• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Cerdasco

Pengetahuan Lebih Baik. Wawasan Anda Lebih Tajam

  • Bisnis
  • Ekonomi
  • Keuangan
Home › Keuangan › Analisa keuangan

Penetapan Biaya Penuh: Konsep, Komponen, Pro dan Kontra

July 15, 2023 · Ahmad Nasrudin

Penetapan Biaya Penuh Konsep Komponen Pro dan Kontra

Contents

  • Komponen full costing
  • Perbedaan full costing dengan variable costing
  • Kelebihan dan kekurangan metode full costing
  • BACAAN SELANJUTNYA

Apa itu: Penetapan biaya penuh (full costing) adalah teknik akuntansi biaya yang memperhitungkan semua biaya untuk menghasilkan satu unit produk, baik overhead tetap maupun variabel. Biaya tersebut termasuk biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan semua biaya overhead. Istilah lain penetapan biaya penuh adalah istilah penetapan biaya penyerapan (absorption costing).

Komponen full costing

Metode full costing memperhitungkan biaya overhead tetap. Oleh karena itu, nilainya akan melekat pada harga pokok persediaan, baik untuk barang jadi maupun persediaan barang dalam proses. Itu berbeda dengan metode penetapan biaya variabel (variable costing) yang mana hanya memasukkan biaya overhead variabel.

Dengan demikian, biaya produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur-unsur biaya sebagai berikut :

Biaya bahan baku (raw material costs)xx
+ Biaya tenaga kerja langsung (direct labor costs)xx
+ Biaya overhead tetap (fixed overhead costs)xx
+ Biaya overhead variabel (variable overhead costs)xx
= Harga Pokok Produksixx
  • Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung adalah biaya yang berkaitan langsung dengan proses produksi. Perusahaan dapat melacaknya secara langsung ke output. Mereka mencakup upah staf, dan biaya bahan baku apa pun yang digunakan.
  • Biaya overhead tetap adalah biaya yang tidak berubah, terlepas dari volume produksi. Contohnya adalah sewa fasilitas produksi. Perusahaan harus membayarnya, bahkan jika tidak menghasilkan output.
  • Biaya overhead variabel adalah biaya tidak langsung dari operasi bisnis dan nilainya berfluktuasi seiring dengan aktivitas manufaktur. Misalnya, gaji tenaga kerja tambahan di bagian produksi.

Dalam akuntansi penetapan biaya penuh, berbagai pengeluaran ini bergerak bersama produk melalui akun persediaan hingga produk tersebut terjual. Perusahaan kemudian mengakuinya dalam laporan laba rugi sebagai beban pokok penjualan (cost of good sold atau COGS).

Perbedaan full costing dengan variable costing

Penentuan biaya variabel (variable costing) adalah alternatif untuk metode full costing. Perbedaan keduanya terletak pada perlakuan biaya overhead tetap, seperti gaji dan sewa gedung.

Di bawah variable costing, perusahaan mengecualikan biaya overhead tetap dalam perhitungan biaya produksi. Dengan kata lain, metode ini hanya mengakui biaya yang berkontribusi langsung terhadap proses produksi. Selanjutnya, perusahaan membebankan biaya overhead tetap selama periode terjadinya.

Sebaliknya, di bawah full costing, perusahaan mengakui biaya overhead tetap sebagai beban ketika barang atau jasa dijual. Sehingga, biaya tetap tersebut akan melekat pada produk sampai produk terjual.

Pemilihan keduanya memiliki efek yang cukup besar terhadap laporan keuangan perusahaan. 

Meskipun demikian, dalam praktiknya, tidak ada metode mana yang lebih baik. Beberapa perusahaan menemukan variable costing lebih efektif, sementara yang lain lebih menyukai full costing. Pemilihan kedua metode penetapan biaya tersebut tergantung pada sikap manajerial, perilaku, dan desain perusahaan yang berkaitan dengan pengambilan dan penilaian biaya input yang akurat.

Kelebihan dan kekurangan metode full costing

Full costing menawarkan beberapa kelebihan.

Pertama, full costing menghasilkan biaya produksi yang lebih akurat. Perusahaan mempertimbangkan semua biaya overhead. 

Kedua, angka persediaan lebih tinggi. Karena memasukkan biaya tetap dalam perhitungan biaya produksi, maka selama produk belum terjual, biaya tersebut melekat pada produk. Sehingga, itu mengakibatkan angka persediaan yang lebih tinggi.

Ketiga, laba operasional dan laba bersih yang dilaporkan lebih tinggi. Karena melekat pada produk, perusahaan akan mengakui biaya overhead tetap ke dalam harga pokok penjualan hanya ketika produk terjual. Jika belum terjual, biaya overhead masih tetap melekat di persediaan. Itu menghasilkan angka laba operasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan variable costing. Sebaliknya, di bawah variable costing, perusahaan mengakui biaya overhead tetap dalam beban operasional meski barang belum terjual.

Penetapan biaya penuh juga memiliki beberapa kelemahan.

Pertama, perusahaan lebih sulit untuk membandingkan keuntungan dari lini produk yang berbeda. Full costing mempertimbangkan semua biaya, bahkan untuk yang tidak tidak terkait langsung dengan lini produk tertentu. Karena menggunakan fasilitas produksi yang sama untuk menghasilkan beberapa lini produk, perusahaan mengalami kesulitan untuk membebankan biaya overhead tetap ke masing-masing lini. 

Kedua, analisis biaya-volume-laba lebih sulit. Perusahaan tidak dapat menghitung secara akurat biaya dan keuntungan masing-masing lini. Itu membuat perusahaan sulit untuk menentukan berapa banyak produk yang harus diproduksi dan dijual untuk mencapai titik profitabilitas, dan meningkatkan efisiensi operasional untuk masing-masing lini.

Ketiga, itu membuat harga jual lebih tinggi ketika perusahaan menggunakan markup pricing. Di bawah markup pricing, perusahaan menambahkan persentase keuntungan ke biaya unit. Karena full costing memperhitungkan semua biaya, maka harga jual akan lebih tinggi dibandingkan dengan variable costing.

BACAAN SELANJUTNYA

  • Bunga Add-On
  • Biaya Administrasi
  • Biaya Tenaga Kerja Langsung
  • Biaya Overhead
  • Biaya Tidak Langsung
  • Belanja Modal
  • Biaya Bahan Baku Langsung
  • Sunk Cost: Contoh, Kekeliruan
  • Penganggaran Top-Down: Konsep, Tahapan, Keunggulan dan Kekurangan

TRENDING

  • Kurva Permintaan Agregat: Concept, Alasan Miring ke Bawah, dan Faktor yang Mempengaruhi
  • Anggaran Pemerintah: Komponen, Jenis dan Kebijakan Fiskal
  • Model Cournot: Konsep, Asumsi, Solusi, dan Kritik
  • Struktur Organisasi Vertikal: Karakteristik, Kelebihan, Kekurangan
  • Struktur Organisasi Horizontal: Karakteristik, Kelebihan, Kekurangan
  • Kelompok Penekan: Definisi, Contoh, Jenis, Pentingnya
  • Cost-plus Pricing: Konsep, Formula, Cara Menghitung, Pro dan Kontra

TERBARU

  • Memahami Nilai Pelanggan Seumur Hidup: Pentingnya dan Faktor yang Mempengaruhinya
  • Strategi untuk Meningkatkan Nilai Pelanggan Seumur Hidup
  • Proposisi Nilai Pelanggan: Mengapa Itu Penting + Sebuah Contoh
  • Menyusun dan Memastikan Proposisi Nilai Pelanggan yang Efektif
  • Menciptakan Nilai bagi Karyawan: Kunci Membangun Tenaga Kerja yang Produktif [Dengan Contoh]
  • Bagaimana Bisnis Menciptakan Nilai bagi Pelanggan [Dengan Contoh]
  • Penciptaan Nilai bagi Pemegang Saham dan Investor [Dengan Contoh]

CARI LEBIH BANYAK

KATEGORI

Analisa keuangan Bisnis Ekonomi Investasi Keuangan Makroekonomi Mikroekonomi Operasi Pemasaran Sumber daya manusia

Primary Sidebar

TRENDING

  • Kurva Permintaan Agregat: Concept, Alasan Miring ke Bawah, dan Faktor yang Mempengaruhi
  • Anggaran Pemerintah: Komponen, Jenis dan Kebijakan Fiskal
  • Model Cournot: Konsep, Asumsi, Solusi, dan Kritik

TERBARU

  • Memahami Nilai Pelanggan Seumur Hidup: Pentingnya dan Faktor yang Mempengaruhinya
  • Strategi untuk Meningkatkan Nilai Pelanggan Seumur Hidup
  • Proposisi Nilai Pelanggan: Mengapa Itu Penting + Sebuah Contoh

Copyright © 2025 · Tentang Kami  · Kebijakan Privasi dan Disclaimer  ·  Disclaimer Afiliasi  ·  Ketentuan Penggunaan  ·  Kebijakan Komentar  ·  Kontak Kami