Contents
Investasi bruto (gross investment) adalah penjumlahan investasi untuk pembelian modal baru dan penggantian modal usang (depresiasi). Perusahaan membeli barang modal baru, seperti pabrik dan peralatan untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Sedangkan, penggantian modal adalah untuk mempertahankan kapasitas saat ini.
Disebut juga belanja modal bruto (gross capital spending)
Perbedaan antara investasi neto dan bruto
Investasi bruto berbeda dari investasi bersih. Yang terakhir hanya mencakup penambahan kapasitas baru. Jika kita tuliskan dalam formula matematik, persamaanya adalah:
Investasi bruto = Investasi neto + Depresiasi
Investasi bruto tidak menunjukkan perubahan aktual dalam stok barang modal dalam perekonomian karena mencakup komponen depresiasi. Jadi, nilainya mungkin hanya sebesar depresiasi barang modal dan hanya untuk mempertahankan kapasitas saat ini. Investasi bruto bisa nol tetapi tidak pernah negatif.
Sebaliknya, kapasitas produksi suatu perekonomian meningkat selama investasi bersih positif. Angkanya bisa negatif ketika stok modal yang ada terdepresiasi lebih cepat daripada yang diganti.
Faktor penentu
Dalam perhitungan produk domestik bruto (PDB), kita hanya memasukkan angka bruto bukan angka neto. Dengan demikian, selama investasi bruto meningkat, PDB akan meningkatkan.
Empat faktor yang mempengaruhi pengeluaran investasi adalah
- Suku bunga bunga
- Ekspektasi laba
- Kehadiran teknologi baru
- Pemanfaatan kapasitas
Suku bunga mewakili biaya pinjaman. Untuk meningkatkan kapasitas produksi, bisnis seringkali meminjam, alih-alih menggunakan modal internal. Jika suku bunga naik, biaya dana menjadi lebih mahal dan mengurangi investasi dalam perekonomian. Efek sebaliknya berlaku ketika suku bunga turun.
Ekspektasi laba tergantung pada tingkat permintaan di pasar, tercermin dari pertumbuhan ekonomi. Ketika ekonomi tumbuh, permintaan barang dan jasa kuat . Bisnis optimis tentang keuntungan masa depan mereka. Itu mendorong mereka untuk meningkatkan produksi dan berinvestasi dalam barang modal.
Selanjutnya, teknologi baru juga mempengaruhi daya saing bisnis. Mengadopsinya membuat bisnis lebih produktif. Sebaliknya, jika tidak membelinya, itu membuat bisnis kalah bersaing.
Faktor yang terakhir adalah pemanfaatan kapasitas. Tingkat pemanfaatan kapasitas yang hampir 100%) adalah sinyal bagi bisnis untuk berinvestasi. Tentu saja, mereka akan menyesuaikan dengan kondisi permintaan. Jika prospek permintaan kuat, pembelian barang modal baru menjadi pilihan yang tepat untuk mengantisipasi permintaan lebih lanjut.