Contents
Apa itu: Sebagai faktor produksi, tenaga kerja (labor) merujuk pada usaha pekerja (fisik dan mental) yang digunakan dalam proses produksi. Itu berkonotasi pada apa yang dikontribusikan oleh individu (jasa), bukan merujuk pada individu itu sendiri (pekerja). Jadi, tenaga kerja juga dapat diartikan sebagai semua sumber daya manusia yang tersedia untuk digunakan dalam proses produksi. Dalam definisi yang lebih luas, itu merujuk pada modal manusia.
Kita membutuhkan tenaga kerja bersama dengan faktor lainnya seperti modal, tanah dan kewirausahaan. Keempatnya harus ada untuk bisnis bisa berjalan. Pengusaha, yang memasok kewirausahaan, menggabungkan dan mengorganisasikan tiga sumber daya lainnya untuk memulai bisnis. Mereka mengambil risiko dengan mengkomersialisasikan ide bisnis, berharap memperoleh untung.
Bisnis menggunakan pekerja untuk melakukan tugas dan pekerjaan di berbagai operasi. Mereka mungkin merekrut pekerja untuk mengoperasikan mesin, mengelola keuangan, mengemudikan kendaraan, atau mengerjakan pekerjaan administratif.
Hadiah untuk tenaga kerja adalah upah. Itu bisa mengambil bentuk upah, gaji, atau kompensasi lainnya seperti tunjangan kesehatan dan asuransi.
Tenaga kerja sebagai faktor produksi dalam ilmu ekonomi
Ekonom membagi sumber daya ekonomi (dikenal juga dengan faktor produksi) menjadi empat jenis:
- Tanah
- Modal
- Tenaga kerja
- Kewirausahaan
Dua pertama adalah sumber daya non manusia. Tanah mewakili sumber daya alam yang tersedia. Sedangkan, modal adalah alat buatan manusia. Keduanya adalah input untuk memproduksi barang dan jasa.
Kemudian, dua terakhir adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia berarti tenaga kerja dan kewirausahaan dikontribusikan oleh individu. Keduanya adalah input untuk produksi, hanya berbeda peran – dan karena itu, memperoleh kompensasi yang berbeda.
Tenaga kerja mengacu pada pekerjaan fisik dan mental yang dilakukan oleh individu untuk menghasilkan barang atau jasa. Itu mewakili apa yang dikontribusikan oleh pekerja. Mereka bekerja di bawah orang lain (pengusaha) dan tidak mengambil risiko untuk menyatukan tiga faktor lainnya. Sebagai kompensasi, mereka memperoleh upah.
Sebaliknya, kewirausahaan mengacu upaya individu untuk mengambil risiko untuk menjalankan bisnis. Itu mewakili apa yang dipasok oleh pengusaha. Dan, sebagai kompensasi, pengusaha berharap untuk memperoleh keuntungan – meski kadangkala, mereka juga harus menanggung kerugian karena kegagalan bisnis.
Pengusaha mengomersialisasikan ide bisnis dan memulai bisnis. Mereka menyatukan modal dan sumber daya alam sebagai input untuk menghasilkan barang atau jasa. Mereka juga merekrut pekerja.
Seringkali pengusaha dipandang sebagai inovator. Mereka mengembangkan cara baru untuk menghasilkan dan produk baru. Mereka mengembangkan berbagai produk baru, yang bahkan belum terbayangkan oleh orang-orang di masa itu sebagaimana komputer dan telepon genggam pada awal peluncurannya.
Kuantitas dan kualitas tenaga kerja
Kuantitas tenaga kerja penting untuk meningkatkan produksi. Dengan merekrut pekerja lebih banyak, bisnis bisa menghasilkan lebih banyak output.
Aspek penting lainnya adalah kualitas. Peningkatan kualitas membuat pekerja lebih produktif, memungkinkan mereka menghasilkan lebih banyak output. Kualitas bisa ditingkatkan melalui pelatihan, pendidikan, dan pengalaman.
Faktor lainnya adalah teknologi. Itu bisa meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan akses ke keterampilan atau pengetahuan. Misalnya, melalui internet, kita bisa banyak belajar tentang berbagai cara untuk mengatasi masalah harian. Itu lebih mudah dan murah daripada harus mengunjungi ke ahlinya atau pusat pelatihan.
Teknologi juga membuat kita semakin produktif melalui barang modal yang kita gunakan. Misalnya, bisnis bisa menghasilkan output lebih cepat dan pada skala yang lebih tinggi menggunakan mesin berteknologi lebih maju.
Karena alasan ini, dalam fungsi produksi, teknologi biasanya dianggap faktor eksogen bagi pertumbuhan produksi dan ekonomi. Itu berdampak di berbagai industri dan merangsang produktifitas tenaga kerja dan modal.
Jenis tenaga kerja
Ada berbagai jenis tenaga kerja, termasuk:
- Pekerja terampil – memiliki keahlian dalam bidang tertentu melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja. Contohnya adalah mekanik, apoteker, dan penulis. Terkadang mereka dipecah lagi menjadi pekerja terampil dan pekerja terdidik, di mana yang terakhir memiliki keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu melalui bersekolah atau pendidikan.
- Pekerja tidak terampil – lebih banyak mengandalkan upaya fisik. Pekerjaan mereka seringkali tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi atau pelatihan. Contohnya adalah kuli panggul dan buruh angkut.
- Pekerja lepas (freelance) – tidak berkomitmen kepada majikan dalam jangka waktu tertentu dan bekerja sendiri. Mereka bebas menentukan proyek apa yang mereka ambil, kapan melakukannya dan di mana mengerjakannya, menyesuaikan kesenangan pribadi mereka.
- Pekerja kontrak – melakukan tugas dan pekerjaan berdasarkan kontrak, yang mana menspesifikkan jenis pekerjaan, jangka waktu dan kompensasi yang diterima. Pekerja biasanya tidak menerima tunjangan. Ketika kontrak selesai, mereka menganggur kecuali pemberi kerja mengajukan kontrak perpanjangan untuk proyek lain atau mereka memperoleh pekerjaan di tempat lain.
- Pekerja tetap – terikat dengan kontrak kerja untuk bekerja di perusahaan. Mereka menerima gaji, biasanya bulanan, dan beberapa tunjangan sebagaimana kesepakatan di kontrak. Cuti atau membolos biasanya tidak mengurangi gaji mereka karena tidak tergantung pada jam kerja.
- Pekerja penuh waktu – bekerja secara terikat dengan jam kerja normal, misalnya 8 jam sehari atau 30-40 jam seminggu. Mereka biasanya adalah pekerja tetap dan menerima gaji bulanan yang mana tidak tergantung pada jam kerja.
- Pekerja paruh waktu – bekerja untuk jam kerja kurang dari jam kerja normal. Mereka mungkin mengambil beberapa pekerjaan selama satu hari untuk memaksimalkan pendapatan.
- Pekerja sementara – bekerja untuk jangka waktu tertentu atau untuk tugas atau proyek tertentu, setelah selesai mereka tidak lagi bekerja, kecuali mendapatkan pekerjaan yang lain.
- Pekerja musiman – bekerja hanya selama musim-musim tertentu, misalnya pekerja pariwisata. Setelah itu, mereka menganggur atau mencari pekerjaan non-musiman lainnya.
Permintaan tenaga kerja
Permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh:
- Aktivitas bisnis
- Tingkat upah
Ketika aktivitas bisnis meningkat, mereka membutuhkan lebih banyak pekerja untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa. Sebaliknya, permintaan terhadap pekerja menurun ketika aktivitas bisnis lesu.
- Ambil contoh pekerja musiman di sektor pariwisata. Permintaan pekerja meningkat selama musim puncak dan turun selama musim normal. Dan selama musim normal, pemberi kerja mungkin hanya mempertahankan pegawai inti saja.
- Permintaan pekerja dan aktivitas bisnis juga tergantung pada siklus ekonomi. Selama fase ekspansi, permintaaan terhadap barang dan jasa meningkat, mendorong bisnis untuk meningkatkan produksi dan merekrut lebih banyak pekerja. Sebaliknya, selama resesi, aktivitas bisnis dan permintaan pekerja jatuh karena permintaan lesu.
Selanjutnya, permintaan tenaga kerja berhubungan terbalik dengan tingkat upah. Ketika tingkat upah naik, bisnis kurang bersedia merekrut tenaga kerja lebih banyak karena mahal, meningkatkan biaya produksi mereka.
- Sebaliknya, upah yang rendah mendorong bisnis untuk meminta lebih banyak tenaga kerja. Mereka bisa meningkatkan produksi dengan menambah lebih banyak pekerja.
Selain kedua faktor, permintaan tenaga kerja juga dipengaruhi oleh faktor seperti keterampilan, pendidikan, teknologi yang tersedia, dan sifat produksi (padat modal atau padat karya).
Penawaran tenaga kerja
Di dalam perekonomian, pasokan total tenaga kerja direpresentasikan oleh angkatan kerja. Angkatan kerja mencakup penduduk usia kerja (15-64 tahun) yang saat ini bekerja plus yang menganggur tetapi secara aktif mencari pekerjaan. Itu mengecualikan berbagai orang seperti:
- Ibu yang tinggal di rumah.
- Mereka yang merawat keluarga dan tidak aktif mencari pekerjaan.
- Mereka yang sedang menempuh pendidikan.
- Pekerja putus asa (discouraged workers) yang telah menyerah dan berhenti mencari pekerjaan.
Berbagai faktor mempengaruhi pasokan tenaga kerja, termasuk:
- Tingkat upah – nominal dolar yang diterima pekerja, biasanya dinyatakan sebagai per jam kerja di dalam ilmu ekonomi.
- Pertumbuhan populasi – bertambahnya jumlah penduduk di sebuah negara.
- Tingkat kelahiran – jumlah individu yang lahir dalam waktu tertentu, biasanya dinyatakan per tahun per 1.000 penduduk.
- Tingkat kematian – – jumlah individu yang meninggal dalam waktu tertentu, biasanya dinyatakan per tahun per 1.000 penduduk.
- Tingkat partisipasi angkatan kerja – total angkatan kerja dibagi dengan populasi usia kerja.
- Emigrasi – mereka yang pindah keluar negeri dan tinggal permanen di sana.
- Imigrasi – orang asing yang pindah ke dalam negeri dan menetap secara permanen.
Pasokan tenaga kerja berhubungan positif dengan tingkat upah. Ketika tingkat upah naik, orang suka untuk memasok tenaga kerja mereka untuk mendapat dolar lebih banyak. Sebaliknya, ketika tingkat upah turun, orang lebih sedikit memasok tenaga kerja dan lebih suka menikmati waktu luang mereka.
- Tapi, pada tingkat upah tertentu, kenaikannya tidak mendorong orang memasok tenaga kerja lebih banyak. Justru mereka kurang bersedia memasok tenaga kerja. Itu kemudian membentuk backward bending supply curve of labor.