• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to footer

Cerdasco

Pengetahuan Lebih Baik. Wawasan Lebih Tajam

  • Manajemen
  • Ekonomi
  • Keuangan
Ekonomi

Hard Currency

Oleh Ahmad Nasrudin · Diupdate pada June 28, 2019

Hard Currency 1
Advertisement

Hard currency mengacu pada mata uang yang dapat dikonversi secara bebas di pasar internasional. Mata uang tersebut telah diadopsi sebagai metode pembayaran yang dapat diterima di banyak negara. Contohnya yang paling umum dolar AS, Euro, yen Jepang, dolar Kanada, franc Swiss dan pound sterling.

Apa kriteria sebagai hard currency?

Hard currency umumnya dikeluarkan oleh negara-negara maju yang memiliki ekonomi industri yang kuat disertai oleh pemerintahan yang stabil. Mereka diterima secara luas sebagai bentuk pembayaran untuk barang dan jasa di dunia karena dipandang hanya mengalami fluktuasi kecil jangka pendek di pasar valuta asing.

Mata uang tersebut sangat likuid. Mereka sering digunakan untuk mendenominasi komoditas dan berfungsi sebagai patokan untuk pasar valuta asing. Oleh karena itu, ketika ada ketidakstabilan dalam mata uang tersebut, guncangan akan muncul di pasar keuangan, tidak hanya di negara-negara yang mengeluarkannya, tetapi dapat berimbas di seluruh dunia.

Dolar AS menonjol khususnya karena menikmati status sebagai mata uang cadangan devisa dunia. Banyak transaksi internasional dilakukan dalam dolar AS. Jika mata uang suatu negara mulai fluktuatif, investor di negara tersebut biasanya akan mulai memegang dolar AS dan mata uang safe haven lainnya untuk melindungi kekayaan mereka.

Hard currency dan perdagangan internasional

Hard currency lebih berharga daripada mata uang lainnya, oleh karena itu nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan mata uang lainnya. Ambil contoh rupiah, untuk mendapatkan satu dolar saja, kita harus menukarkan Rp14.000 rupiah yang kita miliki.

Advertisement

Secara teoritis, lemahnya nilai tukar merugikan importir kita. Ini karena mereka harus membayar mahal untuk mendapatkan barang-barang impor, terutama untuk bahan baku dan barang modal. Tekanan biaya akan lebih berat ketika rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS. Depresiasi tersebut melonjakkan biaya produksi. Sebagai akibatnya, itu dapat mendorong inflasi domestik naik seiring dengan langkah para produsen untuk menaikkan harga jual sebagai kompensasi kenaikan biaya produksi. Beberapa perusahaan mungkin memilih untuk mengurangi impor daripada harus menaikkan harga.

Sebaliknya, rupiah yang lemah menguntungkan dari sisi ekspor. Ini karena membuat barang-barang kita menjadi lebih murah bagi pembeli di luar negeri. Karena lebih murah, ekspor seharusnya dapat meningkat. Dengan impor yang lebih rendah, neraca perdagangan seharusnya lebih positif.

Bagikan

Related

  • Mata Uang: Definisi, Jenis, Daya Beli, Nilai Tukar
  • Mata Uang Definisi, Jenis, Daya Beli, Nilai Tukar
  • Krisis Mata Uang: Penyebab, Tanda, Dampak dan Kemungkinan Solusinya
  • Krisis Mata Uang Penyebab, Tanda, Dampak dan Kemungkinan Solusinya
  • Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing: Definisi, Jenis, Ukuran dan Solusi Alternatif
  • Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Definisi, Jenis, Ukuran dan Solusi Alternatif
  • Apresiasi Mata Uang: Arti, Cara Kerja, Penyebab, Efek
  • Apresiasi Mata Uang Arti, Cara Kerja, Penyebab, Efek
  • Sistem Nilai Tukar Mengambang Murni: Pro dan Kontra
  • Sistem Nilai Tukar Mengambang Murni Pro dan Kontra
  • Aliran Keluar Modal: Konsep, Penentu, dan Dampak
  • Aliran Keluar Modal Konsep, Penentu, dan Dampak
Advertisement
Pengeluaran Lancar Pemerintah Contoh, Perhitungan dalam PDB

Pengeluaran Lancar Pemerintah: Contoh, Perhitungan dalam PDB

Apa itu: Pengeluaran lancar pemerintah (government current expenditures) mewakili pengeluaran pemerintah untuk kegiatan operasional sehari-hari, termasuk

Utang Nasional Apa itu dan Apa Implikasinya

Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?

Apa itu: Utang nasional (national debt) adalah uang yang terutang oleh pemerintah kepada krediturnya. Pemerintah berutang untuk menutup defisit anggaran,

Kebijakan Fiskal Diskresioner Cara Kerja, Jenis, Efek

Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek

Apa itu: Kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy) adalah kebijakan pemerintah yang disengaja untuk mempengaruhi perekonomian dengan

Advertisement
Pengeluaran Lancar Pemerintah Contoh, Perhitungan dalam PDB

Pengeluaran Lancar Pemerintah: Contoh, Perhitungan dalam PDB

Apa itu: Pengeluaran lancar pemerintah (government current expenditures) mewakili pengeluaran pemerintah untuk kegiatan operasional sehari-hari, termasuk

Utang Nasional Apa itu dan Apa Implikasinya

Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?

Apa itu: Utang nasional (national debt) adalah uang yang terutang oleh pemerintah kepada krediturnya. Pemerintah berutang untuk menutup defisit anggaran,

Kebijakan Fiskal Diskresioner Cara Kerja, Jenis, Efek

Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek

Apa itu: Kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy) adalah kebijakan pemerintah yang disengaja untuk mempengaruhi perekonomian dengan

Advertisement

Footer

CARI

POPULER

  • Strategi Penetapan Harga: Jenis, Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
  • Serikat Pabean: Definisi, Fitur, Keuntungan, Dan Kerugian
  • Strategi generik
  • Weighted Average Cost of Capital (WACC): Formula, Cara Menghitungnya
  • Altman Z-Score: Konsep, Model, Rumus, Kritik

TOPIK

Analisis Keuangan Ekonomi Internasional Makroekonomi Mikroekonomi Motivasi Organisasi Bisnis Pemasaran Permintaan Produk Rasio Keuangan Sektor Ekonomi Strategi Struktur Organisasi

Copyright © 2022 · Tentang Kami  · Kebijakan Privasi dan Disclaimer  ·  Ketentuan Penggunaan  ·  Kebijakan Komentar  ·  Kontak Kami