Contents
Biaya, kualitas, pengiriman, dan fleksibilitas adalah contoh objektif operasional. Beberapa perusahaan mungkin menekankan pada biaya karena mereka mengadopsi strategi kepemimpinan biaya, yang mana membutuhkan mereka untuk beroperasi dengan struktur biaya lebih rendah daripada rata-rata industri. Yang lain mungkin menekankan pada kualitas karena menjalankan strategi diferensiasi di mana kualitas unggul memungkinkan mereka untuk menetapkan harga premium.
Perusahaan menetapkan objektif untuk area operasional mereka untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu. Mereka menjadi dasar untuk mengembangkan strategi dan dalam mengalokasikan sumber daya. Selain itu, mereka adalah sarana untuk mencapai tujuan objektif yang lebih besar, objektif bisnis. Manajemen memecah mereka menjadi tugas harian, mingguan, atau bulanan tertentu untuk dilakukan.
Mengapa kualitas merupakan objektif operasional yang paling penting?
Objektif operasional menjadi prasyarat untuk mencapai objektif bisnis. Manajemen membagi objektif bisnis ke dalam area fungsional, termasuk di fungsi operasional. Meski masing-masing area fungsional memiliki objektif masing-masing, mereka harus selaras dan bersinergi untuk operasi bisnis yang lancar dan mencapai objektif bisnis.
Selain itu, objektif operasional menjadi panduan kepada orang-orang di area operasional tentang apa yang harus dicapai. Mereka memahami apa yang harus dilakukan dan bagaimana pekerjaan mereka berkontribusi terhadap perusahaan. Sehingga, objektif tidak hanya memberi mereka arah. Tapi, mereka juga bisa menjadi motivasi dengan memberikan tujuan yang jelas kepada karyawan.
Apa saja contoh objektif operasional?
Perusahaan mungkin menekankan objektif operasional yang berbeda, seringkali dikaitkan dengan strategi bersaing mereka. Misalnya, strategi kepemimpinan biaya menekankan pada biaya. Sedangkan, strategi diferensiasi menekankan pada kualitas. Berikut ini adalah contoh objektif operasional yang umum:
- Biaya
- Kualitas
- Fleksibilitas
- Kecepatan respon
- Nilai tambah
- Objektif lingkungan
Biaya
Semua perusahaan berusaha untuk menekan biaya. Karena mereka berorientasi pada keuntungan, menurunkan biaya adalah cara untuk mencapai keuntungan yang lebih tinggi selain dengan meningkatkan pendapatan.
Menurunkan biaya menjadi esensial ketika perusahaan memiliki struktur biaya tetap yang tinggi. Biaya semacam itu tidak bisa menurun bahkan ketika mereka tidak memproduksi output. Maksud saya, mereka tetap menanggung biaya tetap meski produksi sama dengan nol. Dan untuk menekan biaya tetap, mereka harus menjual produk sebanyak mungkin. Dengan begitu, mereka bisa menyebarkan biaya tetap ke lebih banyak output, menurunkan biaya per unit.
Selain itu, menekan biaya juga penting bagi perusahaan dengan strategi kepemimpinan biaya. Mereka bersaing langsung pada harga. Dan biaya mempengaruhi berapa dolar yang bisa mereka bebankan ke pelanggan. Ketika mereka menawarkan harga pada tingkat rata-rata industri, mereka harus bisa memiliki struktur biaya yang lebih rendah daripada pesaing untuk beroperasi lebih menguntungkan.
Dan jika perusahaan dengan strategi kepemimpinan biaya bisa menurunkan biaya, mereka bisa menjual produk pada harga sedikit lebih rendah daripada rata-rata untuk mendorong konsumen beralih ke mereka. Sebagai hasilnya, mereka bisa membukukan volume penjualan yang lebih tinggi namun tetap menguntungkan karena memiliki biaya operasi yang lebih rendah.
Obyektif biaya juga terkait erat dengan kondisi di mana perusahaan beroperasi, tidak hanya terkait dengan strategi bersaing yang diadopsi. Misalnya, selama resesi, perusahaan berusaha untuk menurunkan biaya lebih lanjut untuk bertahan di industri. Pendapatan mereka tertekan karena permintaan jatuh. Sehingga, untuk bertahan, mereka harus mengefisienkan operasi dan memastikan dolar yang mereka terima cukup untuk membayar biaya.
Kualitas
Kualitas menjadi kunci untuk strategi diferensiasi. Perusahaan menekankan pada keunikan produk untuk menarik pelanggan dan mendorong mereka bersedia menghabiskan lebih banyak dolar. Jadi, tanpa kualitas yang unggul, hampir mustahil untuk menarik mereka untuk membeli produk.
Selain itu, kualitas adalah strategis untuk memastikan pelanggan puas. Jika kualitas produk bertahan dari waktu ke waktu, itu akan mempengaruhi persepsi pelanggan. Dan, ketika mereka membeli produk tersebut, mereka sudah memahami kualitas seperti apa yang akan mereka dapatkan. Akhirnya, kualitas unggul yang konsisten menciptakan kesan positif dan itu akan mempengaruhi keputusan pembelian di masa depan.
Karena alasan-alasan tersebut, meningkatkan kualitas sebagai tujuan operasional membantu perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Kualitas unggul yang konsisten memungkinkan pelanggan untuk terus membeli dari waktu ke waktu. Selain itu, kesan positif yang diciptakannya juga mendorong mereka bersedia untuk mempromosikan produk ke orang lain. Akhirnya, itu juga akan memperkuat merek dan memudahkan perusahaan untuk menghasilkan penjualan ketika meluncurkan produk baru.
Meningkatkan kualitas juga bisa berkontribusi pada efisiensi dan penurunan biaya. Kualitas yang baik mengurangi biaya yang terkait seperti perbaikan, keluhan dan pengembalian kembali barang.
Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah tentang bagaimana perusahaan bisa menyesuaikan operasi mereka dengan perubahan dalam lingkungan bisnis. Misalnya, perusahaan memvariasikan volume produksi dengan relatif mudah untuk merespon perubahan dalam permintaan tak terduga. Sehingga, ketika permintaan melonjak, mereka bisa dengan mudah menaikkan produksi untuk meraup lebih banyak penjualan. Sebaliknya, ketika permintaan jatuh, mereka dengan mudah mengefisienkan produksi dan mengurangi biaya.
Selain perubahan dalam volume permintaan, fleksibel dalam mengkustomisasikan produk sesuai dengan permintaan juga menjadi penting. Produk mungkin relatif standar tapi perusahaan menambahkan fitur atau layanan terkustomisasi, yang mana memenuhi kebutuhan dengan lebih tepat untuk masing-masing pelanggan.
Misalnya, sebuah produsen sepatu olahraga menawarkan pelanggan untuk terlibat dalam merancang produk dalam versi mereka. Mereka mengikuti proses penyesuaian langkah demi langkah, memilih warna dan bahan, dan menambahkan logo, nama, dan pesan yang dipersonalisasi untuk menciptakan produk yang unik.
Dan teknologi canggih kemudian memungkinkan kustomisasi tersebut untuk diproduksi secara massal dan berbiaya lebih rendah. Itulah yang kita sebut sebagai kustomisasi massal. Metode ini diaplikasikan di beberapa industri seperti otomotif, keuangan dan perangkat lunak.
Kecepatan respon
Memasarkan produk dengan sukses tidak hanya tentang menawarkan kualitas yang unggul pada harga yang tepat dan menjualnya di lokasi dan segmen yang tepat. Tapi, itu juga membutuhkan perusahaan untuk memastikan barang tersedia ketika pelanggan membutuhkan. Selain itu, perusahaan juga harus hadir ketika pelanggan membutuhkan bantuan untuk layanan paska pembelian.
Kecepatan respon menjadi aspek yang penting karena juga mempengaruhi kepuasan pelanggan. Menghadirkan produk tepat di saat pelanggan membutuhkan menciptakan kesan positif. Begitu juga, menangani keluhan pelanggan atau memberi bantuan paska pembelian dengan cepat juga menjadi kunci untuk memuaskan mereka. Kegagalan untuk melakukannya kemungkinan akan menciptakan ketidakpuasan pelanggan. Dan yang lebih buruk, itu mendorong pelanggan untuk beralih ke produk pesaing.
Kecepatan respon tidak hanya membutuhkan proses produksi yang lebih singkat. Tapi, itu juga membutuhkan dukungan dari area fungsional lainnya seperti logistik dan layanan purna jual.
Dan di dalam proses produksi, memastikan standar operasi terpenuhi adalah cara untuk proses yang lebih cepat. Perusahaan harus memastikan sistem produksi beroperasi dengan lancar. Sehingga, produk dapat lewat dengan lancar dari satu tahap ke tahap berikutnya. Peningkatan penjadwalan, pelatihan pekerja, dan peralatan baru adalah area lain untuk diperhatikan. Selain itu, integrasi informasi mulai dari input hingga barang dikirim ke pelanggan juga penting. Proses produksi yang singkat membantu mengurangi waktu, memungkinkan produk siap dikirim ke pelanggan lebih cepat.
Nilai tambah
Menciptakan nilai tambah adalah vital untuk bisnis dalam beroperasi dan menghasilkan keuntungan. Mereka membutuhkan nilai tambah untuk beroperasi secara berkelanjutan dalam jangka panjang.
Bisnis menambahkan nilai ke produk dengan memproses input menjadi output. Mereka kemudian menjual output pada harga yang lebih tinggi daripada biaya untuk memproduksi.
Memaksimalkan nilai tambah memungkinkan perusahaan untuk menciptakan keuntungan yang tinggi. Keuntungan tersebut kemudian diinvestasikan kembali ke dalam bisnis, misalnya untuk riset dan pengembangan untuk menciptakan penawaran yang unggul dari waktu ke waktu. Penawaran yang unggul memungkinkan pelanggan bersedia membayar pada harga yang lebih tinggi. Selain itu, mereka juga menginginkan produk dari waktu ke waktu dan menjadi loyal.
Kemudian, keuntungan juga bisa diinvestasikan untuk menurunkan biaya. Dengan begitu, meski, katakanlah, perusahaan tidak mengubah harga jual, mereka masih bisa menghasilkan keuntungan lebih tinggi dengan menurunkan biaya. Misalnya, mereka menginvestasikan keuntungan dalam teknologi baru atau kapasitas yang lebih tinggi.
Objektif lingkungan
Bisnis yang ramah lingkungan adalah contoh lain dari objektif operasional. Misalnya, perusahaan menargetkan emisi nol dalam operasi mereka dan meminimalkan limbah dan polusi. Atau, mereka akan mendigitalisasi proses dan meminimalkan penggunaan kertas. Atau, mereka menargetkan untuk bertransisi ke kemasan dan input yang ramah lingkungan. Atau mereka akan mengadopsi hemat energi dalam proses produksinya.
Obyektif lingkungan menjadi semakin penting akhir-akhir ini. Pemangku kepentingan telah melihat lingkungan sebagai aspek penting bagi keberlanjutan. Dan mereka menuntut perusahaan untuk menerapkan aspek-aspek seperti environmental, social, and corporate governance (ESG). Sehingga, bertransformasi menjadi perusahaan yang ramah lingkungan akan menciptakan citra korporasi yang positif, yang mana pada akhirnya, berdampak pada penjualan perusahaan dalam jangka panjang.