Contents
Apa itu: Perampingan (downsizing) adalah strategi perusahaan untuk mengurangi ukuran dan kompleksitas di dalam organisasi mereka. Itu melibatkan mengurangi karyawan, membuat perusahaan lebih kecil dengan memberhentikan mereka. Perusahaan mungkin menghapus posisi jabatan atau menghilangkan pekerjaan yang tumpang tindih. Atau, mereka menghapus divisi, spin-off unit yang tidak terkait dengan bisnis inti, atau menjual unit yang tidak produktif. Dan, itu biasanya menyertai restrukturisasi organisasi.
Perusahaan mengadopsi strategi ini karena beberapa alasan. Tantangan dalam lingkungan bisnis adalah yang pertama. Kemudian, ada merger sebagai alasan lain, di mana setelah aksi korporasi ini, beberapa unit atau pekerjaan menjadi tumpang tindih.
Downsizing bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas. Selain itu, perusahaan menjadi lebih lincah karena tidak terbebani dengan ukuran mereka yang besar. Mereka juga bisa memfokuskan upaya pada bisnis inti mereka dan mengeksploitasi kompetensi inti mereka secara lebih baik.
Mengapa downsizing penting?
Tiga alasan menjelaskan mengapa downsizing penting. Pertama, itu menjadi jalan untuk mengefisienkan operasi. Perubahan lingkungan bisnis seperti selama kemerosotan ekonomi memaksa perusahaan untuk mengambil langkah-langkah efisiensi. Tanpa itu, profitabilitas mereka bisa jatuh dalam.
Kedua, perusahaan bisa menjadi lebih fleksibel. Ketika organisasi menjadi sangat besar, perusahaan sulit bergerak. Akhirnya, mereka kurang tanggap terhadap perubahan lingkungan bisnis.
Misalnya, perubahan teknologi mengharuskan mereka beradaptasi. Jika tidak, mereka bisa kalah bersaing.
Ketiga, perusahaan bisa lebih fokus pada kompetensi inti. Menghapus yang tidak perlu memungkinkan perusahaan memberikan perhatian lebih pada apa yang terbaik dari mereka. Mereka mungkin harus mengubah strategi mereka dalam menanggapi perubahan lingkungan bisnis. Dan, itu mungkin mengharuskan mereka untuk menghapus beberapa pekerjaan atau unit bisnis yang tidak penting. Sehingga, mereka fokus pada area di mana mereka unggul.
Bagaimana cara kerja downsizing?
Downsizing bertujuan untuk mengurangi ukuran dan kompleksitas di dalam organisasi. Manajemen mungkin melihat organisasi di dalam perusahaan sudah terlalu besar dan tidak fleksibel. Sehingga, perusahaan tidak beroperasi pada efisiensi puncak. Pada saat yang sama, lingkungan bisnis menjadi lebih dinamis, yang mana membutuhkan perusahaan untuk menjadi lebih adaptif.
Kemudian, manajemen mencari cara untuk membuat perusahaan lebih efisien. Downsizing biasanya menjadi pilihan, yang merupakan pengurangan dalam ukuran organisasi dan biaya operasi. Itu bisa melibatkan mendesain ulang organisasi atau sekedar pengurangan karyawan.
Sebagai hasilnya, manajemen berharap organisasi menjadi lebih ramping dan lebih efisien. Sehingga, biaya operasi dapat lebih ditekan ke bawah. Dan struktur organisasi yang baru membuat perusahaan lebih lincah untuk menghadapi perubahan dalam lingkungan bisnis, memungkinkannya untuk tetap kompetitif di pasar. Selain itu, mereka memandang organisasi yang lebih kecil cenderung lebih lincah.
Alasan untuk downsizing
Beberapa alasan menjelaskan mengapa perusahaan memilih strategi downsizing. Kemerosotan ekonomi biasanya menjadi alasan. Misalnya, selama resesi, belanja rumah tangga jatuh, membuat permintaan menurun signifikan. Sebagai hasilnya, perusahaan-perusahaan menghadapi tekanan pada profitabilitas mereka.
Perusahaan kemudian mencari cara untuk mengurangi tekanan. Mereka kemudian mengambil langkah-langkah efisiensi untuk menurunkan biaya operasi. Cara paling umum adalah dengan mengurangi karyawan.
Alasan lain untuk downsizing adalah:
Pergeseran strategi. Misalnya, perusahaan sebelumnya mungkin mengejar strategi pertumbuhan melalui akuisisi. Namun, hal itu membuat organisasi menjadi terlalu besar dan sulit dikendalikan. Akibatnya, manajemen memutuskan untuk mengecilkan organisasi dengan mendesain ulang strukturnya.
Merger. Merger melibatkan menggabungkan dua perusahaan menjadi satu entitas yang bertahan. Sehingga, itu kemungkinan menghasilkan beberapa fungsi dan unit yang saling tumpang tindih. Entitas yang bertahan kemudian menghapus fungsi atau unit tersebut untuk mencapai struktur yang lebih efisien.
Manajemen baru. Manajemen baru seringkali membawa pendekatan baru, termasuk perubahan dalam strategi perusahaan. Misalnya, manajemen baru mengenalkan pendekatan baru yang lebih radikal untuk mendesain ulang organisasi untuk membuat perusahaan menjadi lebih fleksibel.
Teknologi baru. Teknologi baru bisa menciptakan redudansi pekerjaan di dalam perusahaan. Itu seringkali menggantikan beberapa pekerjaan sehingga perusahaan memutuskan untuk mengurangi karyawan. Adopsi teknologi menjadi pilihan karena lebih hemat biaya.
Penurunan industri. Ketika memasuki tahap penurunan dalam siklus hidupnya, sebuah industri menghadapi penurunan permintaan. Akibatnya, perusahaan menghadapi tekanan dalam penjualan mereka. Ini memaksa mereka untuk berusaha memotong biaya untuk mempertahankan keuntungan. Pada saat yang sama, mereka dapat menggunakan keuntungan yang ada untuk berinvestasi di tempat lain.
Alternatif dan strategi untuk downsizing
Bagaimana perusahaan menjalankan strategi downsizing, itu bisa melibatkan tiga alternatif berikut:
- Pengurangan karyawan
- Desain ulang organisasi
- Desain ulang sistemik
Pengurangan tenaga kerja (employee reduction). Misalnya, perusahaan menghilangkan beberapa unit atau pekerjaan yang saling tumpang tindih. Mereka berkontribusi pada biaya operasi yang tinggi. Sehingga menghilangkan mereka adalah menjadi cara untuk mengurangi biaya. Bagaimana perusahaan melakukannya? Itu mungkin melalui:
- Pensiun dini. Perusahaan menawari karyawan opsi untuk pensiun lebih awal dengan memberi persyaratan keuangan yang menguntungkan.
- Outplacement. Perusahaan mensponsori karyawan dengan tunjangan sebagai paket pesangon untuk membantu mereka pindah ke pekerjaan lain.
- Parasut emas (golden parachute). Paket kompensasi yang sangat menguntungkan kepada manajemen atas ketika perusahaan memberhentikan mereka.
- Atrisi (attrition). Perusahaan tidak menggantikan karyawan yang pergi dan karyawan bisa memutuskan secara bebas apakah ingin bertahan atau pergi.
- Penghentian sukarela (voluntary termination). Karyawan memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan atas kemauan mereka sendiri.
Desain ulang organisasi (organizational redesign). Perusahaan menata ulang organisasi untuk menjadi lebih efisien. Itu mungkin melibatkan penataan ulang fungsi, proses, tingkat hirarki, unit bisnis atau lini produk tertentu. Salah satu caranya adalah dengan delayering, yakni menghapus lapisan managerial untuk membuat organisasi kurang birokratis. Perusahaan mengharapkan efisiensi yang lebih tinggi dengan merampingkan organisasi.
Desain ulang sistemik (systemic redesign). Perusahaan mengatur ulang sistem di dalam perusahaan, yang mana itu merupakan program yang berkelanjutan. Budaya organisasi, sikap dan nilai-nilai adalah fokus utama, selain juga aturan, prosedur dan kebijakan di dalam perusahaan.
Dalam model lainnya, downsizing bisa melibatkan strategi berikut:
- Retrenchment
- Downscaling
- Downscoping
Retrenchment. Perusahaan fokus pada mengurangi biaya. Perusahaan melakukannya dengan menghilangkan pekerjaan yang berlebihan, saling tumpang tindih, atau menyatukan fasilitas produksi.
Downscaling. Perusahaan menurunkan skala operasi sambil mempertahankan aktivitas bisnis yang ada. Mereka memangkas sumber daya yang digunakan. Misalnya, mereka mengurangi pekerja, menutup lokasi atau menjual peralatan dan mesin.
Downscoping. Perusahaan mengerucutkan fokus pada unit bisnis atau portofolio tertentu. Yang umum adalah kembali fokus pada bisnis inti, di mana mereka memiliki kompetensi unggul. Divestasi biasanya seringkali menyertai itu. General Electric adalah contoh bagus. Perusahaan mendivestasi 350 lini produknya selama 1981-1992.
Apa saja keuntungan downsizing?
Meningkatkan profitabilitas adalah keuntungan utama bagi perusahaan. Mereka mengurangi biaya dengan mengurangi karyawan dan restrukturisasi fungsi, lapisan hirarki atau unit bisnis. Langkah-langkah efisiensi semacam itu vital terutama untuk bertahan hidup selama perekonomian sulit.
Keuntungan lainnya dari downsizing adalah:
Lebih fleksibel. Organisasi menjadi lebih ramping dengan mengurangi bagian-bagian yang tidak perlu dan kembali fokus pada kemampuan inti. Sehingga, perusahaan bisa lebih fleksibel untuk beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan bisnis.
Kurang birokratis. Perusahaan mengatur ulang struktur organisasi, misalnya melalui delayering. Mereka menghapus beberapa level manajerial untuk membuat rantai komando lebih pendek. Sebagai hasilnya, komunikasi dan pengambilan keputusan lebih cepat karena melalui lebih sedikit lapisan manajerial.
Kontrol lebih baik. Perusahaan menjadi lebih ramping dan fokus. Sehingga, mereka memiliki lebih banyak kendali atas fungsi bisnis, lini produk, unit bisnis atau sumber daya.
Komposisi yang lebih produktif. Strategi ini memungkinkan perusahaan membersihkan diri dari karyawan-karyawan yang tidak produktif. Disamping itu, mereka juga menyingkirkan pekerjaan atau fungsi yang berlebihan. Jadi, yang tersisa adalah mereka yang terbaik.
Membangun budaya yang lebih baik. Dengan mempertahankan karyawan terbaik, perusahaan dapat membangun budaya baru yang lebih baik. Ini menjadi katalis penting untuk mendorong produktivitas dan inovasi di dalam perusahaan. Namun, membangun budaya baru mungkin sulit ketika mereka masih memiliki banyak karyawan berkualitas buruk.
Apa saja kerugian downsizing?
Sementara menerapkan perampingan bisa meningkatkan profitabilitas dan produktivitas, tapi itu tidak selalu menghasilkan manfaat sesuai ekspektasi. Justru sebaliknya. Itu menyebabkan perusahaan kehilangan pekerja terampil, penurunan layanan pelanggan, dan hilangnya semangat kerja.
Berikut adalah kerugian yang mungkin akibat downsizing:
Menurunkan moral karyawan. Mengurangi karyawan bisa berdampak negatif pada moral. Karyawan yang ada mungkin gelisah karena mungkin akan berada dalam situasi yang sama di kemudian hari. Akhirnya, motivasi dan produktivitas mereka menurun.
Citra publik yang buruk. Publik mempersepsikan citra negatif ketika perusahaan mengurangi karyawan mereka. Misalnya, mereka mungkin melihat perusahaan sebagai yang tidak bertanggung jawab. Atau, mereka melihat perusahaan sedang mengalami masalah, yang mana itu mungkin mempengaruhi minat mereka untuk membeli produk perusahaan.
Beban kerja lebih berat. Beban kerja mungkin masih sama dengan yang ada sebelum perampingan terjadi. Perusahaan hanya mengurangi karyawan tanpa menghapus pekerjaan terkait. Sebagai hasilnya, karyawan yang ada mendapati beban kerja dan tanggung jawab mereka meningkat. Dan, itu bisa mengarah pada lebih banyak stress.
Kesenjangan keterampilan. Perusahaan mungkin tidak selektif dalam mengurangi karyawan. Akhirnya, mereka memecat karyawan kunci dengan keterampilan dan pengetahuan khusus. Dan keputusan semacam itu bisa menjadi masalah di kemudian hari.
Bacaan selanjutnya
- Level Hirarki: Definisi dan Penjelasan Singkat
- Rantai Komando: Pentingnya, Elemen, Keuntungan
- Rentang Kendali: Pentingnya, Jenis, Kelebihan, Kekurangan
- Delegasi Dalam Manajemen: Cara Kerja, Keuntungan, Kerugian
- Akuntabilitas: Pentingnya, Contoh, Komponen
- Sentralisasi: Pentingnya, Cara Kerja, Determinan, Pro, Kontra
- Desentralisasi: Pentingnya, Keuntungan, Kerugian
- Birokrasi: Pentingnya, Cara Kerja, Keuntungan, Kerugian
- Delayering: Pentingnya, Cara Kerja, Kelebihan, Kekurangan
- Downsizing: Pentingnya, Alasan, Jenis, Pro, Kontra
- Otoritas: Cara Kerja, Sumber, Jenis, Contoh
- Bagan Organisasi: Pentingnya, Fitur dan Jenis