Indeks harga konsumen atau IHK (consumer price index atau CPI) adalah indeks harga barang dan jasa yang dibeli konsumen. Indeks harga biasanya diberi nilai persatuan, atau 100, untuk periode dasar. Nilai-nilai indeks untuk periode selanjutnya dihitung dengan membandingkan tingkat harga yang terjadi dengan tingkat harga pada periode dasar, dikalikan dengan 100. Perubahan dalam IHK mencerminkan tingkat inflasi, yang mana mempengaruhi daya beli riil dari pendapatan konsumen dan kesejahteraan mereka.
Lebih dalam tentang “Indeks Harga Konsumen”
IHK kontras dengan deflator PDB, yang mengukur harga dari semua barang dalam perekonomian, atau indeks harga produsen (IHP), yang mewakili sekeranjang barang dan jasa yang beli oleh produsen. Tidak seperti IHK, deflator PDB menghitung semua barang yang dibeli oleh tiga sektor, yaitu rumah tangga, bisnis, dan pemerintah. Demikian pula, IHP hanya mencakup barang-barang yang digunakan sebagai input dalam proses produksi.
Komponen
Setiap negara memiliki klasifikasi yang berbeda dalam mengelompokkan barang dan jasa. Klasifikasi tertentu mengklasifikasikan barang dan jasa ke dalam makanan dan minuman, perumahan, pakaian, transportasi, layanan medis, rekreasi, pendidikan, dan komunikasi. Yang lain mengkategorikan mereka menjadi komponen inti, harga-harga yang diatur pemerintah, dan komponen barang yang volatile.
Di bawah ini adalah contoh klasifikasi di Indonesia:
Komponen | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 |
Bahan makanan | 147.39 | 152.76 | 161.44 | 179.77 | 126.76 | 133.01 | 140.58 | 142.35 | 147.21 |
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau | 132.59 | 138.57 | 147.04 | 157.99 | 118.84 | 126.47 | 133.27 | 138.74 | 144.17 |
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar | 119.79 | 123.95 | 128.1 | 136.07 | 115.55 | 119.41 | 121.68 | 127.93 | 131.04 |
Pakaian | 126.76 | 136.35 | 142.72 | 143.46 | 106.49 | 110.14 | 113.5 | 117.95 | 122.18 |
Perawatan medis | 115.86 | 120.79 | 124.3 | 128.9 | 111 | 116.9 | 121.48 | 125.11 | 129.04 |
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga | 117.86 | 123.94 | 129.16 | 134.21 | 110.37 | 114.75 | 117.88 | 121.81 | 125.65 |
Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan | 106.1 | 108.14 | 110.52 | 127.5 | 127.27 | 125.32 | 124.42 | 129.68 | 133.78 |
Indeks Harga Konsumen | 125.17 | 129.91 | 135.49 | 146.84 | 119 | 122.99 | 126.71 | 131.28 | 135.39 |
Cara menghitung tingkat inflasi dari indeks harga konsumen
Untuk menghitung tingkat inflasi, kita membandingkan persentase pertumbuhan IHK. Rumusnya sebagai berikut:
Tingkat inflasi = [(IHKt / IHK(t-1)) – 1] * 100%
Mari kita ambil data pada tabel di atas. Tingkat inflasi pada tahun 2018 sama dengan 3,1% = [(135,39 / 131,28) -1] * 100%.
Jika ada inflasi dalam perekonomian, indeks IHK akan naik selama periode waktu tertentu. Sebaliknya, jika ada deflasi, IHK menurun.
Seringkali, dalam analisis, pembuat kebijakan sering fokus pada faktor-faktor yang mendasari kenaikan harga. Untuk keperluan ini, mereka membagi IHK menjadi inflasi utama (headline inflation) dan inflasi inti (core inflation). Inflasi utama mengacu pada indeks harga untuk semua barang. Inflasi inti mengacu pada indeks harga yang tidak termasuk komponen volatile seperti makanan dan energi.
IHK merupakan indeks harga yang paling banyak digunakan untuk mengukur inflasi. Tetapi, ada juga beberapa alternatif untuk itu, termasuk deflator PDB dan indeks harga produsen atau indeks harga grosir. Dua yang terakhir berguna ketika kita fokus untuk mengamati tekanan harga yang muncul di sepanjang rantai nilai, yaitu dari bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. IHP juga berguna untuk mengidentifikasi perubahan harga relatif dari input produsen, yang dapat mengindikasikan pergeseran permintaan di antara industri.
Mengapa Indeks Haga Konsumen penting?
IHK adalah salah satu indikator ekonomi yang paling banyak dikutip, selain PDB riil dan tingkat pengangguran. Perubahannya dari waktu ke waktu merepresentasikan tingkat inflasi yang dialami konsumen. Dengan demikian, IHK memberikan ukuran biaya hidup saat ini. Inflasi IHK yang tinggi mengikis daya beli dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari rumah tangga.
Selain sebagai indikator ekonomi untuk tingkat inflasi, IHK juga digunakan sebagai referensi untuk perjanjian eskalasi seperti kontrak tenaga kerja. Seringkali, upah dikaitkan dengan perubahan IHK. Jika IHK naik, begitu juga upah. Beberapa pembayaran atau instrumen keuangan juga diindeks ke inflasi IHK. Di Amerika Serikat, contohnya adalah Treasury Inflation-Protected Securities (TIPS).
Inflasi IHK biasanya sebagai jangkar untuk kerangka kebijakan moneter. Dalam penargetan inflasi, bank sentral mengendalikan inflasi pada kisaran target, misalnya di Indonesia tahun 2019, 3,5 ± 1%. Bank sentral akan menyelaraskan suku bunga kebijakan untuk mencapai target tersebut. Beberapa bank sentral biasanya fokus pada inflasi inti daripada headline inflation.
Catatan
Meskipun IHK adalah yang paling banyak digunakan untuk mengukur inflasi, IHK memiliki beberapa keterbatasan yang signifikan. IHK tidak mempertimbangkan efek substitusi dan perubahan kualitas barang dan jasa.
Dalam perhitungan, IHK biasanya memberikan bobot yang sama meskipun preferensi konsumen berubah. Misalnya, jika harga kopi naik, beberapa konsumen lebih memilih untuk mengganti dengan teh. Dengan demikian, biaya teh mewakili porsi pengeluaran konsumen yang lebih tinggi. Tetapi karena bobot teh dan kopi tidak berubah, efek substitusi seperti itu tidak tercermin dalam IHK.
Demikian pula, jika komputer yang lebih canggih diluncurkan di pasar dan banyak konsumen membelinya, tetapi harga komputer tetap sama dari satu tahun ke tahun berikutnya, IHK mungkin masih tidak berubah, bahkan jika komputer baru lebih handal. Dalam hal ini, IHK tidak mencerminkan perubahan dalam kualitas atau fitur produk.
Akhirnya, sering kali produk baru dikecualikan dalam perhitungan IHK. Untuk produk teknologi baru, IHK mungkin melebih-lebihkan inflasi karena harga produk tersebut seringkali akan menurun tajam ketika produk baru tersebut terus berevolusi. Tapi, IHK memasukkan produk-produk ini. Mereka akan dimasukkan sampai menjadi umum, sehingga masuk sebagai bagian dari keranjang barang yang dibeli oleh barang-barang konsumen.