Contents
Apa itu: Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment) mengacu pada orang yang sebenarnya menganggur, tetapi tidak tercermin di angka tingkat pengangguran resmi. Ini mencakup mereka yang berhenti mencari pekerjaan karena patah semangat dan mereka yang bekerja tetapi kurang dimanfaatkan. Terkadang, istilah pengangguran tersembunyi disamakan dengan pengangguran tersamar (disguised unemployment).
Memecah komponen dari pengangguran tersembunyi
Pengangguran tersembunyi mencakup dua jenis pengangguran:
- Setengah pengangguran (underemployed workers)
- Pengangguran yang putus asa (discouraged workers)
Keduanya merupakan termasuk dalam populasi usia kerja, namun mereka dikecualikan dalam perhitungan tingkat pengangguran.
Pekerja setengah menganggur
Pekerja setengah menganggur muncul ketika memiliki kualifikasi untuk melakukan pekerjaan dengan gaji yang jauh lebih tinggi daripada yang dilakukannya saat ini. Proksi umum dari pekerja yang setengah menganggur adalah mereka yang memiliki pekerja paruh waktu. Namun, secara lebih rinci, ekonom merujuk pekerja yang setengah menganggur ke kategori berikut:
- Pekerja paruh waktu (part-time workers). Ini mengacu pada jenis pekerjaan dengan jam kerja yang lebih sedikit daripada pekerjaan penuh waktu. Meskipun pekerja telah mencari pekerjaan penuh waktu, mereka mungkin hanya menemukan pekerjaan paruh waktu.
- Pekerja dengan kualifikasi berlebih (overqualification workers). Overqualification terjadi ketika pekerja kurang memanfaatkan keterampilan atau kemampuan inti mereka. Contohnya adalah seorang guru yang sekarang bekerja sebagai sopir taksi karena tidak menemukan lowongan di sekolah.
- Overstaffing. Ini terjadi ketika karyawan saat ini tidak dipekerjakan untuk memproduksi barang atau jasa karena alasan seperti pekerjaan musiman atau alasan lain. Oleh karena itu, mereka bekerja lebih sedikit dari apa yang dianggap jam normal di bidang atau industri mereka.
Ekonom biasanya juga memilah setengah pengangguran menjadi dua kelompok: pengangguran terlihat (visible unemployment) dan tidak terlihat (invisible unemployment). Pengangguran terlihat mencakup alasan overstaffing dan paruh waktu. Sementara itu, pengangguran yang tidak terlihat mengacu pada alasan overqualification.
Penyebab setengah pengangguran
Masalah setengah pengangguran seringkali muncul karena lapangan pekerjaan yang tersedia tidak mencukupi. Situasi ini biasanya terjadi ketika pertumbuhan ekonomi terlalu rendah atau bahkan, yang lebih buruk dalam kondisi resesi. Penciptaan lapangan kerja rendah karena banyak perusahaan mencoba merasionalisasi efisiensi.
Bisnis menghadapi permintaan yang melemah untuk produk mereka. Untuk mempertahankan operasional, mereka mungkin akan lebih banyak menawarkan lowongan pekerjaan sementara daripada lowongan pekerjaan penuh waktu. Tujuannya adalah untuk merasionalisasi biaya operasi.
Bagi mereka yang sedang menganggur, misalnya, pekerjaan paruh waktu adalah alternatif terbaik sebelum menemukan pekerjaan penuh waktu. Dengan mengambil pekerjaan paruh waktu, setidaknya, mereka masih bisa mendapatkan penghasilan.
Mobilitas tenaga kerja yang rendah antar daerah adalah faktor lain yang memperbesar dampak setengah pengangguran. Kegiatan bisnis di beberapa daerah dapat tumbuh lebih tinggi daripada yang lain. Jika pekerja tidak mobile, misalnya, karena alasan transportasi misalnya, ada kemungkinan bahwa pekerja di daerah dengan pertumbuhan rendah akan memilih pekerjaan paruh waktu. Menghapus hambatan geografis terhadap mobilitas tenaga kerja di dalam wilayah adalah solusi untuk masalah ini.
Penyebab selanjutnya adalah ketidaktersediaan informasi lowongan kerja secara memadai. Situasi ini dapat memperpanjang setengah pengangguran. Kurangnya informasi lowongan pekerjaan membuat mereka yang menganggur sulit menemukan pekerjaan yang diinginkan. Oleh karena itu, mungkin lebih banyak pekerja akan menerima pekerjaan paruh waktu atau pekerjaan yang tidak memenuhi syarat.
Overqualification biasanya ketika keterampilan atau keahliannya sangat spesifik. Atau, ini juga bisa terjadi karena reservasi gaji yang diminta oleh pelamar kerja sangat tinggi. Karenanya, penawaran bisa jauh lebih tinggi daripada permintaan. Diantara contoh pekerjaan yang menawarkan gaji tinggi tetapi permintaannya rendah adalah pekerjaan legal, investment bankers, dan manajer sistem informasi.
Situasi umum lainnya yang dapat menyebabkan setengah pengangguran adalah imigrasi. Ketika imigran yang sangat terlatih tiba di negara tujuan, mereka mungkin kesulitan untuk menemukan pekerjaan baru karena kompetisi yang tinggi atau alasan kredensial. Akibatnya, ketika, misalnya, insinyur dari negara lain berimigrasi, mereka mungkin tidak dapat bekerja dalam profesi mereka.
Pekerja yang putus asa (discouraged workers)
Pengangguran mencakup mereka yang telah berhenti mencari pekerjaan. Jumlah mereka seringkali meningkat selama resesi berkepanjangan. Aktivitas ekonomi yang sulit menghambat pengangguran untuk segera menemukan pekerjaan tepat. Kemudian, karena sulit menemukan pekerjaan, mereka menjadi putus asa. Mereka dikecualikan dalam perhitungan tingkat pengangguran resmi karena mereka tidak bekerja dan tidak aktif mencari pekerjaan.
Penyebab dari pekerja yang patah semangat
Ketika ekonomi mengalami resesi, lowongan pekerjaan sedikit, pekerja menjadi frustasi karena sulitnya mencari pekerjaan. Jadi, lebih banyak pekerja cenderung menjadi kecil hati.
Mereka menyerah mencari pekerjaan karena beberapa alasan:
- Kekurangan permintaan lapangan kerja atau pekerja berpikir permintaan untuk keterampilan mereka tidak tersedia. Atau, mereka menjadi frustasi karena mereka tidak segera menemukan pekerjaan.
- Pekerja tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan bisnis. Kurangnya pendidikan atau keterampilan menyebabkan pekerja yang menganggur menyerah. Ini bisa disebabkan oleh ketidaksesuaian antara sistem pendidikan dan pasar tenaga kerja.
- Diskriminasi karena alasan seperti ras, jenis kelamin, agama, dan kecacatan
Dampak-dampak dari pengangguran tersembunyi
Masalah psikologis
Pengangguran tersembunyi dapat menyebabkan kesehatan mental dan emosional yang buruk, terutama bagi mereka yang menganggur. Orang merasa frustasi ketika mereka belum menemukan pekerjaan yang mereka inginkan. Plus, gaji yang diperoleh lebih rendah dari harapan. Mereka mungkin merasa telah menyia-nyiakan waktu dan menerima uang yang lebih kecil daripada yang seharusnya. Situasi ini pada akhirnya dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang tinggi.
Misleading angka pengangguran
Keberadaan pengangguran yang patah semangat dapat memiliki konsekuensi negatif dalam menggambarkan kondisi pengangguran. Karena mereka tidak aktif mencari pekerjaan, pemerintah mengeluarkan mereka dari angkatan kerja. Kesesatan muncul, terutama selama resesi parah, karena banyak pekerja, setelah gagal menemukan pekerjaan sementara, menjadi putus asa dan meninggalkan angkatan kerja. Akibatnya, data tingkat pengangguran mengecilkan masalah pengangguran.
Demikian pula, data pengangguran resmi menganggap pekerja paruh waktu sebagai pekerja penuh. Bahkan, mereka sering tidak bekerja pada upaya terbaik dalam menghasilkan produk dan bersedia bekerja penuh waktu. Para ekonom menganggap mereka sebagai pengangguran semi-tersembunyi dan karenanya seharusnya dikeluarkan dari tingkat pengangguran.
Meningkatkan pengangguran struktural
Pengangguran tersembunyi dapat menyebabkan pengangguran struktural. Pekerja yang menganggur tidak lagi bekerja dengan memanfaatkan kemampuan terbaik mereka. Mereka tidak dapat memperbarui keterampilan mereka dengan pelatihan yang sesuai. Ini, tentu saja, dapat menghalangi mereka ketika mereka melamar jenis pekerjaan yang sesuai kemampuan lama mereka tanpa pelatihan. Secara agregat, ini dapat mengurangi kemampuan ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Kemiskinan dan masalah sosial
Pengangguran tersembunyi berkontribusi pada peningkatan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Meskipun pekerja dapat menemukan pekerjaan paruh waktu, upah paruh waktu mungkin tidak cukup besar dengan apa yang mereka ekspektasikan. Demikian juga, ketika seseorang dipaksa untuk mengambil pekerjaan yang tidak sesuai dengan keterampilan mereka, mereka tentu akan menerima penghasilan di bawah gaji reservasi mereka.
Dengan gaji yang tidak memadai, pendapatan rumah tangga menjadi lebih rendah. Mereka tidak akan mengkonsumsi barang dan jasa cukup banyak dan cenderung menghemat uang. Akibatnya, pengurangan permintaan rumah tangga menyebabkan perlambatan pertumbuhan bisnis dan ekonomi.