Contents
Apa itu: rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio) adalah rasio keuangan untuk menunjukkan berapa kali perusahaan mengkonversi persediaan mereka menjadi penjualan selama periode tertentu. Itu berguna untuk mengevaluasi efektivitas manajemen dalam mengelola persediaan. Semakin tinggi itu, semakin cepat perusahaan menjual persediaan dan membukukan pendapatan.
Pengelolaan persediaan penting karena itu tidak hanya mempengaruhi profitabilitas. Tapi, itu juga dapat berdampak pada likuiditas perusahaan dan kesehatan keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Mengapa rasio perputaran persediaan penting?
Bagi manajemen, menganalisis rasio perputaran persediaan membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik tentang operasi mereka, termasuk terkait dengan strategi pemasaran, penetapan harga, produksi dan pembelian. Mendalami mengapa angkanya naik atau turun membantu perusahaan tetap sehat secara finansial dan kompetitif. Selain itu, perusahaan bisa memastikan bauran pemasaran mereka tetap selaras dengan permintaan pasar.
Ketika bisa menghabiskan persediaan dengan cepat dan menggantinya dengan yang baru, perusahaan bisa lebih baik dalam membukukan pendapatan. Di sisi lain, itu juga menekan biaya yang terikat pada persediaan seperti biaya sewa, transportasi, ruang gudang, dan asuransi. Pada akhirnya, itu bisa berdampak positif terhadap profitabilitas dan likuiditas keuangan perusahaan.
Sebaliknya, jika perusahaan terlalu lama menyimpan persediaan, biaya meningkat, yang mana pada akhirnya, membebani keuntungan perusahaan. Itu juga mengurangi likuiditas dan kekuatan finansial mereka karena lebih banyak uang terikat di persediaan.
Kemudian, untuk beberapa bisnis seperti ritel, menyimpan terlalu lama bisa mengurangi minat konsumen berbelanja. Ketika mereka menemukan barang di toko adalah barang lama, mereka kemungkinan akan enggan berkunjung ke toko tersebut di kemudian hari. Sehingga, rendahnya persediaan membuat produk lama tidak dapat dijual karena rusak, usang atau membusuk.
Untuk meningkatkan perputaran persediaan, manajemen bisa mengubah strategi penetapan harga atau menawarkan insentif lainnya. Sehingga, penjualan bisa meningkat dan persediaan bisa lebih cepat habis.
Cara lainnya adalah dengan merampingkan rantai pasokan untuk menghilangkan inefisiensi di sepanjang rantai. Jika berhasil, barang tersedia pada saat konsumen membutuhkannya, yang mana ini juga membutuhkan peramalan penjualan dan persediaan yang lebih akurat. Selain itu, input juga segera tiba di pabrik untuk diproses.
Bagaimana menghitung rasio perputaran persediaan?
Kita perlu mengambil data harga pokok penjualan (cost of goods solds atau COGS) di laporan laba rugi dan persediaan di neraca (ada di bagian aset lancar) sebelum menghitung rasio perputaran persediaan. Setelah mendapatkannya, kita membagi COGS dengan rata-rata persediaan dalam dua tahun terakhir. Rumus rasio perputaran persediaan adalah sebagai berikut:
- Perputaran persediaan = COGS / Rata-rata persediaan
Kita menggunakan rata-rata persediaan untuk menghindari bias akibat fluktuasi persediaan dari waktu ke waktu.
Ambil contoh sederhana. Sebuah perusahaan melaporkan persediaan sebesar $3 juta di 2021 dan $4 juta di 2022 di neracanya. Di laporan laba rugi, itu membukukan beban pokok penjualan sebesar $5 juta di 2022. Mengaplikasikan rumus di atas, kita mendapatkan rasio perputaran persediaan sebesar 1.4 =5/((3+4)/2).
Bagaimana membaca rasio perputaran persediaan?
Rasio yang rendah bisa terjadi karena penjualan yang lemah. Strategi pemasaran yang diadopsi mungkin kurang efektif sehingga penjualan tidak mencapai target. Atau, itu bisa juga terjadi karena persediaan yang berlebihan. Rasio yang lebih rendah kurang disukai karena mengindikasikan manajemen kurang efektif dalam mengelola persediaan.
Sebaliknya, rasio yang lebih tinggi bisa mengindikasikan penjualan yang kuat, yang mana adalah yang diinginkan. Jika bisa dengan cepat mengisi persediaan yang telah terjual dengan yang baru, perusahaan tersebut bisa menghasilkan lebih banyak pendapatan.
Tapi, memang, rasio yang tinggi juga terjadi karena persediaan tidak memadai, misalnya karena masalah produksi. Padahal, penjualan perusahaan tumbuh secara normal. Situasi tersebut tentu saja tidak diinginkan. Dan, ketika permintaan pasar tumbuh kuat, persediaan yang tidak mencukupi membuat perusahaan tidak bisa mengoptimalkan penjualan.
Kemudian, untuk memberikan wawasan yang lebih mendalam, menganalisis rasio perputaran persediaan membutuhkan kita untuk membandingkan angka yang kita dapatkan dengan rata-rata industri di mana perusahaan beroperasi. Misalnya, jika rasio relatif tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri, itu bisa mengindikasikan manajemen yang lebih efektif dibandingkan dengan rata-rata pesaing.
Atau, itu terjadi karena tingkat persediaan yang tidak memadai. Apakah rasio yang tinggi tersebut terjadi karena penjualan yang lemah atau karena terlalu sedikit persediaan? Kita bisa memeriksanya dengan membandingkan pertumbuhan penjualan perusahaan dengan pertumbuhan penjualan industri untuk mencari penyebabnya.
Berapa rasio yang ideal?
Rasio yang ideal bervariasi antar perusahaan, tergantung pada di industri mana mereka beroperasi. Perusahaan barang tidak tahan lama seperti makanan membutuhkan perputaran yang lebih cepat. Itu karena, jika tidak terjual, barang mereka cepat rusak atau membusuk. Untuk menghindari itu, mereka biasanya akan menawarkan diskon atau insentif lainnnya untuk menarik lebih banyak permintaan.
Sebaliknya, perputaran persediaan barang tahan lama seperti furniture atau elektronik biasanya lebih rendah. Pelanggan biasanya membutuhkan waktu untuk mengambil keputusan belanja. Misalnya, untuk pembelian berulang, mereka akan membeli tidak dalam waktu dekat jika barang yang ada masih dalam kondisi bagus.
Rasio juga bervariasi antar industri bermargin rendah dan industri bermargin tingi. Industri dengan margin rendah membutuhkan perputaran yang tinggi untuk mendukung pendapatan yang tinggi karena laba per unit yang rendah. Sebaliknya, industri bermargin tinggi rata-rata memiliki rasio perputaran persediaan yang lebih rendah.
Bacaan selanjutnya
- Rasio Aktivitas: Jenis, Rumus dan Interpretasi
- Rasio Perputaran Persediaan: Formula, Perhitungan dan Cara Membacanya
- Days of Inventory on Hand: Formula dan Cara Menghitung
- Perputaran Piutang Usaha: Rumus, Perhitungan, Cara Membacanya
- Days Sales Outstanding: Rumus, Cara Menghitung dan Membacanya
- Rasio Perputaran Utang Usaha: Cara Menghitung dan Membacanya
- Days Payable Outstanding: Cara Menghitung dan Membacanya
- Perputaran Modal Kerja: Formula, Perhitungan dan Interpretasi
- Rasio Perputaran Aset Tetap: Cara Menghitung dan Menginterpretasikan
- Rasio Perputaran Aset: Perhitungan dan Interpretasi