Contents
Apa itu: Proses manufaktur (manufacturing process) adalah langkah-langkah pekerjaan dan tindakan yang terlibat dalam mengkonversi input menjadi output. Input bisa berupa bahan baku, barang setengah jadi atau komponen. Sedangkan, output bisa jadi barang jadi atau setengah jadi. Prosesnya bisa bervariasi antar barang, mungkin melibatkan moulding, machining, joining, dan forming.
Selain bahan baku yang digunakan, proses memerlukan berbagai input lainnya seperti tenaga kerja, mesin, peralatan, dan bahan kimia atau pengolahan biologis. Seberapa besar input lainnya berkontribusi terhadap proses, itu tergantung pada sifat dasar proses manufaktur, apakah padat karya atau padat modal. Manufaktur padat modal lebih banyak mengandalkan mesin, peralatan dan otomasi daripada tenaga kerja. Manufaktur padat karya adalah sebaliknya.
Apakah proses manufaktur menciptakan nilai tambah?
Iya. Manufaktur meningkatkan nilai tambah, memungkinkan perusahaan untuk menjual output dengan harga lebih tinggi dari input yang digunakan. Dengan memproses bahan baku atau menyatukan komponen menjadi sesuatu yang lebih berguna, pemanufaktur menambah nilai.
Nilai tambah tersebut membawa harga yang lebih tinggi, membuat manufaktur menjadi usaha yang menguntungkan. Misalnya, mengolah bijih besi menjadi baja batangan dan kemudian berbagai peralatan seperti kendaraan bisa meningkatkan nilainya berkali-kali lipat. Begitu juga, mengkonversi kapas menjadi pakaian juga bisa menjadi bisnis bernilai jutaan dolar.
Apa sifat dasar manufaktur?
Sifat dasar menjelaskan ke kita apakah sebuah proses manufaktur lebih banyak mengandalkan mesin atau modal fisik seperti mesin. Berdasarkan hal tersebut, proses manufaktur dapat dibagi menjadi dua kategori:
- Manufaktur padat modal
- Manufaktur padat karya
Masing-masing memiliki berbeda dalam aspek seperti persyaratan investasi modal, fleksibilitas operasi, skala ekonomi, dan kustomisasi.
Manufaktur padat modal
Manufaktur modern berskala besar biasanya lebih padat modal. Beberapa mengandalkan mesin berbantuan komputer untuk mengotomatiskan proses dengan lebih sedikit intervensi oleh manusia. Sehingga, dalam struktur biaya mereka, biaya untuk modal (seperti mesin) memiliki proporsi yang lebih tinggi daripada biaya tenaga kerja.
Manufaktur semacam itu membutuhkan investasi awal yang signifikan untuk mesin, pabrik dan peralatan. Sehingga, dalam mencapai titik impas dan keuntungan, pemanufaktur berusaha untuk meningkatkan output untuk mencapai skala ekonomi secepat mungkin. Skala ekonomi yang lebih tinggi memungkinkan biaya turun.
Umumnya, produk terstandarisasi mengadopsi manufaktur padat modal. Pemanufaktur menjual mereka ke pasar massal di mana ada potensi permintaan yang signifikan yang tersedia untuk membenarkan investasi modal. Meski margin keuntungan relatif rendah, mereka bisa memperoleh keuntungan dari penurunan biaya melalui skala ekonomi.
Manufaktur padat karya
Manufaktur padat karya lebih banyak mengandalkan tenaga kerja daripada mesin. Sehingga, biaya tenaga kerja memiliki proporsi yang lebih tinggi daripada biaya modal.
Ambil contoh manufaktur tekstil. Mereka umumnya adalah padat karya dan sangat tergantung pada tingkat upah untuk mempertahankan biaya operasi dan daya saing. Sehingga, ketika upah naik dan telah tinggi, beberapa merelokasi pabriknya ke negara-negara dengan upah rendah seperti China dan Bangladesh.
Manufaktur padat karya biasanya juga diterapkan pada produk-produk yang customizable. Itu memungkinkan pemanufaktur menawarkan produk yang dipersonalisasi dan membebankan harga yang tinggi. Tapi, skala ekonomi yang rendah dan pengelolaan sumber daya manusia yang kompleks biasanya menjadi kelemahannya.
Apa saja jenis proses manufaktur?
Proses manufaktur akan bervariasi antar perusahaan, tergantung pada barang apa yang mereka produksi dan pengaturan sistem manufaktur mereka. Bagaimana bahan dan komponen diubah atau dikonversi, itu bisa melibatkan beberapa metode manufaktur. Lima jenis proses manufaktur adalah molding, forming, machining, joining, dan machining.
Molding
Molding memproses bahan baku cair atau lentur dan membentuknya menggunakan bingkai kaku. Itu biasanya digunakan untuk memproduksi barang berbahan baku seperti plastik, logam, atau kaca.
Istilah molding identik dengan casting. Yang pertama biasanya melibatkan plastik. Sedangkan, yang kedua menggunakan bahan dari logam dalam prosesnya.
Pertama, bahan baku dipanaskan hingga sampai menjadi cair. Kemudian, itu kemudian dituangkan ke dalam cetakan. Cairan kemudian mengeras dan mengadopsi bentuk cetakan yang digunakan. Dalam expendable mold casting, cetakan harus dihancurkan untuk menghilangkan bagiannya. Sedangkan, dalam permanent mold casting, cetakan bisa digunakan berulang kali.
Forming
Forming menggunakan kompresi atau jenis tegangan lain untuk membentuk benda kerja ke bentuk yang diinginkan tanpa menambah atau menghilangkan material. Massanya juga tetap tidak berubah.
Proses manufaktur ini paling sering digunakan untuk memproses logam. Plastik juga sering melibatkan proses ini.
Machining
Machining melibatkan pemotongan bahan menjadi bentuk akhir dengan spesifikasi yang diinginkan. Itu melibatkan peralatan seperti gergaji, sheer dan roda berputar. Itu juga bisa menggunakan metode lain seperti mesin laser untuk memotong logam. Menggunakan bahan kimia melalui proses fotokimia adalah metode lainnya, seperti dalam membuat bagian logam tipis kecil dengan desain kompleks.
Machining banyak diaplikasikan untuk membuat produk logam. Produksi furniture juga sering melibatkan proses ini.
Kemudian, machining biasanya melibatkan komputer – disebut dengan Computer Numerical Control (CNC) – untuk meningkatkan efisiensi. CNC mengontrol operasi tanpa melibatkan intervensi manusia. Oleh karena itu, itu mengurangi biaya tenaga kerja.
Joining
Joining melibatkan menggabungkan beberapa bagian atau komponen untuk membuat satu bagian. Itu bisa melibatkan pengelasan, penyolderan, pengikatan mekanis (mechanical fastening), atau pematrian (brazing) untuk menggabungkan bahan atau komponen.
Ambil contoh dalam mengkonstruksi bodi mobil. Prosedur penyambungan mekanis dan termal digunakan untuk menyambung bahan dan komponen untuk membentuk bodi mobil.
Shearing
Shearing pemotong lembaran logam menggunakan shear cutting machine dan menjadikan mereka bagian-bagian yang lebih kecil. Itu biasanya diaplikasikan dalam mengerjakan input berbahan aluminium, kuningan, atau pengerjaan dengan kertas dan plastik. Hasil potongan kemudian masuk ke proses manufaktur selanjutnya seperti proses forming atau drawing.
Bagaimana proses manufaktur diatur?
Jika sebelumnya, kita membahas tentang bagaimana bahan dan komponen di proses, maka sekarang kita membahas bagaimana proses manufaktur diatur. Itu membentuk sistem manufaktur. Sistem yang dipilih biasanya tergantung pada modal, fasilitas, staf, dan sistem informasi yang tersedia. Empat sistem manufaktur yang umum adalah:
- Flexible manufacturing system
- Continuous manufacturing system
- Intermittent manufacturing system
- Custom manufacturing system
Flexible manufacturing system
Flexible manufacturing system bisa menangani batch seperti intermittent manufacturing tapi lebih mengandalkan pada mesin daripada tenaga kerja. Pemanufaktur dapat memproduksi output pada volume tinggi dengan menerapkan robot dan otomasi untuk mengurangi intervensi manusia.
Selain bisa menghasilkan produk pada volume yang lebih tinggi, sistem juga mudah dikonfigurasi ulang untuk memproduksi produk lainnya. Tapi, flexible manufacturing membutuhkan investasi modal yang signifikan.
Mass customization adalah variasi lain untuk flexible manufacturing system. Itu memungkinkan pemanufaktur mendesain dan mengkustomisasi produk secara sederhana, tapi bisa menghasilkan produk pada skala massal.
Continuous manufacturing system
Pemanufaktur mengatur lini produksi menjadi beberapa bagian. Di masing-masing bagian, ada stasiun kerja. Ketika bahan dan komponen selesai diproses di stasiun kerja awal, itu kemudian dipindahkan secara berurutan di sepanjang jalur dan berhenti di stasiun berikutnya untuk diproses lebih lanjut. Proses tersebut terus dilakukan hingga output akhir dihasilkan.
Continuous manufacturing system cocok untuk memproduksi produk standar pada volume tinggi, sehingga bisa mengurangi biaya per unit melalui skala ekonomi.
Tapi, itu membutuhkan investasi awal yang besar. Selain itu, fleksibilitas dan diferensiasi yang rendah adalah kekurangan lainnya.
Intermittent manufacturing system
Intermittent manufacturing system memproduksi output identik dalam jumlah terbatas (batch). Setiap batch melewati satu tahap produksi sebelum menuju ke tahap berikutnya.
Dibandingkan dengan custom manufacturing, intermittent manufacturing system menawarkan keuntungan seperti skala ekonomi yang lebih tinggi. Selain itu, pemanufaktur bisa menghasilkan barang yang lebih bervariasi dengan menggunakan lini produksi yang sama.
Custom manufacturing system
Di bawah sistem ini, pemanufaktur menghasilkan barang yang dirancang khusus untuk pelanggan. Pemanufaktur membuat barang pada satu waktu ketika ada pesanan, sehingga biasanya unik untuk setiap pelanggan.
Metode ini memang memberikan lebih banyak fleksibilitas dan biasanya relatif sederhana. Selain itu, produk lebih customizable dan sesuai dengan selera dan keinginan pelanggan.
Tapi, custom manufacturing bisa sangat mahal dengan skala ekonomi yang rendah. Itu memakan lebih banyak waktu dan cenderung padat karya karena seringkali mengandalkan tangan dengan bantuan mesin.
Bacaan selanjutnya
- Bisnis: Definisi, Cara Kerja, Bersaing
- Peran Bisnis Dalam Masyarakat dan Perekonomian
- Apa Contoh Sumber Daya Bisnis?
- Contoh Bagaimana Bisnis Menambah Nilai Produk
- Aktivitas Bisnis: Definisi, Pentingnya, Klasifikasinya
- Enterprise: Arti, Tujuan, Jenis
- Bagaimana Bisnis Membangun Strategi Bersaing
- Bagaimana Cara Kerja Bisnis
- Proses Bisnis: Definisi, Pentingnya dan Manajemennya
- Proses Manufaktur: Definisi, Contoh dan Jenis
- Bagaimana Input Berbiaya Rendah Mempengaruhi Daya Saing Perusahaan
- Sumber Daya Manusia di Dalam Sebuah Bisnis