Contents
Apa itu: Investasi bisnis (business investment) adalah tentang menginvestasikan untuk menghasilkan lebih banyak uang. Anda bisa mengidentikkannya dengan peningkatan aset atau kapasitas produktif perusahaan.
Kita mengaitkannya dengan belanja modal. Kita mungkin juga mengkategorikan investasi persediaan sebagai investasi bisnis, sebagaimana ketika kita mengukur produk domestik bruto.
Investasi modal adalah untuk proyek jangka panjang. Contohnya adalah:
- Membangun pabrik
- Mendirikan kantor penjualan di pasar baru
- Menambah kendaraan produksi
- Mengambil alih perusahaan lain
- Membangun fasilitas penelitian dan pengembangan
Tujuan investasi bisnis
Investasi adalah penting untuk menghasilkan lebih banyak uang di masa depan. Misalnya, ketika membangun pabrik baru, perusahaan berharap dapat menjual volume lebih banyak. Perusahaan mendapatkan lebih banyak pendapatan.
Selain laba, tujuan lain investasi bisnis adalah:
- Mempertahankan kapasitas produksi saat ini. Perusahaan membelanjakan uang sebesar depresiasi dari aset modal yang sudah ada. Sehingga, kapasitas produksi tidak berubah.
- Mencapai skala ekonomi yang lebih tinggi. Ekspansi ke pasar baru ataupun membangun fasilitas produksi yang baru membuat ukuran perusahaan menjadi lebih besar.
- Mengurangi biaya. Skala ekonomi yang lebih tinggi mengurangi biaya rata-rata. Selain itu, perusahan mungkin mengakuisisi disttributor atau pemasoknya saat ini, memungkinkan untuk memperoleh penghematan dari rantai nilai yang sudah ada.
- Meningkatkan posisi pasar. Misalnya, perusahaan mengakuisisi pesaing. Sehingga, pangsa pasar dan basis pelanggan menjadi lebih besar.
Jenis investasi bisnis
Investasi bisnis mengambil beragam bentuk, termasuk:
- Membeli barang modal
- Mengakuisisi perusahaan lain
- Investasi residensial
- Ekspansi pemasaran
Investasi barang modal
Perusahaan membeli sejumlah aset tetap seperti:
- Mesin produksi
- Kendaraan operasional
- Komputer
Investasi barang modal tidak menghasilkan bunga atau meningkatkan penjualan. Tapi, itu membantu perusahaan mempertahankan atau meningkatkan kapasitas produksi, menurunkan biaya, dan meningkatkan keuntungan bisnis.
Akuisisi
Mengakuisisi perusahaan lain adalah cara cepat untuk menumbuhkan bisnis. Perusahaan target mungkin adalah pesaing mereka – kita menyebutnya sebagai akuisisi horizontal. Atau, itu adalah distributor atau pemasok perusahaan saat ini (akuisisi vertikal). Terakhir, target mungkin adalah perusahaan di bisnis lain, yang mana tidak terkait dengan bisnis saat ini (akuisisi konglomerat).
Motif akuisisi bervariasi, termasuk:
- Mengembangkan sinergi dengan kapabilitas dan sumber daya yang ada
- Mengamankan rantai pasokan
- Memastikan distribusi yang efisien dan efektif
- Meningkatkan posisi pasar
Investasi residensial
Perusahaan berinvestasi dengan, misalnya, membangun gedung kantor, toko ritel, gudang, atau kantor perwakilan pemasaran. Itu mungkin lebih murah dalam jangka panjang untuk memiliki, daripada menyewa.
Ekspansi pemasaran
Investasi ini lebih dari sekedar menjalankan promosi atau membeli iklan. Membangun kapasitas internal untuk penelitian dan pengembangan adalah contohnya. Itu mungkin memerlukan fasilitas seperti laboratorium.
Contoh lainnya adalah membangun saluran distribusi. Itu mungkin melalui membangun toko di beberapa wilayah atau mendirikan kantor perwakilan pemasaran di luar negri.
Sumber pendanaan
Investasi bisnis membutuhkan uang yang signifikan. Biasanya, perusahaan mengandalkan pembiayaan eksternal. Kas internal seringkali tidak cukup untuk membiayai investasi.
Sumber pembiayaan investasi dapat berasal dari:
- Kas internal
- Pinjaman ke bank
- Penerbitan saham
- Penerbitan surat utang
- Financial leasing
Kas internal dapat berasal dari laba ditahan (retained earning). Atau, perusahaan mungkin menjual beberapa aset yang ada, mengumpulkan kas, menggunakannya untuk membiayai investasi.
Perusahaan juga dapat mengumpulkan modal ekuitas dengan menjual saham ke publik melalui bursa efek. Jika pertama kali melakukannya, itu kita sebut penawaran saham perdana (initial public offering atau IPO).
Menerbitkan saham memungkinkan perusahaan mendapatkan banyak uang dengan cepat. Selain itu, perusahaan tidak perlu membayar bunga.
Itu berbeda dengan mengumpulkan modal utang seperti dengan meminjam ke bank atau menerbitkan surat utang. Meski dana terkumpul dengan cepat, perusahaan wajib membayar bunga secara rutin, bahkan ketika pendapatan mereka nol.
Kemudian, financial leasing adalah cara pembiayaan alternatif berikutnya. Dalam hal ini, perusahaan tidak membeli aset secara langsung. Melainkan, perusahaan leasing (lessor) membeli aset dan menyewakannya kepada perusahaan. Sebagai kompensasi, perusahaan harus melakukan serangkaian pembayaran, mencakup bunga, sesuai dengan kontrak yang disepakati.
Mengevaluasi kelayakan investasi
Investasi melibatkan modal yang signifikan. Keberhasilan investasi tersebut memiliki pengaruh penting terhadap prospek masa depan perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan membuat anggaran modal sebelum melakukan investasi. Itu bertujuan untuk mengukur kelayakan investasi. Idealnya, uang yang dihasilkan dari investasi harus lebih banyak daripada uang yang diinvestasikan.
Manajemen mempertimbangkan perkiraan arus kas keluar dan masuk untuk menilai kelayakan investasi. Kemudian, mereka dapat memilih beberapa alternatif untuk mengukur kelayakan investasi, termasuk:
- Net Present Value (NPV)
- Internal Rate of Return (IRR)
- Payback Period
- Profitability Index