Contents
Apa itu: Ketenagakerjaan, atau lapangan kerja (employment) merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan tenaga kerja. Secara spesifik, itu bermakna kondisi memiliki pekerjaan yang dibayar, sebagaimana dalam kamus Cambridge Dictionary. Kita juga menggunakannya untuk merujuk pada jumlah orang yang memiliki pekerjaan (kamus Cambridge Dictionary) atau sejauh mana suatu angkatan kerja digunakan (kamus Merriam-Webster).
Pekerja melakukan pekerjaan dengan imbalan upah uang atau gaji. Mereka, kemudian, menggunakan uang itu, setelah membayar pajak, untuk ditabung atau dibelanjakan pada barang dan jasa.
Upah dapat mengambil beragam bentuk. Itu mungkin per jam, per pekerjaan, atau gaji tahunan. Selain gaji, beberapa perusahaan juga menawarkan sejumlah manfaat seperti bonus, kepemilikan saham, tunjangan asuransi, perumahan atau penggunaan gym.
Indikator ketenagakerjaan
Tidak semua orang dalam populasi tersedia untuk bekerja. Dari total populasi, kita dapat mengklasifikasikan orang ke dalam kategori usia kerja dan bukan usia kerja.
Definisi usia kerja bervariasi dari satu negara ke negara lainnya. Biasanya, itu merujuk pada individu berusia 15-64 tahun. Di luar rentang usia tersebut, mereka adalah bukan usia kerja. Contoh populasi non-usia kerja adalah bayi, anak usia sekolah, pensiunan.
Dari populasi usia kerja, kita dapat membaginya kembali ke dalam kedua kategori berikut:
- Angkatan kerja (labor force)
- Populasi yang tidak bekerja (non-working population)
Angkatan kerja (labor force) mewakili semua input tenaga kerja yang tersedia untuk digunakan dalam produksi barang dan jasa. Mereka terdiri dari dua kelompok. Pertama adalah mereka yang sedang bekerja. Mereka mungkin adalah pekerja penuh waktu, pekerja paruh waktu, atau pekerja kasual. Mereka dapat dipekerjakan sementara untuk proyek tertentu saja, atau secara permanen.
Kedua adalah pengangguran. Ini terdiri dari orang-orang yang belum mendapatkan pekerjaan, tetapi aktif mencari pekerjaan. Mereka mungkin adalah lulusan baru atau yang beralih pekerjaan. Mereka yang dipecat dan sedang aktif mencari pekerjaan juga masuk kategori ini. Ekonom biasanya mengklasifikasikan pengangguran ke dalam beberapa kategori: pengangguran friksional, pengangguran struktural, dan pengangguran siklikal.
Selanjutnya, populasi yang tidak bekerja (non-working population) terdiri dari orang-orang yang tidak bekerja dan tidak aktif mencari pekerjaan. Mereka berada pada rentang usia kerja. Tapi, mereka tidak mau bekerja dan aktif mencari pekerjaan karena alasan seperti sedang melanjutkan pendidikan atau mengurus anggota keluarga.
Tiga indikator untuk menganalisis kondisi ketenagakerjaan adalah:
- Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah rasio angkatan kerja terhadap total populasi usia kerja.
- Tingkat pekerjaan (employment rate) adalah rasio antara jumlah orang yang bekerja dengan populasi usia kerja. Ini mengukur sejauh mana sumber daya tenaga kerja sedang digunakan.
- Tingkat pengangguran adalah rasio antara jumlah penganggur dengan jumlah angkatan kerja. Indikator ini biasanya bergerak mengikuti siklus bisnis.
Selain ketiga indikator di atas, beberapa variabel yang sering diamati adalah upah, jam kerja, dan produktivitas tenaga kerja.
Tingkat partisipasi angkatan kerja
Meningkatnya tingkat partisipasi menunjukkan lebih banyak tenaga kerja yang tersedia untuk produksi barang dan jasa. Sehingga, peningkatannya berkontribusi positif terhadap output potensial (PDB potensial) di sebuah perekonomian.
Beberapa faktor mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja. Itu menurun ketika banyak populasi memasuki usia pensiun. Begitu juga, selama resesi atau depresi, banyak pengangguran putus asa dan berhenti mencari pekerjaan, sehingga mengurangi tingkat partisipasi.
Faktor lain yang menyebabkan penurunan partisipasi angkatan kerja adalah tingkat kesehatan masyarakat yang buruk, rendahnya pengeluaran untuk program pelatihan ulang, dan kebijakan kehamilan dan perawatan anak yang kurang murah hati.
Tingkat pendidikan dan industrialisasi juga mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi membuat pekerja lebih fleksibel dan mobile untuk berganti pekerjaan. Itu meningkatkan tingkat partisipasi.
Sementara itu, industrialisasi menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Banyak orang kemudian berpindah dari sektor informal dan produksi rumah tangga ke sektor manufaktur.
Terakhir, tingginya biaya hidup juga berpengaruh pada tingkat partisipasi. Biaya hidup yang tinggi mendorong lebih banyak perempuan untuk bekerja dan meninggalkan peran mereka sebagai ibu rumah tangga.
Tingkat pengangguran
Tingkat pengangguran tidak pernah nol karena alasan struktural maupun alasan friksional. Kita menyebut titik terendahnya sebagai tingkat pengangguran alamiah. Ketika itu tercapai, perekonomian berada pada lapangan pekerjaan penuh (full employment) dan pengangguran hanya terdiri dari pengangguran struktural dan friksional.
Pengangguran struktural terjadi karena pekerja tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan permintaan. Itu biasanya terjadi karena pergeseran struktur ekonomi. Misalnya, mekanisasi pertanian membuat beberapa buruh tani menganggur. Mereka tidak dapat beralih ke pekerjaan lainnya, misalnya di sektor manufaktur, karena keterampilan yang tidak memadai.
Solusi yang mungkin untuk mengatasi pengangguran struktural adalah melalui program pelatihan kembali dan perbaikan tingkat pendidikan. Ketika orang lebih terdidik, mereka lebih fleksibel dan mudah untuk mempelajari keterampilan baru.
Sementara itu, pengangguran friksional terjadi karena jeda waktu untuk mendapatkan pekerjaan. Orang yang pertama kali memasuki angkatan kerja (lulusan baru) atau berganti pekerjaan membutuhkan waktu untuk menemukan pekerjaan yang sesuai. Jadi, selama mereka belum mendapatkan pekerjaan, mereka masuk kategori pengangguran.
Pengangguran friksional terjadi karena pasar tenaga kerja beroperasi pada persaingan tidak sempurna. Pekerja tidak mobile ketika beralih pekerjaan. Anda membutuhkan waktu untuk menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian anda. Ketika telah menemukannya, pemberi kerja mungkin menawari anda gaji, waktu kerja, dan tunjangan yang tidak sesuai sehingga anda menolaknya.
Pentingnya lapangan kerja bagi perekonomian
Tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi selain tanah, modal dan kewirausahaan. Perusahaan menggunakannya sebagai input dalam memproduksi barang dan menyediakan jasa. Mereka mungkin adalah pekerja manual, pekerja kerah putih atau manajemen. Meskipun otomatisasi dan robot muncul, tetapi keduanya tidak sepenuhnya menggantikan input tenaga kerja untuk beberapa jenis pekerjaan.
Kondisi ketenagakerjaan penting karena mengindikasikan tingkat kesehatan perekonomian. Kita sering mengaitkannya dengan indikator ekonomi lainnya seperti PDB potensial, pertumbuhan ekonomi, prospek pendapatan rumah tangga dan keuntungan bisnis, dan permintaan barang dan jasa.
Pekerja memasok input produktif kepada perusahaan dan secara agregat, pada perekonomian. Dalam ekonomi makro, angkatan kerja (pasokan tenaga kerja) dan produktivitasnya menentukan output potensial (PDB potensial) sebuah negara.
Pekerja juga bertindak sebagai konsumen bagi barang dan jasa yang dihasilkan oleh bisnis. Biasanya, konsumsi mewakili sebagian besar dari produk domestik bruto (PDB). Oleh karena itu, perubahan konsumsi dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Selama perekonomian makmur (ekspansi ekonomi), para pekerja optimis dengan pendapatan dan keamanan pekerjaan mereka. Mereka cenderung membelanjakan lebih banyak uang untuk barang dan jasa. Belanja konsumen yang lebih tinggi meningkatkan permintaan agregat dan mendorong pertumbuhan PDB riil.
PDB riil yang lebih tinggi mengindikasikan peningkatan kegiatan ekonomi. Bisnis menyerap lebih banyak tenaga kerja untuk meningkatkan produksi dan memenuhi permintaan. Hasilnya, tingkat pengangguran menurun.
Sebaliknya, ketika perekonomian memburuk (kontraksi atau resesi), prospek ketenagakerjaan memburuk karena jumlah lapangan kerja menyusut. Tingkat pengangguran tinggi. Pekerja melihat prospek pendapatan dan pekerjaan mereka memburuk. Mereka lebih memilih untuk berhemat dan mengurangi beberapa permintaan barang dan jasa.
Permintaan yang lemah memaksa bisnis untuk memangkas output mereka. Itu menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Pada saat yang sama, mereka juga mengurangi beberapa tenaga kerja untuk mengefisienkan operasi. Sebagai hasilnya, tingkat pengangguran meningkat, memperburuk prospek pendapatan dan permintaan rumah tangga.
Lapangan kerja penuh
Lapangan kerja penuh terjadi ketika semua sumber daya tenaga kerja digunakan sepenuhnya. Tingkat pengangguran berada pada tingkat alaminya dan hanya menyisakan pengangguran struktural dan friksional. Perekonomian beroperasi pada kapasitas penuh dan PDB riil sama dengan PDB potensial.
Lapangan pekerjaan penuh adalah salah satu tujuan makroekonomi selain inflasi rendah dan stabil, tingkat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan ekuilibrium neraca pembayaran.
Mencapai lapangan pekerjaan penuh penting karena beberapa alasan. Lapangan kerja penuh berarti ekonomi sedang makmur. Ketika banyak orang bekerja, itu memperbaiki prospek pendapatan rumah tangga. Mereka memiliki banyak uang untuk membeli barang dan jasa.
Peningkatan permintaan rumah tangga mengarah pada perbaikan prospek keuntungan bisnis. Mereka meningkatkan produksi dan menciptakan banyak pekerjaan.
Bagi pemerintah, membaiknya prospek pendapatan rumah tangga dan keuntungan bisnis berkontribusi positif terhadap pendapatan pajak. Pengeluaran untuk program-program sosial seperti tunjangan pengangguran juga menurun. Kemiskinan dan biaya sosial seperti kejahatan dan vandalisme menurun ketika ekonomi sedang makmur.
Kebijakan untuk mencapai lapangan kerja penuh
Untuk mencapai lapangan kerja penuh, pemerintah dapat mengadopsi dua pendekatan kebijakan ekonomi:
- Kebijakan sisi permintaan
- Kebijakan sisi penawaran
Target kebijakan sisi permintaan adalah untuk mengurangi pengangguran siklikal yang melekat pada siklus ekonomi. Dua kebijakan utamanya adalah kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Keduanya mempengaruhi perekonomian melalui efeknya terhadap permintaan agregat.
Kebijakan moneter berada di bawah bank sentral. Dalam kasus ini, bank sentral mempengaruhi jumlah uang beredar melalui suku bunga kebijakan (policy rate), operasi pasar terbuka, dan rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio).
Perubahan jumlah uang beredar mempengaruhi permintaan agregat melalui beberapa saluran. Salah satunya adalah melalui suku bunga pinjaman.
Misalnya, ketika suku bunga turun, itu meningkatkan permintaan terhadap pinjaman baru oleh rumah tangga dan bisnis. Mereka dapat menggunakannya untuk membeli sejumlah item seperti perumahan, mobil dan barang modal.
Sementara itu, kebijakan fiskal bekerja melalui perubahan anggaran pemerintah. Untuk mempengaruhi perekonomian, pemerintah dapat mengubah pajak dan pengeluarannya.
Katakanlah, pemerintah menurunkan pajak pendapatan. Penurunan pajak merangsang permintaan rumah tangga karena mereka memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan ke barang dan jasa. Meningkatnya permintaan akan mendorong pebisnis untuk meningkatkan produksi.
Terakhir, kebijakan sisi penawaran bertujuan untuk mengurangi pengangguran struktural dan friksional di dalam perekonomian. Dengan kata lain, itu untuk mencoba dan mengurangi tingkat pengangguran alami.
Beberapa contoh kebijakan sisi penawaran adalah:
- Berinvestasi dalam modal manusia. Misalnya, pemerintah meningkatkan anggaran untuk memperbaiki sistem pendidikan dan program pelatihan.
- Mengurangi kekuatan serikat pekerja. Ketika mereka kuat, serikat pekerja meminta upah yang lebih tinggi. Itu meningkatkan biaya produksi dan mengurangi keuntungan bisnis. Sehingga, perusahaan kurang berminat untuk merekrut lebih banyak tenaga kerja.
- Menghapus upah minimum. Upah minimum membuat pasar tenaga kerja berada pada disequilibrium dan menciptakan ekses pasokan. Upah terlalu tinggi bagi beberapa bisnis, mendorong mereka untuk meminta lebih sedikit tenaga kerja.
- Deregulasi pasar tenaga kerja. Salah satu contohnya adalah mempermudah untuk mempekerjakan dan memecat pekerja.
- Memperbaiki infrastruktur dan transportasi. Dengan begitu, orang mudah mencari pekerjaan di wilayah berbeda sehingga meningkatkan mobilitas geografis.