Contents
Apa itu: Produk (product) adalah segala sesuatu yang kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Ahli pemasaran membaginya menjadi dua: barang dan jasa. Barang mewakili produk berwujud. Sedangkan, jasa mewakili produk tidak berwujud. Sebagaimana yang diajukan oleh Kotler, produk memuaskan kebutuhan kita melalui lima tingkatan, mulai dari manfaat inti hingga manfaat potensial.
Darimana konsumen mendapatkan produk? Bisnis hadir. Mereka menghasilkan dan menjual produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Mereka melakukan itu untuk menghasilkan uang. Mereka kemudian menggunakan uang tersebut untuk membeli input seperti bahan baku dan tenaga kerja. Selisih antara pendapatan yang mereka peroleh dengan biaya yang mereka keluarkan menghasilkan keuntungan.
Mana produk yang konsumen beli? Ada beberapa alternatif strategi untuk menarik konsumen. Dua yang paling dasar adalah kepemimpinan biaya dan diferensiasi. Bisnis kemudian mengejawantahkan strategi tersebut dalam area pemasaran dengan fokus di sekitar bauran pemasaran: poduk, harga, promosi dan tempat.
Misalnya, kepemimpinan biaya mengedepankan produk standar dan harga lebih rendah daripada rata-rata industri. Karena margin per unit rendah, perusahaan berusaha menghasilkan volume penjualan tinggi dan karena itu mengandalkan promosi dan distribusi massal untuk menjangkau sebanyak mungkin konsumen.
Apakah konsumen puas? Itu tergantung pada ekspektasi dan harga yang bersedia mereka beli. Jika nilai yang diberikan produk setara atau melebihi ekspektasi mereka, mereka puas. Dan ekspektasi mereka tercermin dari harga yang bersedia mereka beli.
Apa saja jenis produk?
Ada beberapa cara untuk mengkategorikan produk. Misalnya, kita mengelompokkan mereka menjadi dua berdasarkan apakah mereka memiliki substansi fisik atau tidak:
- Barang
- Jasa
Barang mewakili produk berwujud. Mereka memiliki substansi fisik sehingga kita bisa melihat dan meraba mereka. Pakaian, ponsel, sepeda, makanan, minuman adalah contoh barang. Kemudian, pemasar mengkategorikan mereka menjadi dua berdasarkan masa manfaatnya:
- Barang tahan lama. Mereka memiliki masa pakai yang lama, tiga tahun atau lebih. Mobil dan furniture adalah contohnya.
- Barang tidak tahan lama. Mereka memiliki masa manfaat singkat, bahkan harus segera dikonsumsi setelah dibeli. Sayur, buah-buahan, dan minuman adalah contoh bagus.
Sementara itu, jasa tidak memiliki substansi fisik. Karena tidak berwujud, kita hanya bisa merasakan manfaatnya tapi tidak bisa melihat atau menyentuhnya. Apa yang diberikan tukang cukur, perbankan, penasihat keuangan, dan asuransi adalah contoh jasa.
Kemudian, kita bisa juga mengkategorikan produk berdasarkan siapa yang membeli. Mereka adalah:
- Produk konsumen
- Produk industrial
Bisnis menjual produk konsumen kepada individu untuk penggunaan akhir. Kita tidak perlu memprosesnya lebih lanjut menjadi produk lain untuk memperoleh manfaatnya. Makanan, minuman, dan sepeda adalah contoh produk konsumen.
Sementara itu, produk industrial dijual kepada bisnis lain. Mereka mungkin adalah bahan baku atau barang antara. Contoh bahan baku adalah bijih besi, bauksit, jagung, gandum, dan kayu gelondongan.
Pemanufaktur mengolah bahan baku untuk menjadi produk jadi atau menjadi produk antara, yang mana membutuhkan proses lebih lanjut. Adapun, contoh produk antara adalah lempeng baja, lempeng aluminum, dan tepung terigu. Pemanufaktur lain di bisnis hilir kemudian memproses produk antara menjadi produk jadi seperti tepung terigu menjadi roti dan lempeng aluminum menjadi rangka mobil.
Selain bahan baku dan produk antara, bisnis mungkin juga membeli produk dari bisnis lain untuk membantu proses produksi seperti mesin dan peralatan pabrik. Atau, mereka membeli produk jadi untuk mendukung operasi seperti laptop dan peralatan kantor lainnya. Atau, mereka menjual produk untuk dijual kembali seperti yang dilakukan oleh peritel.
Mengapa produk penting?
Produk adalah esensial bagi kehidupan kita. Misalnya, kita mengkonsumsi mereka untuk bertahan hidup dan membuat hidup kita lebih mudah. Bayangkan jika tidak ada produk makanan dan minuman? Kita mungkin harus menanam sayuran, biji-bijian dan buah-buahan sendiri.
Selain itu, produk juga meningkatkan standar hidup kita. Misalnya, komputer membantu pekerjaan kita. Kita juga bisa menggunakannya untuk menghasilkan uang. Kemudian, ponsel memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan keluarga kita. Tanpa ponsel, kita mungkin harus mengambil perjalanan jauh, dengan berjalan kaki atau naik kuda, untuk menemui keluarga kita. Selanjutnya, kita juga bisa menempuh perjalanan jauh dengan lebih cepat dengan mengambil penerbangan dan perjalanan kereta api.
Mengapa produk penting? Secara garis besar, itu bisa dilihat dari dua sudut pandang:
- Konsumen
- Bisnis
Sebagai konsumen, kita bisa memuaskan kebutuhan dan keinginan kita dengan mengkonsumsi produk. Mereka tidak hanya penting untuk kita bertahan hidup tapi juga membuat hidup kita lebih mudah, sebagaimana contoh yang disebutkan sebelumnya.
Kemudian, bisnis memperoleh uang dengan menjual barang dan menyediakan jasa. Mereka menggunakan uang tersebut untuk berbagai keperluan, termasuk membayar gaji karyawan dan membagikannya ke pemilik. Kita mungkin bekerja sebagai pegawai sebuah perusahaan. Atau, kita adalah pemilik bisnis. Apapun peran yang kita mainkan, tanpa ada produk, kita tidak mendapat uang.
Mengapa bisnis menjual produk?
Bisnis memperoleh uang dengan menghasilkan produk. Mereka menjual produk untuk mengumpulkan pendapatan. Dan setelah dikurangi dengan biaya terkait, mereka memperoleh keuntungan.
Persaingan memaksa bisnis harus kompetitif. Mereka harus menawarkan sesuatu yang lebih baik daripada pesaing untuk menarik konsumen untuk membeli. Dengan memenuhi itu, mereka berharap untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan.
Pada saat yang sama, bisnis juga harus memikirkan bagaimana cara memperoleh pendapatan pada biaya yang lebih efisien. Jika lebih efisien, setiap pendapatan yang mereka bukukan dari penjualan mengkonsumsi biaya lebih sedikit.
Jika berhasil menghasilkan pendapatan pada biaya yang lebih sedikit, bisnis bisa memperoleh keuntungan yang lebih tinggi daripada pesaing. Dan jika profitabilitas mereka lebih tinggi daripada rata-rata pesaing, mereka memperoleh keunggulan kompetitif.
Membangun keunggulan kompetitif
Berapa banyak uang yang bisa perusahaan dapatkan dari setiap produk tergantung pada strategi bersaing mereka. Misalnya, sebuah perusahaan mengadopsi strategi diferensiasi dengan menawarkan keunikan pada harga yang tinggi. Mereka memperoleh margin per unit yang tinggi. Sehingga, mereka bisa mencapai target keuntungan dengan menjual lebih sedikit produk.
Sebaliknya, perusahaan lain mungkin mengadopsi strategi kepemimpinan biaya. Mereka mengandalkan harga jual lebih murah daripada rata-rata industri sambil menawarkan fitur yang standar. Mereka memperoleh margin per unit yang rendah. Sehingga, untuk mencapai total keuntungan yang ditargetkan, mereka harus menjual produk pada volume yang lebih tinggi daripada strategi diferensiasi.
Memang, pelanggan menyukai produk yang murah tapi berkualitas tinggi. Dengan kata lain, itu mengkombinasikan strategi diferensiasi dan kepemimpinan biaya secara bersama-sama. Namun, bagi perusahaan, itu mungkin sulit dilakukan. Maksud saya, perusahaan seringkali tidak dapat menawarkan keduanya secara bersamaan. Karena itu, dalam mengembangkan daya saing, perusahaan biasanya memilih antara strategi diferensiasi atau kepemimpinan biaya.
Bagaimana bisnis menarik konsumen untuk membeli produk?
Sebuah perusahaan menjual produk untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan kata lain, produk menarik jika memberikan solusi bagi konsumen. Namun, ada banyak perusahaan lain juga melakukannya. Mereka saling bersaing. Sehingga, agar menarik konsumen untuk membeli, produk juga harus memuaskan konsumen dengan lebih baik daripada pesaing mereka.
Akhirnya, perusahaan harus menawarkan proposisi jual unik untuk menarik konsumen membeli. Itu mewakili manfaat dan solusi yang diberikan oleh produk untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan membedakannya dari produk pesaing.
Merancang proposisi jual unik membutuhkan perusahan untuk memikirkan bauran pemasaran:
- Produk
- Harga
- Promosi
- Tempat
Misalnya, sebuah produk memiliki nilai jual karena menghadirkan fitur canggih, memungkinkan perusahaan menetapkan harga tinggi. Sementara itu, produk pesaing mungkin memiliki fitur standar, relatif mirip dengan pesaing, namun perusahaan menawarkannya pada harga yang lebih murah.
Kemudian, perusahaan biasanya memiliki cara berbeda dalam mempromosikan dan penjual produk. Misalnya, mereka mempromosikan produk berharga mahal secara lebih intim atau pendekatan lebih individual. Sehingga, mereka harus fokus menargetkan segmen pasar spesifik, misalnya keluarga kaya. Dalam kasus tertentu, mereka mungkin menjual produk dari pintu ke pintu alih-alih mengandalkan saluran massal seperti distributor dan ritel.
Sementara itu, produk berharga murah biasanya dipromosikan melalui iklan massal untuk menjangkau sebanyak mungkin pelanggan. Selain itu, perusahaan juga mengandalkan saluran ritel untuk mencakup wilayah yang luas. Sehingga, volume penjualan yang tinggi mengkompensasi margin per unit yang rendah.
Memenuhi ekspektasi konsumen
Seperti yang saya sebutkan, perusahaan bertujuan memuaskan konsumen melalui produk mereka. Dan, suatu produk lebih unggul jika bisa memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Dengan kata lain, nilai yang didapatkan oleh pelanggan dari produk sama dengan atau lebih tinggi daripada harga yang bersedia mereka bayar.
Konsep ini penting ketika mengembangkan proposisi jual unik. Ekspektasi konsumen menjadi aspek penting untuk diukur dan dibenamkan ke produk ketika merancang proposisi jual. Sehingga, keunikan produk tidak hanya memenuhi kebutuhan tapi juga memuaskan pelanggan karena memenuhi ekspektasi mereka.
Mengembangkan di sekitar lima tingkatan produk
Philip Kotler, seorang ahli manajemen pemasaran, mengajukan lima tingkatan produk. Lima tingkatan tersebut membantu bisnis untuk memasarkan produk secara efektif. Mereka adalah:
- Core benefit
- Generic product
- Expected product
- Augmented product
- Potential product
Core benefit. Ini mewakili apa yang dapat dilakukan produk kepada konsumen. Ambil contoh smartphone. Manfaat intinya adalah berkomunikasi. Sehungga, misalnya, dengan menggunakannya, kita dapat menghubungi kolega kita, meski berada di luar negeri.
Generic product. Ini adalah elemen fisik atau berwujud. Elemen ekstra ini dapat kita lihat, sentuh atau rasakan. Untuk smartphone, itu dapat mencakup ukuran layar, desain, dan kamera. Misalnya, desain yang unik bisa menjadi penarik saat pertama kali konsumen melihatnya.
Expected product. Serangkaian atribut-atribut produk yang diharapkan oleh konsumen untuk didapat. Sistem operasi dan aplikasi dasar, seperti browser dan memori ponsel adalah contohnya.
Augmented product. Elemen ini dapat berwujud seperti bahan produk dan fitur sistem operasi. Atau, itu bisa tidak berwujud seperti layanan purna jual dan merek.
Elemen augmented sangat strategis karena membedakan produk dengan produk pesaing. Selain itu, mereka juga membedakan antara produk yang sukses dan yang tidak. Mereka juga menentukan keputusan pembelian pelanggan. Karena itu, banyak bisnis yang sukses fokus pada peningkatan elemen ini.
Potential product. Ini terkait dengan perubahan atau peningkatan di masa depan dan potensial memberikan kejutan kepada pelanggan dan membuat mereka semakin mencintai produk. Mislanya, produsen smartphone membenamkan kamera beresolusi tinggi, yang mana sulit didapatkan pada saat peluncurannya pertama kali.