Contents
Apa itu: Aset tidak lancar (non-current assets) adalah aset jangka panjang, di mana nilai penuhnya tidak akan direalisasikan pada periode akuntansi. Mereka mewakili aset yang tidak likuid. Contohnya adalah properti, pabrik dan peralatan.
Istilah lain untuk aset tidak lancar adalah aset jangka panjang. Perusahaan dapat menggunakan depresiasi, amortisasi dan deplesi untuk secara bertahap mengurangi jumlah aset tidak lancar di neraca, tergantung pada jenis asetnya.
Perbedaannya dengan aset lancar
Aset lancar plus aset tidak lancar mewakili total aset perusahaan. Perusahaan berharap dapat mengkonversi atau menerima manfaat aset lancar dalam waktu satu tahun atau kurang. Sedangkan, aset tidak lancar memberi manfaat ke perusahaan lebih dari satu tahun. Contohnya adalah:
- Kas dan setara kas (cash and cash equivalents)
- Surat berharga (marketable securities)
- Piutang usaha (accounts receivable)
- Persediaan (inventory)
- Beban dibayar dimuka (prepaid expense)
Aset lancar penting untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan. Misalnya, perusahaan dapat segera membayar pemasok atau melunasi utang jangka pendek dengan kas.
Daftar aset tidak lancar
Anda dapat memeriksa neraca untuk melihat aset tidak lancar. Di situ, anda mungkin akan menemukan komponen aset tidak lancar berikut:
- Investasi properti (property investments) – properti yang dimiliki perusahaan untuk memperoleh pendapatan sewa atau apresiasi modal.
- Investasi jangka panjang (long-term investments) – seperti efek ekuitas, obligasi, wesel bayar jangka panjang dan kepemilikan di perusahaan lain. Perusahaan tidak akan menjual atau mengkonversinya menjadi kas dalam satu tahun.
- Properti, pabrik dan peralatan (property, plant, and equipments atau PP&E) – memiliki substansi fisik. Contohnya adalah tanah, mesin, kendaraan, pabrik, dan peralatan. Perusahan mendepresiasinya selama masa manfaatnya, kecuali tanah karena memiliki masa manfaat tidak terbatas. Laporan keuangan menyajikan aset neto, yakni setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
- Aset tidak berwujud (intangible assets) – seperti goodwill, hak cipta, merek dagang, lisensi, dan paten.
Mengapa itu penting
Properti, pabrik dan peralatan adalah bagian penting dari operasi inti perusahaan. Perusahaan menggunakannya dalam proses produksi atau operasi lainnya. Perusahaan seringkali berinvestasi besar pada aset tersebut (dikenal sebagai belanja modal).
Analis seringkali memandang positif peningkatan belanja modal (capital expenditure atau CAPEX). Angkanya yang lebih besar daripada penyusutan menunjukkan perusahaan sedang berekspansi. Dengan membeli mesin baru, misalnya, perusahaan meningkatkan kapasitas produksi. Karena itu, peningkatan belanja modal sering dikaitkan dengan ukuran bisnis yang lebih besar di masa depan.
Aset tidak berwujud, meski tidak memiliki substansi fisik, tetapi memberikan manfaat bagi perusahaan. Paten misalnya, mendukung daya saing perusahaan karena dapat menjadi penghalang untuk masuk dan mencegah pesaing untuk meniru.
Aset tidak berwujud mungkin berasal dari pengembangan internal atau pembelian dari dari pihak lain. Selain itu, itu juga muncul sebagai hasil dari transaksi sebelumnya seperti goodwill.
Goodwill muncul ketika satu perusahaan mengakuisisi perusahaan lain dengan membayar premium di atas aset bersihnya. Pengakuisisi mau membayar lebih karena alasan akuntansi tidak merefleksikan nilai dari perusahaan target karena tidak menghitung item seperti reputasi dan merek. Selain itu, akuisisi memberi manfaat masa depan seperti peningkatan posisi pasar pengakuisisi, yang mana juga tidak tercermin di neraca.
Investasi jangka panjang beresiko lebih besar daripada investasi jangka pendek seperti dalam akun setara kas atau surat berharga di aset lancar. Karena perusahaan memegangnya dalam jangka waktu yang lebih lama, harga mungkin berfluktuasi. Jadi, nilai yang ditunjukkan pada neraca mungkin terlalu tinggi atau terlalu rendah.