Contents
Apa itu: Struktur organisasi berdasarkan fungsi (organizational structure by function) atau struktur organisasi fungsional adalah pengaturan di mana perusahan mengelompokkan dan membagi organisasi berdasarkan fungsi bisnis. Masing-masing fungsi membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik. Fungsi bisnis yang umum adalah operasi, pemasaran, sumber daya manusia dan akuntansi dan keuangan. Tapi, mereka akan sangat bervariasi antar perusahaan. Beberapa mungkin menambahkan fungsi tertentu seperti teknologi informasi dan riset dan pengembangan.
Struktur fungsional memungkinkan perusahaan untuk mencapai skala ekonomi dan produktivitas yang lebih tinggi melalui spesialisasi. Orang-orang di dalam departemen menjadi semakin ahli karena memiliki pekerjaan dan tugas yang spesifik.
Tapi, masalah ego dan koordinasi yang buruk menjadi kelemahan struktur ini. Masing-masing departemen beroperasi dan memiliki target yang independen. Akhirnya, mereka lebih mementingkan area fungsional mereka tanpa harus mempertimbangkan departemen lain.
Bagaimana cara kerja struktur organisasi berdasarkan fungsi?
Struktur fungsional adalah metode tradisional untuk mengatur organisasi. Perusahaan mengelompokkan organisasinya menjadi beberapa departemen atau divisi, seperti operasi, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Setelah membentuk departemen, perusahaan mengatur posisi, diurutkan berdasarkan senioritas.
Dewan direksi menjadi seorang kepala eksekutif. Mereka terdiri dari direktur utama dan direktur fungsional. Dan, masing-masing departemen akan berada di bawah direktur fungsional.
Sekarang, kita ambil departemen pemasaran sebagai contoh. Direktur pemasaran mewakili posisi puncak untuk departemen ini. Sekarang, kita ambil departemen pemasaran sebagai contoh. Direktur pemasaran mewakili posisi puncak untuk departemen ini. Dia menjalankan fungsi spesialisnya dengan mengarahkan dan mengkoordinasikan fungsi pemasaran perusahaan. Dia tidak memiliki wewenang atas orang-orang di luar yurisdiksi mereka.
Di dalam departemen pemasaran, seorang manajer bertindak sebagai kepala. Dia bertanggung jawab dan melapor kepada direktur pemasaran dan membawahi beberapa posisi.
Bagaimana posisi di dalam departemen pemasaran diatur, itu akan sangat bervariasi antar perusahaan. Misalnya, seorang manajer mungkin menjabat sebagai kepala departemen. Di perusahaan lain, itu mungkin berada di bawah vice president, di mana dia membawahi bebrepa manajer di fungsi pemasaran seperti manajer penjualan, periklanan, riset pemasaran, dan perencanaan produk. Kemudian, di bawah manajer, ada assistant manager dan staf.
Di mana struktur organisasi berdasarkan fungsi adalah umum dijumpai?
Kita akan menjumpai struktur fungsional di banyak sektor. Bisnis umumnya mengadopsi struktur fungsional, terutama di perusahaan besar. Mereka biasanya akan membagi organisasi mereka sesuai dengan aktivitas dalam rantai nilai Sehingga, itu memungkinkan orang-orang di dalam perusahan untuk berspesialisasi dalam area khusus.
Struktur fungsional bekerja paling baik di perusahan di mana mereka menghasilkan produk atau layanan secara terus menerus. Orang-orang berspesialisasi dalam bidangnya dan eksekutif atas akan mengkoordinasikan mereka, memastikan mereka berada dalam jalur untuk mencapai tujuan perusahan.
Sementara itu, perusahan kecil mungkin memandang struktur ini terlalu kaku. Sehingga, mereka umumnya mengadopsi struktur datar daripada fungsional. Itu memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan dengan cepat dan mudah.
Apa saja keuntungan struktur organisasi berdasarkan fungsi?
Spesialisasi adalah keuntungan struktur fungsional. Perusahaan membagi peran dan pekerjaan menjadi spesifik, yang mana membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus. Dan, spesialisasi memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan setiap orang lebih produktif dari waktu ke waktu melalui belajar dari pengalaman dan pelatihan. Akhirnya, setiap orang bisa menjadi ahli dan menghasilkan lebih banyak output pada biaya yang lebih efisien.
Keuntungan lain dari struktur organisasi berdasarkan fungsi adalah:
Komunikasi yang efisien. Komunikasi bisa lebih cair dan mengalir melalui rantai top-down dan bottom-up, yang mana lebih efisien.
Pengembangan keterampilan yang lebih besar. Orang-orang dengan keterampilan dan pengetahuan yang sama bekerja sama dan melakukan fungsi serupa, yang mana memungkinkan keahlian mereka untuk lebih berkembang.
Akuntabilitas. Garis manajemen yang jelas memungkinkan masing-masing posisi untuk bertanggung jawab terhadap area fungsional mereka.
Kejelasan peran. Karyawan memahami peran mereka dan apa yang mereka bisa kontribusikan kepada perusahaan.
Lebih cepat menjadi mahir. Spesialisasi memungkinkan orang-orang mengerjakan tugas dan pekerjaan khusus, memungkinkan orang-orang baru untuk cepat beradaptasi dan menjadi lebih mahir.
Karir yang terpadu. Karyawan memiliki arah yang jelas tentang keahlian apa yang harus mereka kembangkan untuk menunjang karir profesional.
Tujuan dan target yang jelas. Setiap departemen memiliki tujuan tertentu, sesuai dengan area fungsional mereka, memungkinakn setiap orang di dalam departemen untuk menuju ke arah yang sama.
Pengembangan sumber daya manusia yang lebih terarah. Perusahaan lebih mudah memetakan dan merancang program pelatihan dan pengembangan untuk mendukung masing-masing area fungsional.
Garis komando yang jelas. Orang-orang di departemen faham kepada siapa mereka harus menerima perintah, melapor dan bertanggung jawab.
Apa saja kelemahan struktur organisasi berdasarkan fungsi?
Kebosanan dan ketidakpuasan kerja adalah kelemahan dari struktur fungsional. Setiap orang melakukan tugas dan pekerjaan yang relatif monoton. Orang-orang baru mungkin memandangnya bukan sebagai masalah. Tapi, bagi orang-orang yang telah lama bekerja, rutinitas mereka menjadi membosankan. Tanpa tantangan baru, mereka mungkin menjadi tidak puas dengan peran mereka di perusahaan.
Kerugian lain dari struktur organisasi berdasarkan fungsi adalah:
Ego. Departemen memiliki tujuan mereka sendiri. Akhirnya, mereka bertindak untuk kepentingan mereka sendiri.
Silo organisasi. Masing-masing departemen beroperasi secara independen. Sehingga, orang-orang di sebuah departemen enggan untuk berbagi informasi atau pengetahuan dengan orang di departemen lain.
Konflik antar departemen. Masing-masing departemen memiliki target yang berbeda dan kadangkala saling bertentangan. Misalnya, departemen pemasaran memiliki target peningkatan penjualan, yang mana membutuhkan lebih banyak anggaran. Sebaliknya, departemen keuangan memiliki target efisiensi, yang mana berarti menghemat lebih banyak anggaran. Dan, seringkali, kontradiksi tersebut bisa mengarah pada ketidakharmonisan dan konflik.
Masalah koordinasi. Setiap departemen seringkali lebih mementingkan ego dan mementingkan area fungsional masing-masing. Akhirnya, itu mengarah pada buruknya koordinasi. Persoalan semacam itu menjadi bahaya ketika lingkungan bisnis menuntut perusahaan untuk berubah. Dan, masalah koordinasi membuat lambat perusahan dalam merespon perubahan secara tepat.
Prioritas yang lebih sulit. Perusahan lebih sulit untuk menentukan prioritas dalam mengalokasikan sumber daya. Ambil contoh terkait dengan anggaran. Masing-masing departemen saling bersaing untuk mendapatkan anggaran yang lebih besar untuk memungkinkan mereka mencapai target lebih mudah.
Keputusan yang terkonsentrasi. Kepala-kepala departemen dan direktur fungsional mungkin memonopoli keputusan di dalam departemen. Mereka memiliki kekuatan untuk pengambilan keputusan dan mungkin sedikit mendelegasikan atau tidak memberikan otonomi kepada orang-orang di bawah mereka. Akhirnya, itu menurunkan motivasi staf.