Contents
Siapa itu: Intrapreneur, atau internal entrepreneur, adalah seorang pengusaha yang bekerja di dalam sebuah organisasi. Mereka adalah karyawan perusahaan tapi berpikir dan bertindak seperti pengusaha. Mereka bersifat independen, proaktif, kreatif, dan menghasilkan ide dan inovasi baru bagi perusahaan tempat mereka bekerja.
Sama seperti pengusaha, intrapreneur mengambil tanggung jawab langsung dan risiko dalam menghasilkan ide bisnis dan mengkomersialisasikannya. Tapi, intrapreneur tidak mengambil semua risiko sebagaimana pengusaha.
Risiko akhir ada di perusahaan tempat intrapreneur bekerja. Mereka mungkin hanya kehilangan kesempatan untuk promosi dan kehilangan karir jika inisiatif mereka gagal. Tapi, jika berhasil, perusahaan mungkin akan menunjuk mereka menjadi pemimpin di unit bisnis baru yang dibentuk. Dan, bagi perusahaan tersebut, unit bisnis baru bisa menambah aliran pendapatannya.
Mengapa intrapreneurship penting?
Ada beberapa alasan mengapa menumbuhkan intrapreneurship adalah strategis bagi perusahaan. Berikut tiga alasannya adalah:
- Menghasilkan aliran pendapatan baru
- Mendorong motivasi di dalam perusahaan
- Mengesinambungkan keunggulan kompetitif
Mesin pertumbuhan baru
Intrapreneur mengenalkan ide – apakah itu tentang produk atau bisnis baru – yang mana bisa menjadi aliran pendapatan baru bagi perusahaan tempat mereka bekerja. Sehingga, perusahaan tersebut mendiversifikasi dan menumbuhkan pendapatan.
Itu sangat strategis dalam strategi pertumbuhan internal. Perusahaan tergantung pada kewirausahaan internal untuk mengejar proyek-proyek baru.
Motivasi
Beberapa karyawan mungkin senang dengan gagasan baru. Mereka menawarkan perspektif baru tentang sesuatu yang menurut mereka menjadi masalah. Dan, mereka mencoba mengubah status quo.
Dan mendorong kewirausahaan mereka adalah salah satu cara untuk memotivasi mereka. Mereka memiliki peluang untuk bereksperimen dan berinovasi untuk merealisasikan pemikiran pikiran ke dalam sebuah produk atau inovasi baru potensial.
Sebaliknya, tidak mendapatkan kesempatan semacam itu, mereka bosan dan jenuh dengan pekerjaan rutin mereka. Akhirnya, mereka akan meninggalkan perusahaan untuk menghindari stress dan mengejar karir di tempat lain untuk merealisasikan gairah mereka.
Keunggulan kompetitif
Lingkungan bisnis terus berubah, baik berkaitan dengan permintaan pasar, perekonomian, teknologi maupun persaingan. Itu membutuhkan inovasi dan gagasan baru untuk beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis semacam itu.
Sehingga, menumbuhkan kewirausahaan menjadi solusi untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang berubah dan untuk selalu unggul dibandingkan pesaing. Jika sukses, perusahaan bisa mengesinambungkan keunggulan kompetitifnya.
Apa saja karakteristik intrapreneur?
Wirausahawan dan intrapreneur berbagi beberapa kesamaan. Keduanya memiliki dorongan kuat untuk berinovasi. Keduanya juga senang untuk menantang status quo untuk memberikan solusi yang lebih baik atas masalah yang mereka temui.
- Pengambil risiko. Intrapreneur bersedia mengambil risiko untuk membawa perubahan pada status quo. Mereka dan berusaha memberikan solusi atas masalah melalui ide mereka. Kehilangan karir adalah risiko utama jika inisiatif mereka gagal.
- Inovatif. Jiwa intrapreneurship biasanya adalah kreatif dalam memecahkan masalah, senang mencoba hal yang baru dan lebih baik, dan memandang masalah sebagai sebuah peluang untuk diselesaikan.
- Komitmen. Pengusaha internal bertanggung jawab untuk menyelesaikan apa yang mereka mulai dan pantang menyerah. Mereka mencurahkan banyak usaha, waktu dan energi untuk membuat ide mereka berhasil.
- Kepemimpinan. Intrapeneurship membutuhkan keterampilan kepemimpinan yang kuat dan efektif. Kecerdasan emosional adalah aspek vital lainnya, yang mana diperlukan untuk memotivasi tim untuk bekerja menuju tujuan yang sama.
- Perancang strategi yang baik. Intrapreneur tahu apa yang mereka butuhkan untuk merealisasikan ide bisnis, termasuk memilih tim dan mengorganisasikan sumber daya.
Bagaimana cara kerja intrapreneurship?
Beberapa perusahan seringkali mendorong intrapreneurship diantara karyawannya. Itu bisa menumbuhkan budaya inovasi, yang mana bisa menjadi kompetensi inti mereka untuk membangun keunggulan kompetitif.
Intrapreneurship semakin strategis ketika perusahaan lebih suka mengambil strategi pertumbuhan internal daripada eksternal. Karena dengan berpikir layaknya pengusaha, intrapreneur akan mencari peluang bisnis untuk menumbuhkan perusahaan.
Siapa yang bisa menjadi intrapreneur? Mereka bisa setiap orang di dalam perusahaan. Mereka bekerja di perusahaan untuk mengembangkan ide dan produk baru dalam batas-batas kebijakan internal perusahaan. Mereka menerapkan keterampilan kewirausahaan ke dalam peran yang mereka miliki di perusahaan.
Misalnya, perusahaan memberi wewenang seorang karyawan untuk melakukan inisiatif kewirausahaan independen. Dia mengelola sebuah proyek untuk merealisasikan ide yang dia usulkan ke manajemen. Untuk menjalankannya, dia membutuhkan sumber daya, termasuk tim, dan perusahaan memfasilitasi itu.
Kemudian, jika sukses dikomersialisasikan, proyek tersebut bisa menjadi unit bisnis terpisah atau anak perusahaan. Dia mungkin ditunjuk untuk memimpin anak perusahaan.
Perusahaan besar seperti Sony, Facebook, dan Lockheed Martin mengandalkan entrepreneurship untuk menumbuhkan bisnis. Perusahaan raksasa lainnya adalah Google. Mereka mendorong dan mendanai intrapreneur untuk membuat dan mengawasi proyek-proyek pilihan mereka sendiri.
Misalnya, Google mengenalkan “kebijakan waktu 20%“. Perusahaan mendorong karyawan untuk tidak menghabiskan seluruh waktunya hanya untuk mengerjakan tugas rutin. Tapi, perusahaan mendorong mereka untuk menghabiskan setidaknya 20 persen waktu kerja mereka untuk untuk menggali ide dan penemuan baru. Google Chrome contoh hasilnya.
Apa perbedaan antara pengusaha dan intrapreneur?
Intrapreneur berbeda dari pengusaha karena mereka:
- Bekerja sebagai karyawan perusahaan. Sedangkan, pengusaha adalah independen, di luar organisasi.
- Memberikan solusi dengan terlibat dalam inovasi produk dan mungkin juga inovasi proses untuk menghasilkan nilai bagi perusahaan. Pengusaha memberikan solusi dengan menawarkan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
- Menanggung risiko yang minimal. Sedangkan, pengusaha menanggung semua risiko, termasuk kegagalan bisnis dan kemungkinan kehilangan modal awal yang diinvestasikan.
- Menerima kompensasi seperti gaji dan tunjangan. Jika berhasil, mereka mungkin promosi atau ditunjuk sebagai pemimpin di unit bisnis baru. Tapi itu tidak berlaku bagi pengusaha. Mereka mendapatkan kompensasi hanya jika jika bisnis mereka menghasilkan laba. Jika bisnis gagal, mereka kehilangan uang.
- Terikat dengan peraturan dan kebijakan perusahaan karena bekerja di perusahaan. Sedangkan, pengusaha bebas dan independen. Mereka tidak terikat aturan dan kebijakan organisasi manapun.
- Didukung sumber daya yang disediakan perusahaan. Tapi, pengusaha mengumpulkan dan mengorganisasikan sumber daya oleh diri mereka sendiri. Itu termasuk mengajukan proposal dan rencana bisnis kepada investor untuk memperoleh modal.
- Memberikan manfaat bagi perusahaan. Ide bisnis bisa menambah aliran pendapatan baru atau untuk menopang keunggulan kompetitifnya. Sedangkan, pengusaha memperoleh keuntungan untuk diri mereka sendiri.
- Menghasilkan inovasi untuk pelanggan internal atau eksternal. Pengusaha memulai bisnis untuk menjual produk ke orang lain.
Tapi, intrapreneur dan pengusaha berbagi kesamaan.
- Mengambil risiko untuk mengkomersialisasikan ide bisnis. Keduanya menggunakan keterampilan kewirausahaan mereka dalam bisnis untuk berinovasi.
- Memimpin dalam mempromosikan inovasi dan ide-ide baru. Keduanya seringkali menantang status quo dan berusaha untuk memberikan solusi atas masalah.
- Berusaha menghasilkan manfaat. Intrapreneur berkontribusi terhadap keuntungan dan keunggulan kompetitif perusahaan tempat mereka bekerja. Sedangkan, pengusaha menghasilkan keuntungan untuk diri mereka sendiri.
- Memiliki kendali atas proyek untuk ide bisnis yang sedang mereka kerjakan. Pengusaha memiliki kendali penuh sedangkan, intrapreneur bisa memiliki kendali penuh bisa tidak, tergantung kebijakan di tempat mereka bekerja.