Contents
Beberapa pasar menjadi kompetitif karena beberapa alasan. Globalisasi adalah alasan pertama. Itu membuat peta persaingan menjadi lebih luas karena melibatkan pemain asing. Misalnya, itu mendorong barang luar negeri mudah masuk ke pasar dalam negeri, meningkatkan pasokan di pasar. Sehingga, perusahaan domestik tidak hanya harus bersaing dengan pemain domestik lainnya tapi juga dengan perusahaan luar negeri.
Kemudian, jika kita kaitkan dengan lima kekuatan Porter, pasar menjadi kompetitif, misalnya, ketika substitusi bermunculan. Mereka mungkin menawarkan harga lebih murah, lebih banyak tersedia di pasar, atau berkualitas lebih unggul. Sehingga, produk substitusi mengalihkan konsumen dari pasar saat ini. Contoh bagus adalah pasar mobil listrik dan mobil konvensional. Keduanya adalah substitusi dekat. Meningkatnya kesadaran konsumen terhadap lingkungan mendorong pelanggan untuk beralih ke mobil listrik, mengurangi ukuran pasar dari mobil konvensional.
Siklus hidup industri juga berimplikasi pada persaingan. Misalnya, persaingan akan cenderung intens ketika industri memasuki fase penurunan. Pemain hanya bisa mengandalkan pembelian berulang dari pelanggan yang ada, mendorong mereka untuk saling memperebutkan pelanggan.
Sebelum membahas lebih rinci tentang faktor apa saya yang mendorong pasar menjadi kompetitif, mari kita bahas secara singkat model lima kekuatan Porter dan siklus hidup industri. Keduanya penting untuk menjelaskan bagaimana persaingan pasar menjadi lebih intens.
Apa itu model lima kekuatan Porter?
Michael Porter menggarisbawahi lima kekuatan untuk menjelaskan tekanan persaingan di pasar. Dalam beberapa aplikasi, lima kekuatan tersebut digunakan untuk menjelaskan mengapa profitabilitas di sebuah pasar lebih tinggi dibandingkan dengan pasar lainnya, dikaitkan dengan tekanan persaingan. Lima kekuatan tersebut adalah:
- Ancaman pendatang baru
- Ancaman subtitusi
- Daya tawar pembeli
- Daya tawar pemasok
- Rivalitas antar pemain
Empat yang pertama menentukan rivalitas antar pemain di pasar. Dengan kata lain, rivalitas di pasar tidak hanya tergantung pada sifat alami pasar, misalnya jumlah pemain dan ukuran mereka, tapi juga dipengaruhi oleh empat kekuatan lainnya.
Misalnya, persaingan menjadi semakin intens ketika hambatan masuk rendah. Sehingga, pemain baru mudah masuk ke pasar. Mereka membawa kapasitas tambahan ke pasar, mendorong harga turun, dan meningkatkan tekanan pada pemain lama.
Atau, peningkatan rivalitas terjadi akibat ancaman substitusi yang tinggi. Substitusi mengalihkan pelanggan untuk keluar dari pasar, menurunkan permintaan di pasar. Akibatnya, pemain yang ada harus bersaing lebih sengit untuk memperebutkan kue pasar yang lebih kecil.
Rivalitas antar pemain
Persaingan adalah tinggi ketika ada banyak pemain di industri dengan ukuran yang relatif mirip. Sehingga, masing-masing tidak bisa mempengaruhi output dan harga di pasar.
Selain itu, ketika ada banyak pemain dengan ukuran yang sama, sulit bagi perusahaan untuk mengkoordinasikan strategi bersaing, seperti melalui signalling. Sehingga, kecil kemungkinan mereka terlibat dalam persaingan tidak sehat, seperti terlibat dalam kolusi.
Rivalitas yang tinggi mungkin karena faktor internal, yakni sifat pasar. Misalnya, pasar membutuhkan skala ekonomi yang rendah dan investasi yang kecil untuk beroperasi dan bersaing efektif. Sehingga, banyak perusahaan kecil mudah masuk ke pasar.
Atau, rivalitas yang tinggi juga bisa terjadi karena faktor eksternal. Misalnya, pemerintah mencabut larangan investasi bagi investor asing atau hambatan perdagangan. Kebijakan-kebijakan ini memungkinkan lebih banyak pemain untuk masuk ke pasar.
Apa itu siklus hidup industri?
Siklus hidup industri memberitahu kita bagaimana sebuah industri berevolusi dari waktu ke waktu. Itu melibatkan beberapa tahap, di mana masing-masing berimplikasi pada aspek seperti ukuran pasar, pertumbuhan, keuntungan dan persaingan. Lima tahap yang khas mencakup:
- Pengenalan (introduction)
- Pertumbuhan (growth)
- Kedewasaan (maturity)
- Penurunan (decline)
Di tahap pengenalan, persaingan adalah rendah. Meskipun demikian, perusahaan biasanya masih menghadapi kerugian. Pendapatan nol atau sangat rendah. Sebaliknya, biaya masih tinggi karena mereka harus mengedukasi konsumen tentang mengapa mereka harus menggunakan produk. Sebagian besar konsumen tidak sadar tentang produk yang ditawarkan.
Kemudian, di tahap pertumbuhan, persaingan juga masih rendah. Perusahaan dapat menghasilkan penjualan dengan mengakuisisi pelanggan baru. Potensi pertumbuhan masih besar, membuka peluang bagi semua pemain untuk membukukan penjualan yang tinggi.
Di periode awal pada tahap pertumbuhan, permintaan datang sebagian besar dari pelanggan baru. Tapi, setelah dekat dengan tahap matang, pelanggan baru yang tersedia mulai langka. Pemain tumbuh dari penjualan berulang dan beberapa mungkin masih bisa mengakuisisi pelanggan baru.
Kemudian, di tahap matang, permintaan datang sebagian besar dari penjualan berulang. Pertumbuhan melambat dan persaingan mulai intens karena pemain harus merebut pelanggan dari pesaing untuk meningkatkan pasar dan membukukan penjualan yang tinggi.
Terakhir, di tahap penurunan, beberapa perusahaan bertahan di industri. Yang lain memilih keluar untuk mengejar pertumbuhan di pasar yang lain.
Perusahaan yang ada berjuang untuk membukukan penjualan. Karena pertumbuhan industri menurun, merebut pelanggan dari pesaing adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan penjualan. Situasi ini mengarah pada persaingan yang intens, berdampak pada tekanan pada profitabilitas.
Kemudian, untuk mengurangi intensitas persaingan, industri biasanya berkonsolidasi. Beberapa mungkin merger dengan perusahan lain. Atau, pemain besar mengakuisisi pesaing yang lebih kecil.
Mengapa beberapa pasar menjadi lebih kompetitif?
Persaingan menjadi kompetitif bisa dikaitkan dengan perubahan dalam lima kekuatan Porter atau siklus hidup industri. Misalnya, perubahan teknologi memunculkan ancaman substitusi, meningkatkan persaingan karena pemain yang ada tidak hanya menghadapi pemain di pasar. Tapi, mereka juga harus bersaing dengan pemain di pasar subtitusi untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
Selain itu, kemajuan teknologi juga bisa mempercepat siklus, membuat pasar segera beralih dari tahap pertumbuhan ke tahap penurunan. Portable music player atau MP3 player adalah contoh bagus, di mana teknologinya dengan cepat digantikan oleh smartphone. Begitu juga dengan kamera dan camcorder.
Globalisasi
Globalisasi adalah alasan pertama mengapa beberapa pasar menjadi kompetitif. Itu adalah proses di mana dunia menjadi lebih terintegrasi. Sehingga, barang-barang luar negeri mudah mengalir masuk ke pasar domestik. Sebaliknya, barang domestik juga mudah mengalir ke pasar internasional.
Globalisasi meningkatkan persaingan melalui peningkatan penawaran ke pasar domestik. Sehingga, perusahaan tidak hanya bersaing dengan pemain lokal tapi juga pemain luar negeri. Meski pemain luar negeri tidak beroperasi di pasar domestik, mereka bisa menjual produk dengan mengekspor ke pasar domestik.
Dan globalisasi membuat perdagangan semakin intensif. Itu membutuhkan negara-negara untuk menghilangkan atau mengurangi hambatan perdagangan seperti tarif dan kuota. Sehingga, hambatan masuk ke pasar domestik menjadi lebih rendah.
Karena hambatan masuk rendah, pasar domestik melibatkan lebih banyak pemain untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Itu tidak hanya pemain lokal tapi juga pemain luar negeri, meski tidak langsung. Situasi ini membuat rivalitas antar pemain menjadi semakin sengit.
Selain itu, globalisasi juga membuat konsumen lebih mudah membeli barang luar negeri. Selain hambatan perdagangan yang rendah, akses ke pasar internasional juga lebih mudah karena informasi lebih tersedia. Akibatnya, daya tawar pembeli lebih besar. Jika mereka tidak menyukai produk domestik, misalnya karena mahal atau berkualitas buruk, mereka bisa beralih ke produk luar negeri.
Perbaikan transportasi
Perbaikan transportasi membuat barang lebih mudah dan murah diangkut, baik dari pasar internasional ke pasar domestik atau dari regional satu ke regional lainnya di dalam negeri. Akibatnya, itu meningkatkan pasokan di pasar.
Globalisasi menjadi semakin intens juga salah satunya, didorong oleh perbaikan transportasi. Dikombinasikan dengan kemajuan teknologi, biaya transportasi menurun. Selain itu, kemajuan teknologi juga mempercepat pengiriman dari satu negara ke negara lainnya melalui inovasi pada moda transportasi.
Teknologi
Internet menjadi alasan mengapa beberapa pasar menjadi kompetitif. Itu tidak hanya meningkatkan daya tawar konsumen. Tapi, itu juga menurunkan biaya peralihan.
Misalnya, internet, dikombinasikan dengan kemajuan di teknologi komunikasi – memfasilitasi kita untuk menemukan produk yang sesuai. Kita bisa menemukan banyak alternatif untuk dibeli melalui smartphone kita. Sehingga, itu meningkatkan posisi tawar kita terhadap perusahaan. Misalnya, jika kita tidak menyukai produk lokal, kita bisa berselancar lebih mudah untuk menemukan produk alternatif di luar negeri.
Selain itu, internet juga menurunkan biaya peralihan. Itu membuat informasi lebih tersedia sehingga mengurangi biaya pencarian. Misalnya, dahulu, kita mungkin harus mengunjungi satu toko ke toko lainnya untuk menemukan produk yang cocok. Tapi, kini, kita tidak harus melakukan itu. Kita cukup membuka smartphone dan berselancar di berbagai situs e-commerce untuk menemukan apa yang kita cari. Ini mengurangi biaya pencarian, yang mana mencakup biaya dari upaya, waktu dan transportasi.
Kemajuan teknologi juga memunculkan substitusi. Itu meningkatkan persaingan karena memenuhi kebutuhan yang mirip. Sehingga, ketika mereka lebih banyak tersedia dan lebih murah, konsumen beralih ke pasar substitusi. Akibatnya, pemain yang ada juga harus bersaing dengan produk substitusi untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
Tingkat pertumbuhan industri
Tingkat pertumbuhan industri juga mempengaruhi persaingan. Penurunan pertumbuhan mendorong persaingan semakin intensif karena pemain yang ada harus memperebutkan kue pasar yang lebih kecil.
Persaingan menjadi intens ketika pertumbuhan pasar terjadi di industri seperti pengilangan minyak, yang mana memiliki biaya tetap yang tinggi. Perusahaan harus meraih penjualan yang tinggi untuk mencapai skala ekonomi dan titik impas. Karena pertumbuhan menurun, mereka harus merebut penjualan dari pesaing untuk mempertahankan penjualan yang tinggi.
Selain itu, penurunan pertumbuhan juga meningkatkan persaingan ketika ada kapasitas yang menganggur. Perusahaan berjuang untuk mendorong penjualan untuk berproduksi pada kapasitas optimal. Mereka mungkin menurunkan harga jual untuk mendongkrak penjualan. Itu bisa mengarah ke perang harga.
Kemudian, jika kita mengaitkan dengan siklus hidup industri, pertumbuhan negatif terjadi pada tahap penurunan. Pada tahap ini, perusahaan hanya bisa mempertahankan penjualan dengan merebut pelanggan dari pesaing. Di tahap ini, semua konsumen potensial telah menggunakan produk dan karena itu penjualan hanya berasal dari pembelian berulang.
Misalnya, sebuah pasar terdiri dari 100 perusahaan. Sementara itu, pertumbuhan pasar menurun dari $100 miliar per tahun menjadi $90 miliar per tahun. Katakanlah, masing-masing perusahaan memiliki pangsa pasar yang sama persis. Sehingga, ukuran pasar per pemain turun dari $1 miliar menjadi hanya $0,9 miliar. Jika sebuah perusahaan ingin meningkatkan penjualan menjadi $1 miliar, mereka harus merebut penjualan dari pesaing.
Sebaliknya, jika pertumbuhan pasar meningkat menjadi $120 miliar, mendapatkan penjualan $1 miliar adalah lebih mudah tanpa harus melibatkan persaingan yang lebih intens dengan pesaing.
Penurunan pertumbuhan bisa terjadi karena beberapa alasan. Misalnya, produk substitusi hadir di pasar akibat perubahan teknologi. Itu potensial mengalihkan pembelian oleh konsumen yang ada. Mesin ketik dan personal computer adalah contoh bagus. Personal computer telah menggantikan mesin ketik dan sekarang, digantikan oleh laptop. Konsumen beralih dari mesin ketik ke personal computer, lalu ke laptop. Begitu juga, e-commerce hadir untuk mensubstitusi ritel konvensional, mendorong orang beralih ke belanja online.
Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah juga memberi alasan mengapa persaingan kompetitif. Misalnya, pemerintah mencabut larangan bagi perusahaan asing untuk berinvestasi di industri tertentu. Kebijakan tersebut membuka peluang untuk menambah pemain baru di pasar, meningkatkan persaingan.
Begitu juga, privatisasi juga membuka lebih banyak persaingan di pasar. Jika selama ini, layanan dikendalikan oleh pemerintah, itu sekarang diserahkan ke sektor swasta untuk dikelola, memungkinkan lebih banyak perusahaan swasta untuk terlibat.
Kemudian, menghapus hambatan perdagangan juga membuka lebih banyak pasokan dari luar negeri. Barang luar negeri menjadi lebih murah ketika masuk ke pasar domestik, misalnya karena tidak dikenai tarif. Akhirnya, itu memaksa pemain domestik untuk menurunkan harga agar kompetitif.
Bacaan selanjutnya
- Pasar Kompetitif: Karakteristik dan Contoh
- Mengapa beberapa pasar menjadi lebih kompetitif?
- Bagaimana Bisnis Menanggapi Pasar Yang Lebih Kompetitif?