Apa itu: Sektor makroekonomi (macroeconomic sector) adalah kelompok agregat yang mewakili pelaku ekonomi. Ekonom membaginya menjadi empat kelompok, yang terdiri dari sektor rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan eksternal. Masing-masing mewakili kekuatan dan pelaku di dalam perekonomian. Pengeluaran keempat sektor mewakili komponen pengeluaran dalam produk domestik bruto (PDB).
Empat jenis sektor makreoknomi
Dalam perekonomian terbuka, sektor makroekonomi terdiri dari empat sektor: rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan eksternal. Tapi, di bawah perekonomian tertutup, itu terdiri dari tiga sektor dan mengecualikan sektor eksternal. Perekonomian tertutup tidak melibatkan transaksi dengan sektor luar negeri. Sehingga, tidak ada ekspor dan impor.
Sektor rumah tangga
Di pasar barang, sektor rumah tangga bertindak sebagai pembeli. Mereka mengkonsumsi barang-barang yang diproduksi oleh sektor bisnis.
Sementara itu, di pasar faktor, rumah tangga memasok faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, tanah, dan kewirausahaan. Sebagai imbalan, mereka mendapatkan penghasilan dari upah, pendapatan bunga, laba, dan sewa. Mereka kemudian menggunakannya untuk membeli barang dan jasa atau untuk ditabung.
Di sejumlah negara, konsumsi rumah tangga adalah penggerak pertumbuhan ekonomi. Mereka menyumbang sebagian besar produk domestik bruto (PDB). Sehingga, menjaga konsumsi tetap kuat menjadi tugas utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang solid.
Beberapa faktor mempengaruhi konsumsi rumah tangga:
- Pendapatan disposable. Ini adalah pendapatan tersisa setelah rumah tangga membayar pajak. Konsumsi rumah tangga meningkat ketika pendapatan mereka naik.
- Kekayaan. Efek kekayaan berperan dalam mempengaruhi konsumsi. Kekayaan berkorelasi positif dengan konsumsi.
- Ekspektasi pendapatan dan pekerjaan di masa depan. Ketika rumah tangga optimis pendapatan mereka naik, mereka akan cenderung menghabiskan uang untuk barang dan jasa. Ketika prospek pendapatan dan pekerjaan memburuk (seperti selama resesi), mereka akan lebih banyak menghemat dan mengurangi konsumsi barang-barang yang kurang esensial.
- Suku bunga. Rumah tangga mengandalkan pinjaman untuk membeli beberapa item seperti mobil, rumah dan barang tahan lama lainnya. Ketika suku bunga turun, mereka memiliki insentif untuk mengajukan pinjaman baru dan membeli barang-barang tersebut.
Sektor bisnis
Sektor bisnis mewakili produsen barang dan jasa di dalam perekonomian. Mereka mungkin adalah proprietorships, partnerships, dan corporations. Untuk menghasilkan barang dan jasa, mereka membeli input di pasar faktor. Kemudian, mereka menjual output di pasar barang untuk memperoleh pendapatan.
Pengeluaran investasi sektor bisnis mewakili komponen yang paling tidak stabil dalam PDB. Ini berbeda dengan komponen pengeluaran agregat lainnya seperti pengeluaran rumah tangga dan pemerintah. Oleh karena itu, perubahan dalam investasi bisnis biasanya menyebabkan pertumbuhan ekonomi cenderung fluktuatif dalam jangka pendek.
Sementara itu, di jangka panjang, investasi bisnis penting bagi peningkatan output potensial. Ketika investasi bersih positif, yakni, ketika investasi aktual lebih besar daripada penyusutan aset tetap, persediaan modal fisik meningkat. Itu meningkatkan kapasitas produktif dan PDB potensial, sehingga memungkinkan perekonomian untuk memproduksi output yang lebih besar di masa mendatang.
Beberapa faktor mempengaruhi produksi dan investasi bisnis:
- Harga input. Misalnya, penurunan harga bahan baku menurunkan biaya produksi, mendorong bisnis untuk meningkatkan produksi.
- Kepercayaan bisnis. Jika bisnis merasa yakin tentang permintaan dan keuntungan masa depan, mereka cenderung akan berinvestasi di barang modal untuk meningkatkan kapasitas produksi.
- Ekspektasi harga jual masa depan. Ketika perusahaan mengharapkan harga jual di masa depan meningkat, mereka akan meningkatkan produksi untuk mengantisipasi margin keuntungan yang lebih tinggi. Efek sebaliknya juga berlaku ketika harga di masa depan cenderung jatuh, misalnya karena resesi yang berkepanjangan.
- Pajak. Pajak mengurangi keuntungan perusahaan, mendisinsentif perusahaan untuk meningkatkan produksi dan investasi.
- Subsidi produksi. Kenaikan subsidi menurunkan biaya produksi, mendorong bisnis untuk meningkatkan produksi.
- Pemanfaatan kapasitas. Jika tingkat utilisasi telah mendekati kapasitas penuh, bisnis perlu meningkatkan pengeluaran investasi untuk terus berkembang dan mengantisipasi permintaan yang lebih tinggi di masa depan.
- Suku bunga. Perusahaan seringkali mengandalkan pembiayaan eksternal, misalnya dengan menerbitkan surat utang. Sehingga, ketika suku bunga rendah, itu mengurangi biaya modal dan mendorong mereka untuk berinvestasi.
Sektor pemerintah
Sektor ini menyediakan layanan publik dan mengatur beberapa kegiatan ekonomi. Pemerintah menarik pajak dari sektor bisnis dan rumah tangga untuk membiayai pengeluaran. Jika penerimaan pajak melebihi pengeluaran, pemerintah menjalankan surplus fiskal. Tetapi, jika pengeluaran melebihi pendapatan, pemerintah mengoperasikan defisit fiskal.
Dengan mengubah pengeluaran dan pajaknya, pemerintah dapat mempengaruhi perekonomian. Pemerintah dapat meningkatkan pengeluaran atau mengurangi pajak untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, untuk menghindari perekonomian yang terlalu panas, mereka dapat mengurangi pengeluaran atau menaikkan pajak.
Bank sentral adalah bagian dari sektor pemerintah. Di beberapa negara, bank sentral mungkin beroperasi di bawah pengawasan pemerintah. Sementara itu, di negara lainnya, seperti Indonesia, mereka beroperasi secara independen, meski tetap berada di bawah undang-undang.
Secara umum, pengeluaran pemerintah terbagi ke dalam tiga kategori berikut:
- Pengeluaran rutin. Ini mencakup pengeluaran untuk barang dan jasa untuk operasi sehari-hari. Contohnya adalah anggaran untuk gaji staf pemerintahan, kesehatan, pendidikan, dan pertahanan.
- Belanja modal. Komponen ini mencakup belanja untuk infrastruktur, yang mana berkontribusi terhadap persediaan modal di dalam perekonomian.
- Pembayaran transfer. Kategori ini mencakup pembayaran ke sektor ekonomi lainnya tanpa melibatkan pertukaran barang dan jasa. Contoh pembayaran transfer adalah tunjangan pengangguran, dan tunjangan pendapatan bagi keluarga miskin, dan program sosial lainnya.
Tidak seperti konsumsi rumah tangga dan investasi bisnis, beberapa belanja pemerintah tergantung pada kebijakan diskresioner pemerintah. Mereka tidak tergantung pada pasang surut ekonomi, melainkan tergantung pada keputusan pemerintah.
Sementara itu, beberapa komponen, seperti pembayaran transfer, bersifat kontra siklus. Mereka naik selama resesi dan turun selama ekspansi ekonomi.
Selanjutnya, selain melalui anggarannya, pemerintah juga mempengaruhi aktivitas ekonomi dan tiga sektor lainnya melalui regulasi dan kebijakan yang diambil. Kontrol harga, peraturan persaingan, ketenagakerjaan, keselamatan lingkungan adalah beberapa contohnya.
Sektor eksternal
Sektor eksternal mewakili pelaku ekonomi di luar negeri. Mereka juga terdiri dari sektor rumah tangga, sektor bisnis dan sektor pemerintah; tetapi berada di luar teritorial sebuah negara.
Sektor ini berinteraksi dengan ekonomi domestik melalui perdagangan luar negeri dan lalu lintas modal. Ekspor mewakili permintaan sektor eksternal terhadap barang dan jasa domestik. Sementara itu, impor mewakili permintaan domestik untuk barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor eksternal.
Dalam perdagangan internasional, pertukaran tidak hanya melibatkan barang dan jasa tetapi juga melibatkan mata uang untuk memfasilitasi pembayaran. Sehingga, perdagangan sektor eksternal tidak hanya berdampak pada permintaan barang (pertumbuhan ekonomi) tetapi juga berdampak pada nilai tukar mata uang domestik.
Selanjutnya, interaksi dengan sektor eksternal juga melibatkan aliran modal, baik oleh warga negara atau orang asing. Ketika orang asing berinvestasi ke dalam negeri, itu dapat mengambil dua bentuk: investasi portofolio asing dan investasi langsung asing. Investasi portofolio asing biasanya berjangka lebih pendek daripada investasi langsung.
Secara umum, aktivitas dengan sektor eksternal tergantung pada faktor-faktor berikut:
- Prospek pertumbuhan ekonomi dalam negeri vs internasional
- Spread suku bunga domestik vs suku bunga internasional
- Tingkat inflasi domestik vs inflasi luar negeri
- Nilai tukar domestik dengan negara mitra
- Hambatan perdagangan dan kontrol aliran modal
- Iklim investasi dan kemudahan melakukan bisnis
- Kebijakan pemerintah, baik terkait dengan ekonomi, bisnis maupun politik (peraturan)