Contents
Apa itu: Rasio perputaran aset (assets turnover ratio) adalah sebuah rasio keuangan untuk mengukur efisiensi operasi bisnis secara keseluruhan. Itu menunjukkan seberapa baik perusahaan mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan. Untuk mendapatkannya, kita membagi pendapatan dengan rata-rata total aset dalam dua tahun terakhir.
Semakin tinggi rasio, semakin baik karena perusahaan menggunakan asetnya secara efisien. Perusahaan bisa menghasilkan lebih banyak pendapatan dari setiap dollar sumber daya yang dimiliki.
Mengapa rasio perputaran aset penting?
Aset mewakili sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Mereka mengalirkan manfaat ekonomi kepada perusahaan tersebut dan dalam kasus ini, kita mengaitkannya dengan pendapatannya.
Seberapa efisien perusahaan memanfaatkan aset yang dimiliki? Kita mengukurnya dengan rasio perputaran aset. Itu menghubungkan setiap dolar pendapatan yang dihasilkan dengan total aset yang dimiliki. Dan, bagi manajemen atau investor, itu adalah metrik untuk mengukur efisiensi operasi bisnis secara keseluruhan.
Rasio ini juga mengidentifikasi keputusan strategis oleh manajemen, misalnya terkait dengan produksi, apakah memilih beroperasi secara padat modal atau padat karya. Bisnis padat modal akan memiliki perputaran total aset yang lebih rendah dibandingkan dengan bisnis padat karya karena sangat tergantung pada aset tetap seperti mesin, properti, dan peralatan.
Bagaimana menghitung rasio perputaran aset?
Kita membutuhkan dua input untuk menghitung rasio perputaran aset. Pertama, kita memerlukan angka pendapatan sebagai pembilang. Itu tersaji di laporan laba rugi.
Kedua, kita memerlukan angka total aset sebagai penyebut. Kita menemukannya di neraca.
Sebagian besar ahli merekomendasikan menggunakan total aset rata-rata dalam menghitung rasio ini. Untuk menghitungnya, kita menjumlahkan total aset pada awal tahun dengan total aset pada akhir tahun, bagi hasilnya dengan 2.
Dan, berikut adalah rumus rasio perputaran aset:
- Rasio perputaran aset = Pendapatan / Rata-rata total aset
Misalnya, sebuah perusahaan melaporkan penjualan tahunan sebesar $3 juta di tahun 2021. Di neraca, perusahaan melaporkan total aset sebesar $1,4 juta di tahun 2020 dan $1,6 juta di tahun 2021.
Dari data tersebut, total aset rata-rata adalah sebesar $1,5 juta. Sedangkan, rasio perputaran aset sama dengan 2 = $3 juta/$1,5 juta.
Bagaimana menginterpretasikan rasio perputaran aset?
Rasio yang lebih tinggi lebih adalah lebih baik karena menunjukkan perusahaan lebih efisien dalam mengelola asetnya. Perusahaan menghasilkan lebih banyak pendapatan untuk setiap dolar aset yang dimiliki.
Sebaliknya, rasio yang lebih rendah menggarisbawahi operasi yang kurang efisien. Aset perusahaan tidak dapat menghasilkan pendapatan yang memadai.
Kemudian, kita juga harus mendalami mengapa rasio tersebut tinggi atau rendah. Misalnya, rasio yang tinggi mungkin mengindikasikan terlalu banyak pendapatan dengan investasi terlalu sedikit. Itu menjadi sinyal bagi perusahan untuk berinvestasi lebih banyak guna mendukung penjualan di masa depan. Jika tidak, penjualan tidak berkesinambungan dalam jangka panjang karena dukungan aset yang tidak memadai.
Kemudian, dalam kasus lain, perusahaan mungkin melaporkan rasio yang menurun. Itu bisa terjadi karena perusahaan berinvestasi terlalu banyak di pabrik, peralatan, atau aset tetap lainnya tapi tidak disertai dengan peningkatan penjualan. Itu bisa meningkatkan biaya dan menekan profitabilitas jika perusahaan masih gagal meningkatkan pendapatan.
Bervariasi antar industri
Mengevaluasi rasio perputaran aset juga perlu dibandingkan dengan perusahaan sejenis atau rata-rata industri. Sehingga, kita bisa membuat kesimpulan secara lebih objektif.
Rasio ini cenderung bervariasi, di mana itu lebih tinggi di industri tertentu daripada yang lain. Karena alasan ini, rasio yang ideal akan bervariasi menurut industri di mana perusahaan beroperasi. Oleh karena itu, membandingkan rasio ini antar perusahaan di industri yang berbeda adalah kurang bermakna.
Ambil perusahaan ritel dan utilitas sebagai contoh. Peritel cenderung memiliki penjualan yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan utilitas. Sebaliknya, peritel biasanya memiliki total aset yang lebih rendah karena tidak banyak tergantung pada aset tetap. Sehingga, mereka cenderung memiliki rasio perputaran yang lebih tinggi dari pada perusahaan utilitas.
Perusahaan ritel dengan rasio perputaran aset sebesar 2,5 atau lebih bisa dianggap baik. Sedangkan, itu mungkin terlalu tinggi untuk perusahaan utilitas, di mana rasio yang ideal berkisaran antara 0,25 – 0,5.
Bacaan selanjutnya
- Rasio Aktivitas: Jenis, Rumus dan Interpretasi
- Rasio Perputaran Persediaan: Formula, Perhitungan dan Cara Membacanya
- Days of Inventory on Hand: Formula dan Cara Menghitung
- Perputaran Piutang Usaha: Rumus, Perhitungan, Cara Membacanya
- Days Sales Outstanding: Rumus, Cara Menghitung dan Membacanya
- Rasio Perputaran Utang Usaha: Cara Menghitung dan Membacanya
- Days Payable Outstanding: Cara Menghitung dan Membacanya
- Perputaran Modal Kerja: Formula, Perhitungan dan Interpretasi
- Rasio Perputaran Aset Tetap: Cara Menghitung dan Menginterpretasikan
- Rasio Perputaran Aset: Perhitungan dan Interpretasi