Contents
Apa itu: Pendalaman modal (capital deepening) adalah investasi untuk meningkatkan rasio modal per pekerja (capital-to-labor ratio) meningkat. Itu adalah salah satu cara kita untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan output potensial dalam jangka panjang.
Mengasumsikan pasokan tenaga kerja (diukur dari angkatan kerja) tidak berubah, pendalaman meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Karena jumlah barang modal seperti mesin bertambah, orang dapat menggunakannya untuk meningkatkan produksi. Selain itu, kemajuan teknologi barang modal juga memungkinkan kita berproduksi secara lebih efisien dan menghasilkan lebih banyak output dari jumlah input yang sama.
Mengapa pendalaman modal penting
Pendalaman modal mengacu pada kenaikan rasio persediaan modal per pekerja. Contoh barang modal di dalam perekonomian termasuk mesin, perlengkapan, kendaraan, gedung, dan lain sebagainya. Mereka esensial dalam proses produksi.
Rasio modal per pekerja terkait erat dengan produktivitas tenaga kerja. Dengan lebih banyak mesin tersedia, misalnya, kita dapat memproduksi lebih banyak barang dan jasa.
Pertimbangkan pabrik kendaraan bermotor. Jika perusahaan membeli beberapa mesin dan teknologi robotika, mereka mereka dapat menghasilkan lebih banyak kendaraan dalam jumlah waktu yang sama.
Secara agregat, pendalaman modal mengarah peningkatan kapasitas produktif di dalam perekonomian.
Apa yang menyebabkan pendalaman modal
Rasio modal per pekerja adalah fungsi dari persediaan modal dan jumlah tenaga kerja. Jika kita tulis dalam persamaan matematis sederhana, itu akan sama dengan:
- Rasio modal per pekerja = Persediaan modal/Total pasokan tenaga kerja
Dari rumus di atas, anda dapat melihat, rasio modal per pekerja akan lebih tinggi ketika persediaan modal meningkat atau total pasokan tenaga kerja menurun.
Persediaan modal mewakili akumulasi modal dari waktu ke waktu. Itu tergantung pada investasi di dalam perekonomian (disebut juga investasi bruto) dan depresiasi dari aset modal. Ekonom menyebut selisih investasi bruto dengan depresiasi sebagai investasi neto. Sehingga, kita dapat katakan, persediaan modal meningkat selama investasi neto positif.
Secara agregat, angkatan kerja mewakili pasokan tenaga kerja di dalam perekonomian. Itu berubah karena beberapa faktor seperti pertumbuhan populasi, tingkat partisipasi angkatan kerja, dan imigrasi bersih (jumlah bersih orang yang keluar dan masuk ke sebuah negara).
Jika anda mengaitkan rasio modal per pekerja dengan output, maka tidak hanya kuantitas modal dan pekerja yang mempengaruhi jumah produksi, tetapi kualitas keduanya. Kualitas tergantung pada faktor seperti teknologi dan tingkat pendidikan dan keterampilan pekerja.
Teknologi yang lebih maju membuat kita dapat memproduksi lebih banyak output menggunakan input yang sama. Kita juga dapat memproduksi barang dan jasa lebih cepat. Misalnya, komputer memungkinkan anda untuk membuat lebih banyak artikel daripada mesin ketik. Anda juga dapat lebih cepat membuat satu artikel menggunakan komputer daripada mesin ketik.
Selanjutnya, pendidikan dan keterampilan pekerja juga berpengaruh terhadap produktivitas mereka dalam menggunakan barang modal. Meski jumlah mesin bertambah, itu tidak akan berproduksi secara optimum jika pekerja tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk mengoperasikannya.
Dampak tingkat tabungan terhadap pendalaman modal
Tingkat tabungan nasional berpengaruh terhadap pendalaman modal. Tingkat tabungan yang lebih tinggi meningkatkan pasokan dana yang dapat dipinjamkan (loanable funds) di dalam perekonomian. Kita dapat menggunakannya untuk berinvestasi di barang modal, meningkatkan persediaan modal.
Katakanlah, rumah tangga menyisihkan lebih banyak pendapatannya untuk ditabung. Mereka kemudian menginvestasikannya ke pasar modal, misalnya dengan membeli surat utang korporasi. Perusahaan kemudian menggunakan dana dari penerbitan surat utang korporasi untuk membeli barang modal dan membangun pabrik baru. Sehingga, secara umum, semakin tinggi tingkat tabungan semakin tinggi dana yang tersedia untuk penggunaan produktif (investasi).
Perbedaan antara capital widening dengan capital deepening
Pelebaran modal (capital widening) adalah ketika persediaan modal meningkat pada tingkat yang sama dengan angkatan kerja. Sebagai hasilnya, modal per pekerja tetap konstan. Misalnya, jika angkatan kerja meningkat 5%, maka persediaan modal meningkat 5%.
Penambahan persediaan modal setara dengan investasi neto, yakni selisih antara investasi bruto dengan depresiasi. Jika depresiasi adalah sekitar 2%, maka untuk meningkatkan persediaan modal sebesar 5%, perekonomian meningkatkan investasi bruto sebesar 7%. Investasi bruto adalah uang yang harus kita habiskan untuk investasi aset modal tanpa mempertimbangkan depresiasi.
Sementara itu, seperti yang sebelumnya saya jelaskan, pendalaman modal melibatkan peningkatan modal per pekerja. Oleh karena itu, dalam kasus tersebut, pendalaman modal terjadi jika persediaan modal meningkat lebih dari 5%. Karena depresiasi adalah sekitar 2%, maka perekonomian membutuhkan investasi bruto lebih dari 7%. Dengan begitu, investasi berkontribusi pada peningkatan output agregat melalui peningkatan produktivitas (output per pekerja) dan teknologi yang lebih baik.
Dampak pendalaman modal terhadap perekonomian dalam jangka panjang
Untuk menjelaskannya, saya mengambil model pertumbuhan Solow. Model tersebut menunjukkan ke anda dua penentu pertumbuhan ekonomi. Mereka adalah:
- Tenaga kerja
- Modal
Persamaannya adalah sebagai berikut:
Y = A Kα Lβ
Dimana
- Y = Output agregat
- L = Jumlah tenaga kerja
- K = Persediaan modal
- A = produktivitas faktor total (total factor productivity), mewakili kemajuan teknologi
- α = Elastisitas output modal (α < 1)
- β = Elastisitas output tenaga kerja (β < 1), di mana α + β = 1
Jika kita tulis ulang persamaan di atas menjadi output per pekerja, kita mendapatkan persamaan berikut:
Y/L = A (K/L)α
Di mana K/L mewakili modal per pekerja dan Y/L mewakili output per pekerja.
Nilai α kurang dari 1 dan itu menunjukkan produktivitas marginal modal semakin menurun. Ketika modal per pekerja telah tinggi, setiap pendalaman modal hanya akan akan menghasilkan tambahan output agregat yang lebih rendah daripada jika rasio modal per pekerja masih rendah. Dengan kata lain, semakin tinggi modal per pekerja, semakin rendah kontribusi pendalaman modal terhadap peningkatan output agregat.
Modal per pekerja adalah tinggi di negara maju dan rendah di negara berkembang. Oleh karena itu, setiap tambahan investasti modal, itu akan menghasilkan peningkatan output yang lebih signifikan di negara berkembang daripada negara maju.
Sehingga, seharusnya ada konvergensi antara pendapatan per kapita negara maju dengan negara berkemnag. Pendapatan per kapita negara berkembang tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju. Pada satu titik, itu akan menyamai negara maju.
Namun, realitanya tidak demikian. Negara berkembang belum dapat menyamai negara maju. Alasannya, dari model di atas, ada faktor residual, yakni produktivitas faktor total (A), yang sebagian besar disumbang oleh faktor kemajuan teknologi. Itu memungkinkan negara maju dapat mempertahankan dominasinya dan selangkah di depan negara berkembang.