Contents
Penetapan biaya variabel (variable costing) merupakan metode penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang hanya berperilaku variabel. Dengan demikian, komponen biaya produksi hanya terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel.
Lebih dalam tentang “Penetapan Biaya Variabel”
Bisnis mengikuti dua pendekatan penetapan biaya produksi: penetapan biaya variabel, juga dikenal sebagai penetapan biaya marjinal, dan [[penetapan biaya penuh]], juga dikenal sebagai penetapan biaya penyerapan. Yang pertama umumnya digunakan untuk pelaporan internal, sedangkan yang kedua untuk laporan ke pihak eksternal.
Perbedaan keduanya terletak pada komponen biaya. Penetapan biaya variabel hanya memperhitungkan biaya yang terkait langsung dengan produksi barang, yang mana sifatnya variabel. Sedangkan, penetapan biaya penuh, memperhitungkan semua biaya, baik itu yang bersifat variabel maupun tetap. Dengan demikian, biaya produksi berdasarkan metode variabel costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi berikut ini:
Biaya bahan baku | xx |
+ Biaya tenaga kerja langsung | xx |
+ Biaya overhead pabrik variabel | xx |
= Harga Pokok Produksi | xx |
Keuntungan
Perusahaan yang menggunakan metode variable costing mengalami lebih sedikit efek perubahan biaya ketika ada penyesuaian persediaan. Misalnya, perubahan biaya produk, harga jual, atau bauran penjualan perusahaan tidak akan mempengaruhi laba untuk periode akuntansi. Perusahaan dapat mengharapkan pelaporan laba yang lebih mulus selama beberapa periode akuntansi.
Metode variable costing memudahkan untuk memperkirakan laba di masa depan karena tinggal disesuaikan dengan perkiraan output. Ini berbeda dengan full costing, yang mana harus mengasumsikan biaya tetap di masa depan, yang mana biasanya sulit dilakukan.
Dengan lebih sedikit perubahan pada biaya persediaan akan menghasilkan catatan yang lebih baik atas biaya produksi aktual. Perusahaan juga dapat memecah setiap lini produk dengan variable costing, yang memberikan analisis yang lebih menyeluruh tentang operasi bisnis perusahaan. Menambahkan produk baru atau memperluas level produksi saat ini juga bergantung pada informasi yang konsisten ini.
Kerugian
Kerugian yang signifikan dengan penetapan biaya variabel adalah tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Sementara perusahaan dapat menggunakan metode pelaporan ini, auditor dapat menentang penggunaan biaya variabel. Ini karena dapat menciptakan distorsi untuk biaya produksi aktual.
Masalah lain dengan biaya variabel adalah pengurangan [[laba bersih]] yang dilaporkan. Mengeluaran biaya produksi tetap sebagai beban menurunkan laba bersih untuk setiap periode akuntansi. Perusahaan akan menghadapi kewajiban pajak yang lebih rendah dari lembaga pemerintah, menghemat uang bisnis. Namun, lembaga pemerintah dapat melihat ini sebagai pelaporan keuangan yang tidak patut dan menantang metode akuntansi keuangan perusahaan.