Contents
Jawabannya tidak. Itu terjadi kepada siapa saja. Kuncinya adalah ketidakcukupan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Dan kelangkaan terjadi ketika sumber daya yang tersedia secara terbatas kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kita yang tidak terbatas. Sehingga, secara alami, tidak mungkin yang terbatas bisa mencukupi sesuatu yang tidak terbatas. Dan situasi tersebut bisa terjadi ke siapa saja, entah orang miskin ataupun orang kaya.
Pada dasarnya, setiap orang menginginkan lebih dari yang mereka miliki. Misalnya, di satu sisi, orang miskin menginginkan berbagai barang yang mereka butuhkan dan dambakan. Namun, mereka tidak memiliki cukup uang untuk membeli barang-barang tersebut. Pendapatan mereka hanya cukup untuk beberapa barang saja, yang esensial bagi kehidupan mereka.
Di sisi lain, mereka mungkin memiliki waktu luang yang lebih banyak daripada orang kaya. Mereka mungkin tidak bekerja sehingga menghabiskan lebih banyak waktu untuk keperluan pribadi, termasuk keluarga.
Sebaliknya, uang mungkin bukan menjadi masalah bagi orang kaya. Mereka bisa memenuhi semua kebutuhan materi mereka dengan mudah. Mereka bisa menjangkau barang-barang mewah dengan mudah. Namun, keinginan mereka terus ada. Mereka tidak puas dengan apa yang mereka miliki. Misalnya, orang-orang yang kaya mungkin ingin menjadi lebih kaya. Sehingga, mereka menginvestasikan uang mereka, bukan untuk konsumsi sekarang.
Bahkan, ketika uang sama sekali bukan masalah bagi orang kaya, mereka masih menghadapi kelangkaan. Misalnya, mereka kekurangan waktu untuk melakukan semua yang ingin mereka lakukan. Mereka mungkin terlalu sibuk bekerja. Sehingga, mereka tidak memiliki cukup waktu untuk liburan atau bersama keluarga mereka. Katakanlah, mereka memiliki waktu luang dan keluarga, tapi 24 jam mungkin tidak cukup untuk membuat semua keputusan bisnis mereka.
Apa yang menyebabkan kelangkaan?
Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, kelangkaan terjadi ketika kita memenuhi yang tidak terbatas dengan yang terbatas. Secara spesifik, dalam ilmu ekonomi, kita memenuhi permintaan terhadap sumber daya tersedia terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kita yang tidak terbatas. Sehingga, karena kita menggunakan sumber daya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan kita, permintaan terhadap mereka melebihi pasokan. Akibatnya, beberapa sumber daya menipis jika kita gunakan terus menerus, dan tidak akan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Kelangkaan seringkali terjadi pada sumber daya tak terbarukan seperti mineral logam dan minyak bumi. Mereka tersedia pada kuantitas tertentu. Mereka akan habis jika kita gunakan dari waktu ke waktu, meski kita menggunakan mereka secara hati-hati. Misalnya, kita mungkin menambang mereka sedikit demi sedikit. Tapi, karena pasokan mereka tidak bisa memperbarui dengan sendirinya – atau setidaknya membutuhkan jutaan tahun – ketersediaan mereka mulai menipis dari waktu ke waktu seiring dengan penambangan mereka.
Kelangkaan juga dapat melibatkan sumber daya yang berpotensi terbarukan. Itu terjadi jika konsumsi mereka lebih cepat daripada kemampuan mereka untuk mengisi kembali. Misalnya, ketika kita menebang pohon, kita bisa meningkatkan jumlah mereka dengan menanam kembali. Tapi, untuk menjadi siap ditebang, mereka membutuhkan beberapa tahun. Dan ketika kita menebang mereka lebih cepat daripada yang bisa kita tumbuhkan dan panen kembali, mereka juga bisa menjadi langka. Begitu juga, ikan di darat bisa habis jika kita mengkonsumsi lebih banyak daripada kecepatan mereka bereproduksi.
Secara umum, sumber daya menjadi langka karena beberapa sebab:
- Masalah dalam pasokan
- Masalah dalam permintaan
- Masalah struktural
- Ketidaksediaan substitusi yang efektif
Masalah dalam pasokan
Sumber daya tidak terbarukan adalah contoh bagus. Mereka tersedia pada kuantitas tertentu dan akan habis jika kita gunakan terus menerus. Dan mereka tidak bisa memperbarui dengan sendirinya. Atau, setidaknya, mereka membutuhkan jutaan tahun untuk melakukannya – waktu di mana manusia mungkin telah punah.
Selain karena sifat alami sumber daya, kelangkaan juga terjadi karena faktor seperti cuaca buruk. Masalah ini sering terjadi untuk komoditas pertanian. Cuaca buruk menyebabkan pasokan di pasar menurun. Akibatnya, pasokan mereka tidak dapat memenuhi semua permintaan di pasar, mengarah pada kelangkaan. Gagal panen akibat penyakit juga bisa menyebabkan kondisi ini.
Kemudian, kelangkan juga bisa terjadi akibat kualitas menurun. Misalnya, sumber daya yang ada telah tercemar, mengakibatkan mereka tidak layak konsumsi. Air dan udara bersih mungkin tersedia melimpah. Tapi, mereka menjadi langka jka mereka tercemar oleh polusi, mengakibatkan kita tidak bisa mengkonsumsi mereka.
Masalah dalam permintaan
Sumber daya menjadi semakin langka karena permintaan terhadap mereka meningkat drastis. Kelangkaan mereka menjadi semakin cepat jika mereka tidak dapat diperbaharui. Dan jika mereka dapat diperbaharui, mereka menjadi langka ketika mereka lebih lambat memperbaharui diri daripada peningkatan dalam permintaan.
Lahan pertanian dan populasi adalah contoh bagus. Populasi dunia diperkirakan meningkat lebih dari sepertiga antara tahun 2009 dan 2050 menjadi 9,1 miliar orang atau 2,3 miliar orang. Dan untuk memberi makan mereka, produksi pangan harus meningkat sekitar 70 persen.
Sebagaimana Robert Malthus kemukakan, pertumbuhan populasi tumbuh secara eksponensial sementara makanan atau sumber daya lainnya tumbuhan secara linier. Sebagai hasilnya, kelangkaan terjadi. Tapi, mengapa itu tidak terjadi, setidaknya hingga saat ini? Jawabannya terletak pada inovasi. Kita berpikir bagaimana caranya dengan sumber daya yang sedikit, kita bisa memaksimalkan mereka. Kita kemudian berinovasi, mulai dari rekayasa genetik, mekanisasi pertanian, dan produksi pupuk dan pestisida. Karena inovasi tersebut, kita menggunakan lahan pertanian yang terbatas dengan lebih produktif. Sehingga, kita menghasilkan lebih banyak output pada lahan yang sama. Atau, kita mengubah lahan tandus menjadi dapat ditanami.
Masalah struktural
Kelangkaan ini bisa terjadi karena masalah geografis. Misalnya, beberapa wilayah surplus sumber daya. Tapi, wilayah lainnya kekurangan sumber daya dan tidak dapat memasok sumber daya tersebut secara mencukupi karena kurangnya akses, menyebabkan kelangkaan.
Pandemi COVID-19 baru-baru ini mungkin juga bisa menjadi masalah struktural. Meski tersedia dan akses memungkinkan, namun beberapa wilayah menjadi kekurangan karena barang dan orang dibatasi mobilitasnya.
Contoh lainnya lahan di perkotaan. Lahan semakin menyempit dan hanya dikuasai oleh sedikit tuan tanah. Sehingga, itu menjadi langka bagi sebagian orang, memaksa mereka menyewa atau membayar harga yang super mahal.
Substitusi tidak tersedia
Misalnya, kita mengurangi jejak karbon dengan kendaraan ramah lingkungan. Kita tahu minyak tidak terbarukan dan telah semakin menyusut. Jika kita gunakan terus menerus, mereka akan habis. Kita kemudian memikirkan cara untuk mengurangi konsumsi mereka. Kemudian, kita mengembangkan mobil listrik dengan menggunakan tenaga surya atau tenaga angin.
Sumber daya tertentu mungkin tersedia terbatas. Oleh karena itu, kita mencari substitusi mereka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang sama. Namun, ketika subtitusi juga tidak tersedia mencukupi, kelangkaan bisa menjadi masalah serius. Misalnya, air atau udara bersih bisa menjadi masalah fatal jika mereka tercemar karena kita tidak memiliki substitusi dengan pasokan melimpah.
Koleksi artikel untuk anda
- Masalah Ekonomi: Definisi dan 3 Pertanyaan Dasar
- Kelangkaan dalam ilmu ekonomi
- Sumber Daya Ekonomi: Definisi, Jenis
- Kebutuhan: Definisi, Contoh, Jenis
- Keinginan: Definisi dan Contoh
- Pilihan Dalam Ilmu Ekonomi: Penjelasan Singkat
- Biaya Peluang: Definisi, Pentingnya, Contoh
- Efisiensi Ekonomi: Definisi, Mengapa Penting, Prasyarat
- Bagaimana Sumber Daya Ekonomi Dialokasikan?
- Mengapa Sumber Daya Ekonomi Langka?
- Mengapa Uang Bukan Sumber Daya Ekonomi?
- Apakah Kelangkaan Hanya Berlaku Bagi Orang Miskin? Apa Penyebab Kelangkaan?