Contents
Kurva penawaran (supply curve) adalah representasi grafis dari hukum penawaran. Hukum tersebut menyatakan hubungan positif antara jumlah yang dipasok dengan harga produk. Ketika harga naik, kuantitas yang dipasok naik. Sebaliknya, ketika harga turun, kuantitas yang dipasok turun.
Jika anda memplot hubungan antara kuantitas dan harga, itu akan membentuk kurva penawaran, yang mana memiliki kemiringan ke atas (positif).
Perubahan harga produk akan menyebabkan kuantitas yang dipasok untuk bergerak di sepanjang kurva. Tetapi, jika faktor lain (selain harga barang) berubah, itu akan menggeser kurva penawaran ke kanan atau kiri.
Gambar di bawah ini akan menunjukkan anda perbedaan keduanya.
Mengapa kurva penawaran miring ke atas
Hukum pengembalian marjinal yang semakin berkurang menjelaskan mengapa kurva miring ke atas.
Untuk berproduksi, produsen menggunakan input variabel (misalnya tenaga kerja) dan input tetap (mesin produksi). Pada awalnya, penambahan kerja menciptakan manfaat yang signifikan. Produk marginal pekerja baru positif. Dalam arti, penambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan output yang lebih besar.
Namun, ketika mesin telah mencapai kapasitas penuh. Produk marginal pekerja turun. Tidak mungkin bagi produsen untuk meningkatkan produksi lebih tinggi.
Karena itu, jika harga produk tidak berubah, mereka tidak akan beroperasi pada kapasitas penuh. Untuk merangsang peningkatan produksi, harga harus lebih tinggi. Dengan begitu, produsen menerima lebih banyak uang, yang mana dapat mereka gunakan untuk membeli mesin baru.
Pergeseran kurva penawaran
Mari kita sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran bergeser. Berikut ini adalah diantaranya:
- Harga input
- Teknologi produksi
- Ekspektasi produsen
- Jumlah produsen
- Ketersediaan input
Harga input
Produsen mencari keuntungan. Itu dapat mereka maksimalkan ketika biaya marginal sama dengan pendapatan marjinal. Sementara harga produk mempengaruhi pendapatan marjinal, biaya marjinal tergantung pada harga input.
Produsen akan meningkatkan produksinya selama biaya marginal lebih rendah dari pendapatan marjinal. Karena alasan ini, produsen tidak akan meningkatkan produksi jika harga input naik. Kenaikan input menghasilkan biaya marjinal yang lebih tinggi.
Teknologi produksi
Teknologi mempengaruhi produktivitas dengan meningkatkan output per jam kerja. Teknologi yang lebih canggih memungkinkan pekerja dapat menghasilkan lebih banyak output. Karena itu, teknologi yang lebih canggih berkontribusi terhadap kenaikan penawaran dan menggeser kurva ke kanan.
Subsidi pemerintah dan pajak
Subsidi dan pajak mempengaruhi biaya produksi. Pajak bisnis yang lebih rendah mengurangi biaya produksi, sehingga meningkatkan penawaran.
Pengaruh subsidi berkebalikan dengan pajak. Subsidi yang lebih tinggi mengurangi biaya produksi sehingga meningkatkan pasokan.
Ekspektasi produsen
Ekspektasi juga dapat mempengaruhi seberapa banyak produk yang mau dan mampu dijual.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan mendengar bahwa pesaingnya akan meluncurkan produk yang lebih maju. Perusahaan kemudian memutuskan untuk memproduksi dan menjual produknya ke toko sebelum produk yang bersaing keluar.
Jumlah produsen
Hubungannya relatif mudah. Penawaran barang meningkat karena ketika lebih banyak produsen beroperasi di pasar. Pemain baru membawa kapasitas dan output baru.
Tapi ingat, faktor ini hanya berlaku untuk penawaran pasar, bukan penawaran individual.
Ketersediaan input
Jika input tidak tersedia, tentu, saja produsen tidak berproduksi. Itu dapat terjadi mungkin karena rantai pasok yang terganggu. Faktor seperti cuaca dan bencana alam penyebabnya. Transportasi komoditas terlambat tiba ke masuk ke manufaktur. Itu menyebabkan proses produksi berhenti, kecuali jika mereka memiliki persediaan input di gudang.