Contents
Apa itu: Kurva kemungkinan produksi (production possibilities curve) atau batas kemungkinan produksi (production possibilities frontier) adalah model ekonomi untuk menggambarkan dua barang yang dapat kita hasilkan secara efisien menggunakan sumber daya dan teknologi yang tersedia.
Efisiensi penting karena kita menghadapi sumber daya yang terbatas. Tidak semua barang dapat kita produksi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kita dengan sumber daya yang tersedia. Dan kita harus memilih output mana yang harus kita hasilkan dan berapa banyak.
Dan kurva menunjukkan bagaimana kita menghadapi trade-off antara memproduksi dua barang ketika kita dihadapkan pada sumber daya yang terbatas. Sehingga, ketika kita menggunakan lebih banyak sumber daya untuk memproduksi sebuah barang, lebih sedikit sumber daya yang tersedia untuk memproduksi barang lainnya. Dan titik-titik di sepanjang kurva mewakili jumlah yang kita produksi untuk dua barang dengan memaksimalkan sumber daya yang ada.
Mengapa kurva kemungkinan produksi hanya menggunakan kurva dua dimensi?
Kita mungkin berpikir kurva tidak realistis di dunia nyata. Ada banyak barang dan jasa di sekitar kita, mengapa hanya dua? Padahal, kita bisa menghasilkan berbagai barang dan jasa dengan sumber daya yang ada.
Memang benar, itu tidak realistis jika kita bandingkan dengan dunia nyata. Tapi, seperti model ekonomi lainnya, seperti model permintaan-penawaran, menggambarkannya dalam grafik dua dimensi memudahkan kita untuk memahami konsep dasar. Ekonom menggunakan dua barang sebagai representasi untuk memudahkan penjelasan. Bayangkan jika grafik itu tiga dimensi atau empat dimensi?
Meski hanya dua barang sebagai representasi, secara konsep sama. Kurva menggaris bawahi bagaimana kita menghadapi trade-off dalam memproduksi barang mempertimbangkan sumber daya yang ada.
Mengapa kurva kemungkinan produksi penting?
Kurva menjabarkan konsep penting dalam produksi di ilmu ekonomi. Pertama, itu memberikan wawasan tentang efisiensi ketika dua produk diproduksi bersama. Misalnya, kita dapat menggunakan kurva ini untuk memutuskan rasio ideal antara dua produk yang kita pilih untuk diproduksi untuk meminimalkan biaya sambil memaksimalkan keuntungan.
Kurva menunjukkan output maksimal yang bisa kita capai ketika semua sumber daya kita gunakan sepenuhnya. Misalnya, sebuah perusahaan mengoperasikan jalur produksi untuk memproduksi mobil penumpang dan truk. Kurva menunjukkan berapa banyak mobil penumpang dan truk yang bisa dihasilkan. Ketika memproduksi truk lebih sedikit, berapa tambahan mobil penumpang yang bisa dicapai ketika memaksimalkan sumber daya dan sebaliknya berlaku.
Kedua, kurva menunjukkan bagaimana kita menghadapi trade-off dalam mengalokasikan sumber daya. Dan oleh karena itu, kita menghadapi biaya peluang.
Misalnya, jika kita mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk memproduksi sebuah barang, lebih sedikit yang tersisa. Sehingga, kita hanya bisa mendapatkan lebih sedikit barang lain. Dalam kasus di atas, perusahaan menghasilkan lebih sedikit truk ketika perusahaan tersebut memproduksi lebih banyak mobil penumpang. Dan sebaliknya, ketika menghasilkan lebih banyak truk, perusahaan tersebut hanya bisa memproduksi lebih sedikit mobil penumpang.
Bagaimana ekonom menjelaskan kurva kemungkinan produksi?
Kurva kemungkinan produksi membantu kita menjawab pertanyaan dasar dalam ilmu ekonomi, yakni bagaimana kita memproduksi barang dan jasa. Itu menjelaskan bagaimana kita bisa memaksimalkan sumber daya yang ada untuk menghasilkan dua barang yang paling kita butuhkan dan inginkan.
Kita menghadapi kelangkaan, yang mana membutuhkan kita untuk mengambil pilihan. Kita tidak bisa memproduksi semua barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kita yang tidak terbatas. Sumber daya tersedia terbatas. Kita harus memilih mana yang harus kita produksi.
Kemudian, ekonom menjelaskan bagaimana kita mengalokasikan sumber daya melalui kurva kemungkinan produksi. Kurvanya adalah seperti di bawah ini:
Katakanlah, sepatu dan pakaian adalah yang paling kita butuhkan dan kita inginkan. Kita memutuskan untuk menggunakan sumber daya untuk memproduksi keduanya.
Misalnya, dengan sumber daya yang ada, kita bisa berproduksi pada titik A. Di titik tersebut, kita memaksimalkan sumber daya dan dapat memproduksi 60 unit pakaian dan 80 unit sepatu. Titik A adalah titik ideal di mana kita bisa memaksimalkan produksi dan sumber daya.
Lantas bagaimana dengan titik B dan C? Keduanya juga bisa kita capai menggunakan sumber daya dan teknologi yang ada dan karena itu, juga merupakan titik ideal. Hanya saja, jika kita berproduksi pada titik B dan C, kita mendapatkan lebih banyak pakaian tapi lebih sedikit sepatu. Karena itu, misalnya, kita mungkin memilih berproduksi pada titik B dengan lebih sedikit sepatu sebagai biaya peluang.
Secara umum, titik-titik ideal di mana kita berproduksi secara efisien dan memaksimalkan sumber daya akan membentuk kurva ketika kita menghubungkan mereka. Kemiringan kurva mewakili pengorbanan antara memproduksi sepatu atau pakaian. Karena kita mengalihkan lebih banyak sumber daya untuk menghasilkan pakaian, itu mengurangi produksi sepatu dan sebaliknya berlaku.
Bagaimana dengan titik Z? Di titik itu, kita tidak berproduksi secara efisien. Kita tidak memaksimalkan sumber daya yang ada. Kita memproduksi sepatu dan pakaian lebih sedikit padahal kita bisa meningkatkan kedua output menggunakan sumber daya yang ada.
Kemudian, bagaimana dengan titik X? Itu mewakili titik yang tidak mungkin kita capai dengan sumber daya dan teknik produksi yang ada. Sumber daya kita tidak cukup atau teknik produksi yang ada tidak memungkinkan untuk berproduksi pada titik itu. Dan kita bisa mencapai itu hanya jika kita memiliki sumber daya lebih banyak dan lebih baik.
Atau, kita berinovasi untuk mendapatkan teknologi dan teknik produksi yang lebih produktif. Sehingga, kita bisa menghasilkan lebih banyak sepatu dan pakaian menggunakan sumber daya yang ada saat ini.
Apa saja 4 asumsi kurva kemungkinan produksi?
Ekonom menggunakan beberapa asumsi ketika menjelaskan kurva kemungkinan produksi. Mereka adalah:
- Hanya dua barang yang kita produksi
- Sumber daya kita gunakan secara sepenuhnya
- Sumber daya adalah tetap
- Teknologi atau teknik produksi adalah tetap
Perubahan dalam dua poin terakhir menyebabkan kurva bergeser ke kanan atau ke kiri. Pergeseran ke kanan berarti kita mendapatkan lebih banyak output. Sebaliknya, pergeseran ke kiri menunjukkan kita mendapatkan lebih sedikit output (inefisiensi).
Mengapa kurva kemungkinan produksi cekung?
Alasan mengapa kurva kemungkinan produksi cekung adalah karena sumber daya tidak mampu beradaptasi. Akibatnya, ketika kita memproduksi sebuah barang lebih banyak, biaya peluang yang terlibat lebih tinggi. Dengan kata lain, ketidakmampuan beradaptasi (inadaptability) membuat kita mengorbankan lebih banyak barang lain ketika meningkatkan produksi sebuah barang. Inadaptability tersebut terjadi karena tidak semua sumber daya sama-sama cocok untuk memproduksi kedua barang tersebut.
Misalnya, di titik C, kita memproduksi 80 pakaian dan 60 sepatu. Katakanlah, kita kemudian meningkatkan produksi sepatu dan beroperasi pada titik B. Kita memproduksi 70 unit sepatu, 10 unit lebih banyak dibandingkan di titik C (60 unit). Tapi, peningkatan tersebut memiliki biaya peluang, yakni pakaian yang lebih sedikit. Di titik B, kita hanya bisa memproduksi 71 unit, 9 unit lebih sedikit daripada di titik C (80 unit).
Kemudian, dari titik B, jika kita meningkatkan produksi sepatu menjadi 80 dan beroperasi di titik A, kita harus mengurangi produksi pakaian menjadi 60 unit. Dengan kata lain, untuk mendapatkan 10 sepatu lebih banyak (80 – 70) , kita harus mengorbankan lebih banyak dengan mengurangi produksi pakaian sebanyak 11 unit (dari 71 unit menjadi 60 unit). Ada lebih banyak biaya peluang yang terlibat dibandingkan dengan ketika kita meningkatkan operasi dari titik C ke titik B.
Bagaimana kurva kemungkinan produksi menunjukkan efisiensi?
Titik-titik di sepanjang kurva kemungkinan produksi adalah yang paling efisien. Mereka menunjukkan ke kita kombinasi dua output yang dihasilkan dengan memaksimalkan sumber daya menggunakan teknik produksi yang ada. Jadi, tidak ada sumber daya yang menganggur.
Sebaliknya, jika beroperasi di bawah kurva, misalnya di titik Z, produksi adalah tidak efisien. Ada sumber daya yang menganggur karena kita berproduksi di bawah kapasitas maksimum. Sehingga, kita menggunakan sumber daya yang lebih sedikit dan menghasilkan lebih sedikit output daripada yang bisa kita capai.
Apa saja faktor yang menggeser kurva kemungkinan produksi?
Kurva kemungkinan produksi bisa bergeser ke kanan atau ke kiri. Jika kita mengaitkan dengan dengan output agregat, pergeseran ke kanan menunjukkan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan, pergeseran ke kiri menunjukkan kontraksi.
Dan pergeseran kurva diakibatkan oleh perubahan dalam:
- Kuantitas dan kualitas sumber daya yang tersedia
- Teknis produksi (pengetahuan dan teknologi)
Sumber daya yang dimaksud adalah faktor produksi, yakni lahan, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan. Ketika sumber daya tersedia lebih banyak, kita bisa menghasilkan lebih banyak output. Kualitas mereka juga berpengaruh. Misalnya, modal fisik yang lebih mutakhir seperti mesin berbantuan komputer bisa menghasilkan lebih banyak output daripada mesin manual. Lebih banyak pendidikan atau pelatihan juga membuat tenaga kerja lebih produktif.
Begitu juga, kemajuan teknologi dan pengetahuan juga membuat kita lebih produktif. Sehingga, kita bisa menghasilkan lebih banyak output meski input yang tersedia tidak berubah.
Singkat cerita, kurva kemungkinan bergeser ke kanan akibat:
- Tenaga kerja yang tersedia lebih banyak, seperti dengan meningkatkan angka kelahiran
- Tenaga kerja yang lebih produktif, misalnya melalui pendidikan dan pelatihan
- Jumlah modal fisik, seperti mesin, yang tersedia lebih banyak, misalnya dengan meningkatkan investasi
- Modal fisik yang lebih berkualitas, misalnya dengan mengadopsi teknologi lebih canggih
- Teknik produksi yang lebih canggih, misalnya melalui pengoptimalan komputasi
- Teknologi yang lebih maju, misalnya dengan meningkatkan riset dan pengembangan
Sebaliknya, kurva bergeser ke kiri ketika:
- Sumber daya alam terkuras, misalnya akibat eksploitasi berlebihan
- Tenaga kerja tersedia lebih sedikit, misalnya akibat populasi menua
- Tenaga kerja yang kurang produktif, misalnya akibat sistem pendidikan dan pelatihan yang buruk
- Akumulasi modal fisik rendah, tidak cukup mengkompensasi depresiasi
- Modal fisik berkualitas buruk, misalnya karena aus dan mengandalkan teknologi usang
- Teknologi dan teknik produksi yang buruk, misalnya akibat rendahnya riset dan pengembangan