lainnya.
Misalnya, pemerintah terus menuntut bisnis untuk beroperasi secara ramah lingkungan. Begitu juga, perhatian tinggi terhadap lingkungan mendorong konsumen untuk hanya berurusan dengan perusahaan-perusahan yang ramah lingkungan.
Faktor legal
Lingkungan legal berkaitan dengan hukum dan aturan yang disahkan oleh pemerintah. Pemerintah meluncurkan hukum dan aturan untuk mengatur perilaku bisnis dan mendorong bisnis untuk berperilaku secara etis dan bertanggung jawab secara sosial.
Perubahan peraturan-peraturan tersebut dapat memaksa bisnis untuk mengubah cara mereka beroperasi untuk mematuhi yang baru. Misalnya, pemerintah menaikkan upah minimum. Bisnis harus mematuhinya meski akan meningkatkan biaya operasi mereka.
Aspek legal mencakup beragam area, termasuk:
- Perlindungan konsumen
- Ketenagakerjaan
- Persaingan
Undang-undang konsumen bertujuan untuk untuk melindungi konsumen dari produk berkualitas rendah dan praktik bisnis yang buruk. Itu mengatur tentang aspek seperti:
- Produk dan layanan
- Pengembalian
- Perbaikan dan penggantian
- Pengiriman
Undang-undang ketenagakerjaan bertujuan untuk untuk melindungi karyawan dari eksploitasi. Itu mengatur aspek seperti:
- Perekrutan
- Upah/gaji
- Diskriminasi
- Kesehatan dan keselamatan di tempat kerja
Undang-undang persaingan bertujuan untuk mempromosikan persaingan yang sehat dan melarang perjanjian, keputusan, dan praktik anti persaingan. Itu mengatur aspek seperti:
- Monopoli
- Praktik tidak kompetitif seperti penetapan harga predator
- Merger dan akuisisi
- Praktik kolusi
- Price fixing
- Kartel
Ketidakpatuhan terhadap peraturan bisa berdampak negatif seperti:
- Reputasi bisnis rusak
- Menghadapi tuntutan dan pengadilan
- Penolakan oleh pemangku kepentingan
Lingkungan tugas
Lingkungan tugas berkaitan dengan berbagai faktor di pasar di mana perusahaan beroperasi. Itu mungkin terkait dengan struktur pasar, siklus industri, sejauh mana kekuatan seperti pesaing, pembeli, pemasok, pendatang baru, dan substitusi mempengaruhi profitabilitas dan keunggulan kompetitif perusahaan di pasar.
Tidak seperti faktor-faktor di atas, perubahan pada lingkungan tugas hanya berdampak pada perusahaan di dalam industri yang sama dan tidak di industri lainya.
Struktur pasar merujuk pada komposisi dan hubungan antar elemen-elemen di pasar. Itu mencakup aspek seperti:
- Jumlah perusahaan
- Jumlah konsumen
- Ukuran perusahaan
- Diferensiasi
- Hambatan masuk dan keluar
- Strategi persaingan (persaingan harga atau non-harga)
- Kekuatan pasar
Empat struktur pasar yang sering dikutip adalah persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli dan monopoli.
Sementara itu, siklus hidup industri (industry life cycle) merujuk pada tahapan di mana sebuah industri/pasar berevolusi mulai dari fase awal hingga fase penurunan. Itu terbagi ke dalam fase:
- Embrio
- Pertumbuhan
- Shakeout
- Matang (mature)
- Penurunan (decline)
Masing-masing tahap memiliki implikasi terhadap profitabilitas dan persaingan di pasar. Oleh karena itu, strategi untuk sukses juga akan berbeda untuk masing-masing tahapan.
Porter’s five forces merujuk pada lima faktor untuk menjelaskan persaingan dan menjawab mengapa industri tertentu memiliki profitabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan industri lainnya. Kelima faktor tersebut adalah:
- Rivalitas diantara perusahaan yang ada saat ini
- Hambatan masuk
- Ancaman substitusi
- Daya tawar pemasok
- Daya tawar pembeli
Lingkungan internal dan dampaknya
Elemen-elemen di lingkungan internal dapat mempengaruhi bisnis, termasuk:
- Sumber daya manusia seperti karyawan dan manajemen, termasuk budaya, diversitas, dan kepemimpinan yang terbentuk.
- Sumber daya fisik seperti lokasi, peralatan, dan fasilitas yang dimiliki perusahaan.
- Sumber daya keuangan seperti pendanaan, tingkat leverage, saldo kas, dan diversifikasi pendapatan.
- Inovasi dan usaha untuk mengamankan kekuatan internal dari peniruan seperti melalui paten, hak cipta, dan merek dagang.
- Manajemen proses, yang mengatur bagaimana sumber daya internal dapat dialokasikan secara efektif dan efisien sesuai dengan strategi perusahaan.
- Teknologi, termasuk perangkat keras dan perangkat lunak untuk membantu organisasi menjalankan proses bisnis dan operasionalnya.
Mari membahas lebih dalam untuk faktor sumber daya manusia.
Sumber daya manusia berhubungan dengan orang-orang yang bekerja dalam organisasi. Mereka termasuk manajer dan karyawan. Mereka membentuk lingkungan internal dan mempengaruhi bisnis melalui:
- Kualitas pekerjaan
- Produktivitas
- Inovasi
- Motivasi
- Aksi industrial
- Keputusan yang diambil
Faktor-faktor lain terkait dengan sumber daya manusia juga penting dan memberi dampak pada perusahaan. Mereka termasuk:
- Budaya perusahaan
- Gaya kepemimpinan
- Diversitas
Budaya perusahaan adalah tentang bagaimana sikap, keyakinan, nilai, tujuan, dan norma terlihat dan teraktualisasi di sekitar tempat kerja serta dibagikan oleh semua karyawan dalam organisasi. Itu dapat mempengaruhi moral dan produktivitas karyawan, aik secara positif maupun negatif.
Misalnya, budaya perusahaan yang hebat menjadi faktor penarik bagi orang-orang untuk bekerja atau berbisnis dengan perusahan. Oleh karena itu, itu bisa mempengaruhi upaya perekrutan, penjualan dan keuntungan.
Kepemimpinan adalah tentang bagaimana mempengaruhi orang lain agar mau mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin. Sedangkan, cara pemimpin melakukannya dikenal dengan gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan mempengaruhi bisnis dengan memengaruhi moral karyawan, produktivitas, motivasi, dan pengambilan keputusan. Sehingga, perubahannya bisa memiliki akibat langsung pada organisasi dan keberhasilan mereka.
Diversitas adalah tentang mengakomodasi orang-orang dari berbagai latar belakang berbeda. Perbedaan tersebut bisa terkait dengan latar belakang sosial dan etnis, kepribadian, pengalaman hidup, keterampilan, dan kompetensi.
Diversitas penting untuk meningkatkan produktivitas dengan menyatukan orang-orang dengan keahlian yang berbeda untuk bekerja sama. Selain itu, perbedaan tersebut juga mendorong kreativitas dan pemecahan masalah yang mana memungkinkan lebih banyak inovasi di dalam perusahaan.
Dampak perubahan lingkungan bisnis
Perubahan lingkungan bisnis mengekspos peluang dan risiko. Itu mempengaruhi perusahaan melalui dua saluran:
- Langsung
- Tidak langsung
Dampak langsung terjadi ketika perubahan lingkungan bisnis mempengaruhi operasi perusahaan. Misalnya, perubahan dalam selera konsumen mempengaruhi secara langsung permintaan produk – dan karena itu, penjualan perusahaan.
Dampak tidak langsung mempengaruhi pemangku kepentingan bisnis, yang mana pada akhirnya berdampak pada perusahaan. Misalnya depresiasi nilai tukar mungkin berdampak tidak langsung bagi sebuah perusahaan konsultasi. Melainkan, itu berdampak pada pemasok mereka seperti produsen peralatan kantor..
Produsen peralatan kantor menghadapi kenaikan biaya akibat bahan baku impor menjadi lebih mahal. Jika mereka meneruskan kenaikan biaya ke harga jual, itu akhirnya berpengaruh pada perusahaan konsultasi tersebut.
Kemudian, perubahan dalam lingkungan bisnis mungkin mempengaruhi individu perusahaan. Misalnya, pemerintah sedang memacu pertumbuhan dari sisi pasokan dan memberikan insentif kepada perusahaan yang bersedia untuk beroperasi di wilayah yang ditunjuk.
Atau, dampak bisa berlaku pada semua perusahaan di industri yang sama. Misalnya, perubahan selera dan preferensi -seperti peningkatan dalam minat terhadap kesehatan dan lingkungan – berdampak pada permintaan terhadap produk tertentu karena itu, seluruh perusahaan di pasar.
Terakhir, perubahan dalam lingkungan bisnis juga bisa mengekspos peluang dan risiko bagi seluruh perusahan di berbagai industri. Misalnya, kenaikan pajak keuntungan perusahaan berdampak tidak hanya pada satu atau dua perusahaan. Tapi, itu berdampak pada seluruh perusahaan di dalam perekonomian.
Menganalisis lingkungan bisnis
Perusahaan menganalisis lingkungan internal dan eksternal karena mereka mempengaruhi bisnis. Alat yang biasa digunakan termasuk:
- Analisis PESTEL
- Analisis SWOT
- Analisis kelompok strategis
Analisis PESTEL
Analisis PESTEL memberikan kerangka kerja untuk memeriksa kondisi lingkungan eksternal perusahaan. Itu memindai faktor seperti:
- Faktor politik
- Faktor ekonomi
- Faktor sosiodemografi
- Faktor teknologi
- Faktor lingkungan
- Faktor legal
Faktor-faktor tersebut mengekspos peluang dan ancaman bagi bisnis. Namun, tidak semua faktor relevan bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus memilahnya.
Memindai lingkungan eksternal menggunakan analisis PESTEL membutuhkan perusahaan untuk mempertimbangkan:
- Dampak terhadap perusahaan
- Peluang terjadinya
Faktor eksternal adalah strategis jika memiliki dampak besar terhadap bagi perusahaan, baik secara positif ataupun negatif dan memiliki peluang tinggi untuk terjadi.
Analisis SWOT
Analisis SWOT, singkatan dari analisis Strengths – Weaknesses – Opportunities – Threats, berguna untuk memetakan mana faktor lingkungan eksternal yang paling signifikan, mempertimbangkan lingkungan internal perusahaan. Hasilnya menjadi panduan manajemen untuk mengembangkan strategi.
- Kekuatan (strengths) – keunggulan dibandingkan dengan pesaing dan merupakan pondasi untuk membangun keunggulan kompetitif. Misalnya, perusahaan memiliki struktur organisasi yang fleksibel, budaya inovasi dan ekuitas merek yang kuat.
- Kelemahan (weaknesses) – faktor internal negatif, yang mana dapat mengarah pada ketidakunggulan kompetitif. Contohnya adalah kapasitas terbatas, mesin produksi usang, atau leverage keuangan yang tinggi.
- Peluang (opportunities) – area potensial untuk dieksploitasi untuk menumbuhkan bisnis dan meningkatkan keuntungan masa depan. Misalnya, penurunan suku bunga dan peningkatan belanja konsumen.
- Ancaman (threats) – faktor eksternal negatif, yang mana menghambat atau membahayakan kesuksesan perusahaan di masa depan. Misalnya adalah persaingan pasar yang intens dan perubahan teknologi yang pesat.
Langkah dalam analisis SWOT mencakup:
- Memindai lingkungan eksternal perusahaan
- Memetakan peluang dan ancaman di lingkungan eksternal
- Mengurutkan peluang dan ancaman berdasarkan tingkat strategis mereka
- Memindai lingkungan internal
- Memetakan kekuatan dan kelemahan perusahaan
- Meletakkan peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan ke dalam matrik
Matrik dalam analisis SWOT memiliki empat kuadran, yakni:
- Strength – Opportunity (S-O): menggunakan kekuatan internal untuk mengeksploitasi peluang di lingkungan eksternal. Misalnya, perusahaan memanfaatkan budaya inovatif untuk mendorong lebih banyak produk baru selama pertumbuhan ekonomi tinggi.
- Strength – Threat (S-T): menggunakan kekuatan internal untuk mengatasi ancaman eksternal. Misalnya, perusahaan memanfaatkan budaya inovatif selama resesi untuk fokus internal dengan mengembangkan efisiensi di berbagai operasi.
- Weakness – Opportunity (W-O): memperbaiki kelemahan internal menggunakan peluang eksternal. Misalnya, perusahaan mengurangi leverage keuangan selama lingkungan suku bunga rendah dengan mengganti surat utang mahal dengan yang lebih murah.
- Weakness – Threat (W-T): mengadopsi pendekatan defensif untuk meminimalisir ancaman eksternal terhadap kelemahan internal. Misalnya, perusahaan dengan leverage keuangan tinggi mengurangi pendanaan melalui utang selama lingkungan suku bunga tinggi dan beralih ke ekuitas atau kas internal.
Analisis kelompok strategis
Analisis kelompok strategis (strategic group analysis) membantu perusahaan mengidentifikasi siapa yang merupakan pesaing paling langsung dan karena itu, harus dipertimbangkan terlebih dahulu ketika memformulasikan strategi. Melalui analisis ini, perusahaan juga akan memahami atas dasar apa mereka bersaing.
Seperti peta pemangku kepentingan, perusahaan memetakan kelompok strategis ke dalam sebuah matriks, menggunakan dua variabel utama. Kemudian, mereka mengidentifikasi dan menempatkan perusahaan pesaing ke dalam matriks tersebut.
Variabel bisa bervariasi antar bisnis, misalnya:
- Harga produk
- Kualitas produk
- Segmen pasar yang dilayani
- Area operasi
- Luas lini produk (product-line breadth)
- Jangkauan geografis
- Saluran distribusi yang digunakan