Contents
Apa itu: Margin EBIT adalah rasio profitabilitas untuk mengukur seberapa efisien perusahaan mengkonversi pendapatannya menjadi keuntungan, sebelum membayar bunga dan pajak. Kita menghitungnya dengan membagi EBIT dengan pendapatan. Rasio yang tinggi adalah lebih baik karena perusahaan mampu mentranslasikan pendapatan yang didapatkan ke dalam lebih banyak keuntungan.
Margin keuntungan ini mengabaikan strategi pendanaan perusahaan karena mengecualikan bunga dari perhitungan. Begitu juga, kita juga mengecualikan pajak untuk mendapatkan angka EBIT – sehingga, itu tidak dipengaruhi oleh variasi dalam tarif pajak antar yurisdiksi berbeda.
Bagaimana menghitung margin EBIT?
Pertama kita harus mendapatkan angka EBIT untuk menghitung margin EBIT. Perusahan mungkin tidak menyajikannya sebagai akun terpisah di laporan laba rugi. Oleh karena itu, kita harus menghitungnya secara manual – saya jelaskan di bawah.
Kemudian, setelah mendapatkan EBIT, kita membaginya dengan pendapatan. Berikut adalah rumus margin EBIT:
- Margin EBIT = EBIT / Pendapatan
Ambil contoh sederhana. Sebuah perusahaan membukukan pendapatan sebesar $4 juta. Untuk mencetak pendapatan tersebut, perusahan menanggung HPP sebesar $2 juta dan beban operasional sebesar $1,2 juta.
Dalam kasus tersebut, perusahaan membukukan EBIT sebesar $800.000 = $4 juta – $2 juta – $1,2 juta. Sehinga, margin EBIT sama dengan 20.0% = $800.000 / $4 juta.
Beberapa analis mungkin memulai perhitungan EBIT dari pendapatan. Mereka kemudian mengurangi itu dengan harga pokok penjualan (HPP) dan beban penjualan, umum dan administrasi (beban operasi). Dalam kasus ini, itu akan sama dengan laba operasi karena mengabaikan keuntungan (kerugian) non-operasional. Alasan mereka mengecualikan item non-operasional mungkin karena nilainya relatif kecil dan cenderung tidak berulang di masa mendatang.
- EBIT = Pendapatan – HPP – Beban operasional
Dalam kasus lain, analis menghitung EBIT dengan menambahkan kembali bunga dan pajak ke laba bersih. Sehingga, berbeda dari pendekatan sebelumnya, perhitungan ini memasukkan keuntungan (kerugian) non-operasional.
- EBIT = Laba bersih – Beban bunga – Pajak
Mana yang lebih tepat dari dua pendekatan di atas, itu tergantung pada kebijaksanaan kita. Memasukkan item non-operasional bisa membuat angka EBIT cenderung volatile. Tapi, pada kasus tertentu, tidak memasukkan mereka bisa mempengaruhi angka EBIT karena nilai mereka signifikan.
Bagaimana menginterpretasikan margin EBIT?
Sebagaimana ketika kita menginterpretasikan margin profitabilitas lainnya, margin EBIT yang lebih tinggi adalah lebih baik. Kenaikannya menunjukkan perusahan berhasil mengkonversi pendapatan ke dalam lebih banyak keuntungan. Dengan kata lain, perusahaan mendapatkan pendapatan pada biaya yang lebih rendah. Sehingga, pendapatan mungkin meningkat lebih tinggi daripada kenaikan biaya.
Sebaliknya, margin EBIT yang rendah adalah kurang disukai. Itu menunjukkan perusahaan kurang efisien dalam beroperasi. Sehingga, perusahan hanya bisa mengkonversi pendapatan menjadi lebih sedikit keuntungan karena biaya yang tinggi. Akibat selanjutnya, lebih sedikit keuntungan yang tersedia untuk membayar bunga ke kreditur dan pajak ke pemerintah.
Perbandingan historis
Membandingkan margin EBIT secara historis penting untuk mengevaluasi apakah perusahaan menghasilkan pendapatan dan mengelola biaya secara lebih baik. Misalnya, ketika margin naik dari waktu ke waktu, itu menunjukkan kondisi yang membaik karena perusahaan berhasil membukukan pendapatan pada biaya yang lebih efisien.
Perusahaan mungkin memiliki margin laba kotor yang lebih tinggi karena beralih ke strategi diferensiasi. Sehingga, margin keuntungan per unit yang terjual relatif tinggi karena membebankan harga premium. Pada saat yang sama, perusahaan mengelola biaya secara efisien seperti sebelumnya.
Perbandingan dengan peers
Seberapa tinggi margin EBIT yang ideal, kita sebaiknya membandingkannya dengan yang normal di industri. Jika rata-rata margin EBIT untuk seluruh perusahaan di industri relatif rendah, itu mungkin akibat faktor eksternal seperti persaingan yang ketat.
Semua perusahan di industri yang sama akan menghadapi ancaman dan peluang yang sama. Seberapa baik mereka menghadapi itu semua dan mencatatkan keuntungan yang lebih baik, itu tergantung pada kekuatan dan kelemahan di masing-masing perusahaan (faktor internal).
Oleh karena itu, jika sebuah perusahaan membukukan margin EBIT yang sedikit lebih rendah daripada rata-rata, kemungkinan besar penyebabnya adalah strategi atau manajemen yang buruk. Misalnya, perusahaan mungkin membukukan volume penjualan lebih rendah karena pemasaran dan produk yang buruk. Di saat yang sama, perusahan menghadapi biaya yang lebih tinggi daripada pesaingnya, misalnya karena skala ekonomi yang rendah.
Mengapa menggunakan margin EBIT?
Margin EBIT merupakan metrik profitabilitas tanpa memperhitungkan pengaruh bunga dan pajak. Secara spesifik, itu menggambarkan efisiensi karena kita membandingkan keuntungan yang tersisa dengan pendapatan. Dan, perusahaan yang efisien adalah ketika berhasil mendapatkan pendapatan pada biaya yang rendah.
Menilai seberapa menguntungkan bisnis inti
Sekarang asumsikan kita menganalisis perusahaan manufaktur. Jika kita menghitung EBIT dengan mengecualikan item non-operasi, maka kita akan mendapatkan wawasan tentang seberapa menguntungkan bisnis inti perusahaan. EBIT tidak dipengaruhi oleh item seperi keuntungan (kerugian) translasi dan pendapatan bunga; yang mana tidak terkait dengan bisnis inti. Itu hanya memperhitungkan pendapatan dan beban operasi sehari-hari.
Ketika kita mengevaluasi sebuah perusahaan kita harus memeriksa bisnis intinya karena itu yang akan mendatangkan pendapatan dalam jangka panjang. Sehinga, ketika kita mengevaluasi seberapa sukses perusahaan manufaktur, kita memeriksa berapa pendapatan yang dibukukan dari menjual produk dan berapa biaya yang terlibat; bukan berapa banyak keuntungan dari fluktuasi nilai tukar atau menginvestasikan kas di surat berharga.
Tidak terdistorsi oleh bunga dan pajak
Variasi dalam pajak dan leverage keuangan bisa membuat margin keuntungan antar perusahaan kurang dapat diperbandingkan. Ambil margin laba bersih sebagai sebuah kasus. Untuk mendapatkannya, kita mengurangkan beban bunga dan pajak. Sehingga, seberapa tinggi leverage dan berapa pajak yang dibayar akan mempengaruhi angkanya.
Sebaliknya, beban bunga dan pajak tidak mempengaruhi EBIT karena kita mengecualikan keduanya dari perhitungan. Sehingga, kita memperlakukan semua perusahaan secara sama terlepas apakah mereka memiliki lebih banyak mengandalkan utang untuk membiayai operasi atau tidak dan apakah mereka beroperasi di yurisdiksi dengan tarif pajak tinggi atau tidak. Karena alasan ini, kita juga dapat mengatakan EBIT mewakili laba yang tersedia bagi perusahan untuk membayar beban bunga dan pajak. Sehingga, jika lebih tinggi daripada keduanya, itu lebih baik.
Bacaan selanjutnya
- Rasio Profitabilitas: Formula, Jenis dan Contoh
- Margin Laba Kotor: Formula, Perhitungan, dan Interpretasi
- Margin Laba Operasi: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
- Margin Laba Sebelum Pajak: Perhitungan dan Interpretasinya
- Margin Laba Bersih: Formula, Perhitungan, Interpretasi
- Return on Asset (ROA): Perhitungan dan Interpretasi
- Operating ROA: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
- Return on Equity (ROE): Perhitungan dan Interpretasi
- Margin EBIT: Perhitungan dan Interpretasi
- Return on Common Equity (ROCE): Perhitungan dan Interpretasi
- Margin EBITDA: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
- Margin NOPAT: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
- Margin EBIAT: Formula, Perhitungan dan Interpretasi
- Return on Invested Capital (ROIC): Perhitungan dan Interpretasi