Contents
Apa itu: Private label products merujuk pada produk yang dimiliki oleh sebuah perusahaan, namun tidak dibuat sendiri. Perusahaan mendapatkan produknya dari produsen atau pemanufaktur lain dengan kontrak di bawah label mereka. Anda dapat menjumpai mereka di berbagai industri, mulai dari ritel, makanan hingga kosmetik. Kita juga menyebutnya sebagai merek toko, jika pemilik adalah peritel.
Cara kerja private label secara sederhana
Ambil contoh peritel sebagai pemilik merek. Mereka menentukan segala sesuatu tentang produk, mulai dari spesifikasi, fitur, dan kemasan. Kemudian, mereka mengontrak dan membayar mitra pemanufaktur untuk memproduksinya. Terakhir, mereka kemudian memberi label dengan mereknya sendiri dan kemudian memasarkannya.
Ambil produk Carrefour sebagai private label products. Carrefour menjual produk makanan atau minuman dengan merek dan kemasan Carrefour. Perusahaan tidak membuatnya secara internal, melainkan mengoutsource nya ke perusahaan lain. Contoh bagus lainnya adalah Nike. Mereka membeli dalam jumlah besar dari mitra kredibel dan menempatkan label mereknya dan menjualnya.
Mengapa private label penting
Produk private label dapat menghasilkan aliran pendapatan yang menguntungkan bagi perusahan. Mereka dapat memaksimalkan penjualan selama puncak permintaan. Dan, jika dilakukan dengan benar, mereka tidak hanya menambah lini produk tambahan untuk dijual tetapi juga meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan perusahaan di mata pembeli.
Dari sisi pangsa pasar, kontribusi private label bervariasi antar negara. Di Amerika Serikat, private label mencakup sekitar 15% dari total penjualan supermarket. Di Indonesia, kontribusinya kurang dari 20% dari total penjualan di ritel modern. Sementara itu, studi Nielsen di 2014 menunjukkan rata-rata global pangsa pasarnya sekitar 16.5%.
Keuntungan private label
Strategi merek ini adalah alternatif berbiaya rendah untuk merek regional, nasional atau internasional. Perusahaan dapat mengandalkan reputasinya yang kuat dengan meluncurkan produk private label tanpa harus memproduksinya secara langsung. Konsumen mungkin melihat produk tersebut sama dengan produk original perusahaan lainnya.
Memanfaatkan persepsi semacam itu, perusahaan dapat menambah berbagai produk private label lainnya. Selain cepat meluncur ke pasar, mereka juga dapat menghasilkan lebih banyak pendapatan. Tentu saja, mereka harus memastikan mitra memiliki kapabilitas melakukannya dan sesuai dengan ekspektasi mereka.
Keuntungan lainya dari private label adalah:
Harga lebih rendah. Memang, beberapa produk mungkin dipersepsikan sebagai produk premium, sesuai dengan citra pemiliknya. Namun, umumnya mereka lebih murah.
Pemilik berusaha untuk meningkatkan pasokan untuk memenuhi permintaan konsumen. Harga lebih rendah membuat perusahaan dapat menjual lebih banyak produk. Konsumen yang sadar harga atau tidak loyal melihat produk menarik dan kemungkinan membelinya. Konsumen semacam itu biasanya menempatkan lebih banyak pertimbangan pada berapa harga dan siapa penjualnya alih-alih seberapa berkualitas produk.
Memperkuat ekuitas merek. Produk memiliki merek yang spesifik dan unik sesuai dengan nama peritel atau pemiliknya. Merek yang identik akan menggiring konsumen untuk selalu mengingat nama toko atau produsennya. Jika mereka menyukai produk, itu mengarah pada ekuitas merek yang lebih kuat.
Memaksimalkan puncak permintaan. Perusahaan dapat meluncurkannya pada musim puncak atau event tertentu untuk memaksimalkan penjualan dari tingginya permintaan pasar.
Lebih banyak kontrol harga. Pemilik lebih leluasa untuk menentukan harga jual. Selain itu, mereka dapat menentukan biaya produk dan spesifikasi produk, dan kemudian mencari pemanufaktur yang sesuai. Mereka dapat memanfaatkan pengetahuan pasar untuk menentukan spesifikasi produk.
Kemandirian pemasaran. Bagi pemanufaktur, mereka tidak harus menghabiskan uang untuk biaya pemasaran. Selain itu, mereka mengamankan pendapatan masa depan melalui kontrak kerjasama. Tugas mereka hanya memastikan produk sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh pemilik.
Mengoptimumkan utilisasi kapasitas. Pemanufaktur kurang terkenal dapat memperbaiki tingkat utilisasi mereka dengan bekerjasama dengan pemilik private label.
Kelemahan private label
Strategi private label juga mengandung sejumlah risiko seperti:
Ketergantungan produksi. Pemilik private label menggantungkan pasokan dari pemanufaktur dan tidak memiliki kendali atas mereka (bukan sebagai pemegang saham). Sehingga, kegagalan bisnis pemanufaktur dapat menyebabkan operasi terganggu. Sehingga, pemilik seharusnya memilih mitra yang mapan dengan rekam jejak yang teruji.
Kontrol operasi rendah. Karena tidak terlibat dalam produksi, pemilik mungkin menemukan kualitas produk tidak sesuai dengan kesepakatan. Atau, beberapa produk memenuhi persyaratan namun lebih banyak produk tidak memenuhi. Ketika mereka menarik produk dari pasar, itu dapat menghasilkan persepsi negatif di kalangan konsumen.
Selain itu, pemanufaktur mungkin tidak andal dalam mengirimkan produk. Itu dapat mengganggu manajemen persediaan. Atau, mereka tidak cukup fleksibel untuk meningkatkan produksi atau memodifikasi produk dengan cepat untuk memenuhi tren permintaan.
Persepsi kualitas rendah. Perusahaan biasanya menjual produk private label pada harga yang lebih rendah. Dan konsumen mempersepsikan produk semacam itu dengan kualitas yang rendah. Alih-alih menarik permintaan, itu justru memperburuk citra perusahaan dan mempengaruhi produk perusahaan lainnya.