Contents
Kecenderungan menabung marjinal (marginal propensity to saving atau MPS) adalah bagian dari pendapatan tambahan yang akan ditabung. Kita menghitungnya dengan membagi perubahan dalam tabungan dengan perubahan dalam pendapatan disposabel. Karena individu mengalokasikan pendapatan tambahan hanya untuk konsumsi atau tabungan, maka nilai MPS akan antara 0 dan 1. MPS adalah 0 ketika semua pendapatan tambahan dikonsumsi dan 1 ketika semua pendapatan tambahan ditabung.
Formula dan contoh kencederungan menabung marjinal
Sebelum masuk ke detail, mari kita tinjau dasar-dasarnya.
Ekonom berasumsi bahwa rumah tangga membelanjakan pendapatan mereka ke dalam dua kategori pengeluaran: tabungan dan konsumsi. Maksud pendapatan di sini adalah pendapatan sekali pakai atau pendapatan disposabel. Pendapatan sekali pakai adalah penghasilan yang tersisa setelah rumah tangga membayar pajak (atau pendapatan setelah pajak). Jadi, jika rumah tangga memiliki pendapatan sekali pakai Rp200, dan menghabiskan Rp160 untuk barang dan jasa, itu berarti sisa Rp40 adalah untuk tabungan.
Singkatnya, jumlah tabungan dan konsumsi akan sama dengan pendapatan konsumen. Demikian juga, setiap kali menerima penghasilan tambahan, konsumen akan membelanjakannya untuk konsumsi dan tabungan.
Perubahan pendapatan disposabel = Perubahan dalam tabungan + Perubahan dalam konsumsi
Selanjutnya, apa kecenderungan marginal untuk menabung? Ini adalah bagian dari penghasilan tambahan yang dapat ditabung rumah tangga. Kita menghitungnya dengan rumus berikut:
Kecenderungan menabung marjinal (MPS) = Perubahan dalam tabungan / Perubahan dalam pendapatan disposabel
Mari kita hubungkan rumus di atas dengan konsep marginal propensity to consumption (MPC) , yang merupakan porsi uang ekstra yang dibelanjakan rumah tangga untuk barang dan jasa.
Kecenderungan menabung marjinal (MPS) = 1- Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC)
Sebagai contoh, seseorang memperoleh penghasilan tambahan sebesar Rp100.000, di mana Rp80.000 dihabiskan untuk konsumsi barang dan menabung sisanya (Rp20.000). MPS adalah 0,2 dan MPC 0,8.
Bagaimana kecenderungan menabung marjinal mempengaruhi pengganda ekonomi?
MPS dapat menjadi indikator potensi investasi dan pertumbuhan ekonomi. Tabungan rumah tangga adalah bagian dari tabungan nasional, yang mencerminkan pasokan dana pinjaman dalam perekonomian. Tingkat tabungan tinggi berarti bahwa negara tersebut memiliki banyak uang untuk digunakan untuk investasi.
Pengeluaran disposabel adalah penentu dasar MPS dan MPC. Penentu non-pendapatan lainnya dari kedua indikator adalah kekayaan, pinjaman, ekspektasi, dan suku bunga.
Semakin tinggi nilai MPS berarti, semakin besar potensi pasokan dana. Perusahaan dapat meminjam dana (melalui pasar modal) untuk membeli barang modal dan meningkatkan kapasitas produksinya. Demikian juga, pemerintah dapat meminjamnya melalui penerbitan surat utang untuk membiayai infrastruktur.
Efek berganda dari tabungan
Keynes memandang, stimulus pemerintah terhadap konsumsi domestik akan menimbulkan efek berganda pada perekonomian, yaitu:
Pengganda = 1 / (1-MPC)
Karena 1-MPC setara dengan MPS, besarnya efek pengganda MPS adalah sebagai berikut:
Pengganda = 1 / MPS
Dari rumus, semakin tinggi MPS, semakin kecil efek pengali. Dan, semakin rendah MPS, semakin tinggi efek pengganda. Singkatnya, peningkatan MPS tidak memiliki dampak besar pada perekonomian. Mengapa demikian?
Karena pasokan dana tidak merangsang produsen untuk meningkatkan produksi. Itu mungkin membuat suku bunga lebih rendah, mengurangi biaya investasi. Namun, itu tidak serta merta mendorong mereka untuk meningkatkan output dan merekrut pekerja baru.
Jadi, dalam jangka pendek, produksi hanya akan meningkat jika bisnis melihat permintaan yang cukup untuk menyerap output tambahan. Jika tidak, itu hanya akan menciptakan kelebihan pasokan di pasar, menekan harga, dan menekan margin keuntungan mereka.
Itu berbeda dengan konsumsi. Peningkatan konsumsi mencerminkan permintaan produk yang lebih tinggi. Produsen didorong untuk meningkatkan produksi karena output cenderung diserap oleh pasar. Dengan begitu, mereka bisa menghasilkan lebih banyak pendapatan.
Produsen mempekerjakan lebih banyak pekerja untuk memenuhi permintaan. Ini menghasilkan peningkatan penciptaan lapangan kerja dalam perekonomian, yang mengarah ke tingkat pengangguran yang lebih rendah.
Dalam kondisi tersebut, rumah tangga melihat peningkatan pendapatan, mendorong mereka untuk membelanjakan lebih banyak untuk barang dan jasa. Pengeluaran yang lebih tinggi merangsang produsen untuk meningkatkan output lebih lanjut dan mempekerjakan lebih banyak pekerja. Proses ini berlanjut dan menciptakan pengganda yang tinggi pada ekonomi.
Faktor penentu kencederungan menabung marginal
Pendapatan disposabel adalah penentu utama MPS. Dan, nilai-nilai MPS cenderung bervariasi antara kelompok pendapatan. Beberapa rumah tangga kaya mungkin membelanjakan lebih banyak untuk tabungan (MPS tinggi) daripada yang berpenghasilan rendah, yang membelanjakan lebih banyak untuk barang dan jasa (MPC tinggi).
Selain itu, faktor-faktor lain yang mempengaruhi MPS adalah kekayaan, suku bunga, dan situasi pekerjaan.