Contents
Apa itu: Pendapatan nasional bruto (gross national income atau GNI) adalah total pendapatan agregat yang diperoleh oleh warga negara, terlepas di mana mereka memperolehnya. Misalnya, untuk GNI Indonesia, itu berarti pendapatan yang diperoleh oleh orang Indonesia di luar negeri dan mereka yang tinggal di Indonesia (tidak termasuk orang asing di Indonesia).
Katakanlah, anda tinggal di dalam negeri, maka pendapatan anda masuk ke angka GNI. Selanjutnya, katakanlah, kakak anda saat ini kerja di luar negeri dan belum kembali, maka pendapatan kakak anda juga akan masuk dalam perhitungan GNI. Tapi, pendapatan teman anda, yang berasal dari luar negeri, tidak masuk dalam perhitungan.
Apa perbedaan GNI, PNB, dan PDB
Gross national income sama dengan produk nasional bruto (gross national product atau PNB). Pada dasarnya, keduanya mengukur sesuatu yang sama, hanya saja, yang terakhir menggunakan pendekatan produksi (output).
Itu mirip dengan perhitungan produk domestik bruto (gross domestik bruto atau PDB) di mana anda dapat menghitungnya menggunakan tiga pendekatan: output, pengeluaran dan pendapatan. Ketiganya akan menghasilkan angka yang sama.
Selanjutnya, apa perbedaan antara GNI dan PDB.
- GNI menghitung pendapatan warga negara, terlepas di mana mereka memperolehnya. Dalam kalimat pembuka di atas, pendapatan anda dan kakak anda yang bekerja di luar negeri masuk dalam perhitungan GNI. Tapi, teman asing anda, meski tinggal di dalam negeri, tidak masuk dalam perhitungan.
- PDB menghitung pendapatan di suatu negara, terlepas siapa yang memperolehnya. Pendapatan anda dan teman asing anda masuk dalam perhitungan PDB, tapi tidak untuk pendapatan kakak anda.
Mengapa GNI penting: Pro dan Kontra
GNI mengukur dan melacak kekayaan suatu negara dari tahun ke tahun, terlepas dari mana memperolehnya. Anda dapat membaginya dengan jumlah penduduk (kita sebut sebagai GNI per kapita), yang mana menunjukkan rata rata pendapatan sebelum pajak warga suatu negara.
Statistik ini lebih akurat daripada PDB dalam menggambarkan pendapatan, terutama jika sebuah negara menerima banyak pendapatan dari luar negeri. Dengan kata lain, banyak warga negara yang bekerja di luar negeri. Mereka mengirimkan pendapatan ke keluarga mereka di negara asal, menopang kesejahteraan mereka. Jadi, mereka mungkin masih dapat dapat menikmati kesejahteraan meski perekonomian di negara asal sedang lesu.
Tapi, GNI juga memiliki kelemahan. Dampak dari perubahan GNI mungkin tidak secara langsung berdampak pada kesehatan perekonomian suatu negara. Katakanlah, pendapatan anda meningkat dan anda membeli mobil dari produsen domestik. Uang yang anda keluarkan menjadi sumber pendapatan bagi produsen mobil tersebut. Dengan uang dari anda dan konsumen dalam negeri lainnya, produsen dapat membeli input dari pemasok domestik dan merekrut tenaga kerja domestik. Dengan demikian, peningkatan pendapatan anda berdampak langsung pada aktivitas ekonomi dan lapangan kerja di sekitar anda.
Tapi, itu kontras dengan kakak anda. Jika pendapatannya naik dan membeli mobil di luar negeri, itu hanya berdampak pada aktivitas ekonomi di negara tempat dia tinggal, bukan di domestik.
Karena itu, ekonom, analis, dan investor lebih sering mengamati PDB daripada GNI untuk menilai aktivitas dan kesehatan perekonomian di sebuah negara. Itu karena PDB, selain untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, juga memiliki implikasi pada variabel lainnya seperti inflasi, suku bunga, tingkat pengangguran, iklim investasi dan kebijakan ekonomi (moneter dan fiskal).
Bagaimana menghitung GNI
Karena pendekatan output, pengeluaran dan pendapatan menghasilkan angka yang sama, mari kita ambil perhitungan PDB pendekatan pengeluaran. Formulanya adalah sebagai berikut:
PDB = C + I + G+ NX
Di mana:
- C = Konsumsi, yakni nilai pengeluaran rumah tangga untuk barang dan jasa
- I = Investasi, mencakup investasi bruto oleh bisnis
- G = Belanja pemerintah (G), terdiri dari semua pengeluaran pemerintah, kecuali pembayaran transfer karena tidak melibatkan pertukaran barang dan jasa.
- NX = Ekspor bersih (X), selisih antara ekspor dan impor
Selanjutnya, untuk mengkonversi PDB menjadi GNI, kita harus memasukkan komponen pembayaran faktor dari luar negeri dan pembayaran faktor ke luar negeri. Selisih keduanya kita sebut dengan pendapatan faktor asing bersih (net foreign factor income atau NFFI). Berikut adalah formula GNI:
- GNI = PDB + NPFI = C + I + G+ NX + NPFI = C + I + G+ NX + Pembayaran faktor dari luar negeri – Pembayaran faktor ke luar negeri
Pembayaran faktor ke luar negeri mewakili pendapatan yang diperoleh oleh orang asing dan perusahaan asing di dalam negeri. Dalam contoh sebelumnya adalah pendapatan teman asing anda. Distribusi keuntungan dari perusahaan asing di sekitar anda ke pemegang saham di negara asalnya adalah contoh lain dari pembayaran faktor ke luar negeri.
Penerimaan faktor dari luar negeri mencakup pendapatan yang diperoleh warga negara atau perusahaan domestik di negara lain. Jika perusahaan multinasional domestik beroperasi di luar negeri, sebagian keuntungan masuk ke pemegang saham domestik. Keuntungan tersebut masuk dalam klasifikasi ini.