Contents
Apa itu: Kolusi (collusion) adalah kerja sama atau kesepakatan diam-diam untuk menipu orang lain dan mencapai keuntungan bersama bagi pihak yang terlibat. Kesepakatan semacam itu adalah untuk menghindari persaingan langsung, mengurangi ketidakpastian pasar dan mencapai keuntungan yang lebih tinggi. Kolusi adalah perilaku anti persaingan, dan oleh karena itu, biasanya akan berada di bawah pengawasan ketat pemerintah.
Ketika kesepakatan dilakukan secara formal, kita menamakannya sebagai kartel. Itu adalah ilegal di berbagai negara karena merugikan kepentingan publik. Tapi, mungkin itu tidak berlaku untuk kartel yang didukung negara, seperti dalam kasus Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Beberapa praktik kolusi diam-diam masih dipraktekkan dan seringkali pemerintah sulit untuk membuktikannya.
Faktor yang mempengaruhi kolusi
Kolusi sering terjadi di pasar oligopoli. Pasar hanya terdiri dari sedikit pemain dan masing-masing memiliki ketergantungan strategis. Perusahaan saling mengamati dan mempertimbangkan strategi pesaing untuk merancang strateginya.
Ketergantungan strategis itu semakin besar jika pasar terdiri dari dua pemain (duopoli). Kesuksesan di satu perusahaan menciptakan posisi yang tidak menguntungkan bagi pesaing. Untuk menghindari efek yang merugikan, perusahaan mungkin akan menjalankan kolusi diam-diam. Misalnya, mereka saling mengungkapkan tentang harga, kapasitas, atau strategi komersial, untuk tujuan mengurangi persaingan di pasar.
Secara umum, peluang kolusi semakin tinggi ketika:
Ada lebih sedikit perusahaan di pasar. Ketika jumlah perusahaan dalam suatu industri meningkat, lebih sulit untuk berkolusi dan berkomunikasi. Kolusi kemungkinan juga muncul ketika ada satu perusahaan dominan. Perusahaan dapat membuat pesaing lainnya mengadopsi strategi pengikut. Jika tidak mau melakukannya, mereka akan dipaksa keluar dari pasar.
Perusahaan memproduksi produk serupa. Basis persaingan pasar adalah harga. Pemain lebih mudah untuk mengkoordinasikan penetapan harga. Produk yang homogen juga mengurangi preferensi konsumen terhadap satu produk dibandingkan dengan produk lainnya.
Perusahaan memiliki struktur biaya yang mirip. Jika biaya bervariasi secara signifikan antar perusahaan, lebih sulit untuk menetapkan harga untuk memperbaiki pasokan.
Permintaan ke masing-masing perusahaan relatif setara. Jika salah satu perusahaan memiliki permintaan yang substansial (misalnya 80% dari total permintaan pasar), perusahaan mungkin tidak berkolusi, tetapi berusaha mengeluarkan pesaing dari pasar.
Output dan harga setiap perusahaan dapat dengan mudah dipantau. Itu memudahkan koordinasi diam-diam dalam menentukan produksi dan harga jual.
Permintaan cukup inelastis. Sehingga, ketika pemain menetapkan harga yang lebih tinggi, konsumen tidak beralih dan pada akhirnya, meningkatkan pendapatan total pemain di pasar.
Hambatan masuk tinggi. Sebaliknya, ketika perusahaan baru dapat dengan mudah memasuki industri, mereka dapat menetapkan harga dasar baru dan menghilangkan kolusi.
Penegakan hukum lemah. Dalam kasus ekstrim, pemerintah tidak memiliki kerangka kebijakan dan hukum tentang praktik persaingan tidak sehat. Dalam kasus ini, perusahaan lebih leluasa menjalankan kolusi.
Jenis kolusi
Kolusi dapat mengambil berbagai bentuk yang berbeda. Perusahaan dapat secara kolektif memilih untuk mengkoordinasikan pasokan pasar, kualitas, atau harga jual suatu barang.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk kolusi yang umum terjadi:
- Penetapan harga seragam
- Kesepakatan untuk mengurangi tingkat produksi
- Penalti untuk potongan harga, seperti dalam pengaturan harga vertikal
- Pertukaran informasi internal perusahaan sebelum tersedia ke publik
- Kolusi untuk meningkatkan hambatan masuk dan mencegah pemain baru masuk ke pasar
Price leadership
Salah satu cara paling umum untuk berkolusi adalah penetapan harga. Kolusi penetapan harga sering dilakukan ketika hanya ada beberapa pemasok di pasar (pasar oligopoli).
Ketika tidak ada kolusi, para pemain saling berkompetisi dan terkadang mengarah ke perang harga. Perang harga, tidak hanya merugikan perusahaan yang terlibat tetapi juga keuntungan seluruh perusahaan di pasar.
Salah satu jalan untuk menghindarinya adalah dengan menyepakati harga jual. Dengan begitu, laba seluruh perusahaan dapat maksimal.
Para pemain kemudian berkolusi secara diam-diam. Mereka menetapkan harga mengikuti harga pemimpin pasar. Dengan begitu, harga tetap tinggi, meski mereka tidak bertemu dan menyepakati harga jual bersama.
Kolusi formal
Kolusi formal (formal collusion) disebut juga dengan kartel. Para pemain membuat perjanjian formal untuk memaksimalkan keuntungan bersama. Mereka mungkin mengkoordinasikan output, standar produk, pembagian wilayah distribusi, ataupun standar produk. Tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan harga tinggi.
Ada berbagai contoh kartel. Yang paling sering dikutip adalah OPEC, yang merupakan kartel terbesar di dunia di bisnis minyak bumi.
Kolusi diam-diam
Di bawah kolusi diam-diam (tacit collusion), perusahaan membuat perjanjian informal atau berkolusi tanpa benar-benar berkomunikasi secara langsung dengan saingan mereka. Perjanjian diam-diam ini untuk menghindari deteksi regulator pemerintah.
Price leadership adalah contoh kolusi diam-diam. Perusahaan mungkin juga menggunakan informasi output untuk mempengaruhi pasokan pasar. Agar berjalan sukses, semua pemain menyediakan informasi output secara publik. Setiap pemain dapat dengan mudah mengaksesnya dan menggunakannya untuk menetapkan output.
Pro dan kontra kolusi
Kolusi adalah bentuk praktek anti persaingan dan oleh karena itu, ilegal di beberapa negara. Tapi, itu lebih sulit untuk dibuktikan secara hukum daripada kartel.
Kolusi merugikan kepentingan konsumen karena produsen akan mengejar keuntungan yang maksimal bagi mereka. Dengan menghambat persaingan, harga kemungkinan akan lebih tinggi daripada jika persaingan hadir di pasar. Sebagai hasilnya, itu menyebabkan penurunan surplus konsumen. Alokasi sumber daya juga inefisien karena harga naik di atas biaya marjinal.
Selain menjadikan harga pasar sulit untuk turun, praktek semacam ini juga dapat meningkatkan hambatan masuk ke pasar. Hambatan masuk yang tinggi mengurangi tekanan persaingan dari pendatang baru.
Jika berlangsung lama, kolusi memberi disinsentif untuk menjadi lebih kompetitif. Karena tekanan persaingan berkurang, mereka cenderung tidak berusaha untuk lebih inovatif dan produktif.Beberapa negara, seperti Uni Eropa, masih mengijinkan beberapa praktik kolutif, terutama yang berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi seperti dalam pengembangan standar industri, beberapa pengungkapan informasi publik dan riset dan pengembangan bersama.