Contents
Fleksibilitas strategis (strategic flexibility) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis. Ketika lingkungan bisnis berubah, itu memunculkan peluang, ketidakpastian dan risiko. Karenanya, perusahaan yang fleksibel berusaha untuk mengatasinya dengan mengadaptasi strategi mereka. Tujuannya adalah untuk membuat daya saing strategis mereka relevan dan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.
Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis tidak mudah. Kekakuan sering terjadi karena perusahaan hanya fokus pada kesuksesan masa lalu. Mereka masih mempertahankan strategi lama, terlepas dari apakah itu masih relevan dengan kondisi saat ini atau tidak. Akibatnya, perusahaan lambat untuk berubah dan tidak fleksibel.
Mengapa fleksibilitas strategis diperlukan?
Fleksibilitas strategis dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Itu memungkinkan pesaing untuk tidak melampaui perusahaan ketika lingkungan berubah. Dengan begitu, perusahaan akan tetap kompetitif.
Lingkungan eksternal berada di luar kendali perusahaan. Dengan demikian, perusahaan tidak dapat mengubahnya dan mengarahkan perubahan seperti yang mereka inginkan. Mereka hanya bisa beradaptasi.
Katakanlah, di masa lalu, diferensiasi menjadi sumber keunggulan kompetitif perusahaan. Mereka menawarkan proposisi nilai yang unik, misalnya, melalui branding dan layanan pelanggan yang sangat baik.
Tetapi, ketika selera dan preferensi berubah, strateginya mungkin tidak lagi relevan sekarang. Katakanlah, konsumen lebih sadar akan harga, dan tidak terlalu membedakan merek. Jadi, jika perusahaan memaksakan strategi diferensiasi, itu mungkin tidak memuaskan kebutuhan konsumen. Demikian juga, dengan strategi kepemimpinan biaya, itu tidak menciptakan nilai ketika konsumen menginginkan produk yang unik.
Perubahan selera dan preferensi adalah salah satu aspek dari perubahan di lingkungan bisnis. Dan secara umum, faktor lingkungan bisnis terdiri dari:
- Politik seperti perubahan arah kebijakan, kerusuhan politik, dan kudeta.
- Ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, suku bunga, inflasi, dan nilai tukar.
- Demografi sosial, misalnya, pertumbuhan populasi, distribusi usia, dan kesadaran kesehatan
- Teknologi, misalnya, internet
- Lingkungan alam, misalnya, bencana alam dan perubahan iklim.
- Perubahan hukum seperti peraturan pajak, pembatasan perdagangan dan kontrol modal.
- Lingkungan kompetitif seperti persaingan antara perusahaan yang ada dan ancaman pendatang baru, daya tawar pemasok, daya tawar pembeli, dan risiko penggantian)
Perubahan pada faktor-faktor tersebut dapat berdampak pada daya saing strategis perusahaan. Dengan demikian, perusahaan perlu membuat fleksibilitas sebagai bagian dari strategi kompetitif perusahaan.
Bagaimana perusahaan bisa fleksibel?
Agar fleksibel, perusahaan harus mengembangkan kapasitas belajar. Mengapa belajar?
Belajar memberi perusahaan keterampilan baru dan terkini. Ini memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis.
Kapasitas pembelajaran organisasi tergantung pada sumber daya manusia perusahaan. Diperlukan tim manajemen yang kompeten dan antusias. Itu memungkinkan untuk mengidentifikasi perubahan dan menetapkan sumber daya yang sesuai untuk menanganinya.
Selain itu, perusahaan perlu memetakan besarnya dampak perubahan dalam perusahaan. Area mana yang terpengaruh? Seberapa signifikan pengaruhnya terhadap perusahaan? Dengan begitu, perusahaan tidak merespons berlebihan dan menghabiskan sumber daya hanya untuk masalah kecil.
Jadi, kunci fleksibilitas strategis yang sukses tergantung pada kemampuan perusahaan untuk:
- Memindai lingkungan dan mengidentifikasi perubahan di lingkungan eksternal. Mereka mungkin peluang atau ancaman
- Menentukan besarnya pengaruh perubahan ini terhadap perusahaan
- Memprioritaskan sumber daya yang dibutuhkan untuk beradaptasi
- Membuat perubahan strategis yang signifikan. Untuk melakukan ini, diperlukan kepemimpinan yang kuat dan fleksibilitas operasional.