Sektor perdagangan eksternal (external trade sector) melibatkan ekspor dan impor barang dan jasa antar negara. Karena perdagangan melibatkan uang untuk pembayaran, aktivitas sektor ini juga mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara. Sementara itu, di pasar keuangan kegiatan sektor eksternal melibatkan aliran modal. Semua itu dirangkum dalam neraca pembayaran.
Lebih dalam tengatang “Sektor Perdagangan Eksternal”
Kegiatan sektor perdagangan eksternal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Seperti dalam pendekatan pengeluaran, ekspor neto (ekspor dikurangi impor) adalah komponen dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Ekspor yang lebih tinggi dibandingkan dengan impor akan meningkatkan pertumbuhan PDB. Sebaliknya, impor yang lebih tinggi daripada ekspor mengurangi pertumbuhan PDB.
Kontribusi sektor eksternal terhadap PDB sangat bervariasi antar negara. Beberapa negara lebih bergantung pada perdagangan internasional untuk mendapatkan input produksi dan menjual output mereka, seperti Singapura. Sementara yang lain, impor lebih tinggi daripada ekspor karena konsumsi lebih besar daripada yang diproduksi di dalam negeri.
Secara umum, ada tiga penentu utama kegiatan perdagangan internasional, yaitu:
- Pertumbuhan ekonomi domestik
- Pertumbuhan ekonomi negara-negara mitra dagang
- Nilai tukar
Peningkatan pertumbuhan ekonomi domestik meningkatkan pembelian barang-barang impor. Sementara itu, ekspor biasanya meningkat seiring dengan peningkatan PDB negara-negara mitra dagang. Tidak seperti impor, ekspor biasanya tidak bergantung pada pertumbuhan ekonomi domestik. Bahkan jika ekonomi domestik lemah, permintaan asing untuk barang-barang domestik dapat meningkat. Jadi, pola neraca perdagangan eksternal umumnya tidak terkait langsung dengan siklus ekonomi domestik.
Sementara itu, faktor selanjutnya adalah nilai mata uang. Apresiasi mata uang domestik berarti bahwa daya beli terhadap mata uang mitra dagang lebih kuat. Dengan demikian, apresiasi membuat barang asing lebih murah bagi konsumen dalam negeri. Tapi, bagi konsumen di negara mitra dagang, barang domestik menjadi lebih mahal. Akibatnya, ekspor neto berkurang.
Sebaliknya, depresiasi mata uang domestik membuat daya beli konsumen domestik menurun. Ini membuat barang asing lebih mahal. Konsumen dalam negeri enggan membeli barang impor, sehingga mengurangi impor. Sebaliknya, barang domestik lebih murah untuk orang asing. Ekspor biasanya meningkat. Akibatnya, ekspor bersih meningkat.
Catatan
Seringkali, kita mengatakan bahwa depresiasi mata uang membuat barang domestik lebih kompetitif di pasar internasional. Pernyataan ini tidak sepenuhnya benar. Itu karena daya saing juga tergantung pada harga barang dalam negeri relatif terhadap barang asing. Secara agregat, harga barang-barang domestik tercermin dalam inflasi domestik. Dengan demikian, para ekonom merujuk nilai tukar ke nilai tukar riil daripada nilai tukar nominal), yang mempertimbangkan inflasi domestik dan inflasi di negara-negara mitra dagang.