Contents
Apa itu: Pelatihan di luar tempat kerja (off-the-job training) merujuk pada sebuah pelatihan dilaksanakan di luar lokasi kerja atau kantor. Karyawan anda belajar dari para ahli dan profesional di luar sana. Penyedia pelatihan bisa datang dari pusat pelatihan atau universitas. Materi pelatihan sangat beragam, mungkin mempelajari keterampilan dan pengetahuan melalui simulasi, studi kasus, dan bermain peran.
Pelatihan berlangsung di luar tempat kerja, mungkin di perguruan tinggi atau pusat pelatihan. Sekarang ini, pelatihan juga bisa diadakan di rumah melalui online. Sehingga, karyawan anda bisa belajar jarak jauh.
Berapa lama karyawan anda akan mengikuti pelatihan? Itu bisa bervariasi. Pelatihan tertentu bisa hanya berlangsung beberapa jam. Yang lain mungkin mengambil beberapa hari dengan materi yang lebih lengkap dan terkait. Selain itu, itu mungkin berlangsung di jam kerja atau di luar jam kerja misalnya pada akhir pekan atau setelah pulang kerja.
Mengapa off-the-job training penting?
Sebagaimana pelatihan lainnya, off-the-job training membantu perusahaan anda meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan anda. Tapi, jika dibandingkan dengan on-the-job training misalnya, itu menawarkan perspektif yang beragam bagi karyawan anda. Sehingga, karyawan anda bisa membawa ide dan perspektif baru dari eksternal ke perusahaan anda. Manfaat semacam itu penting ketika perusahaan anda sedang membangun inovasi.
Kemudian, pilihan yang lebih beragam adalah alasan lain mengapa pelatihan off-the-job penting. Di luar sana tersedia banyak pusat pelatihan dengan beragam materi. Misalnya, mereka mungkin pelatihan teknis, kognitif, atau perilaku.
Selain itu, pelatihan ini penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk melatih karyawan anda. Mereka meninggalkan pekerjaan sehari-hari, sehingga bisa lebih fokus untuk mengikuti pelatihan.
Apa saja jenis off-the-job training?
Beragam off-the-job training tersedia di luar sana. Mereka bisa spesifik untuk area pekerjaan tertentu misalnya produksi, keuangan dan pemasaran. Atau mereka bervariasi berdasarkan materi dan metodenya yang digunakan. Misalnya, materi training bisa terkait dengan keterampilan teknis, pengetahuan kognitif atau keterampilan perilaku. Sedangkan, metodenya bisa pengajaran kelas, simulasi atau bermain peran.
Role playing
Di bawah metode ini, pelatih meminta peserta untuk memainkan peran berbeda untuk menghadapi situasi yang diberikan. Itu bertujuan untuk mengembangkan wawasan mereka dengan mengakomodasi berbagai sudut pandang.
Sehingga, mereka tidak hanya melatih mereka untuk mengambil keputusan yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang berbeda. Tapi, itu juga melatih mereka untuk bisa merespon dengan cepat berbagai masalah tersebut. Semua itu penting dalam menghadapi situasi dalam kehidupan nyata.
Vestibule training
Pelatih menggunakan peralatan atau mesin yang mirip dengan yang digunakan di tempat kerja. Peserta kemudian mempelajari metode dan prosedur untuk menggunakannya.
Pelatihan ini cocok ketika perusahaan anda, misalnya, membeli mesin baru dan canggih dan karyawan anda belum memiliki pengalaman dengannya. Dengan mengambil pelatihan, mereka lebih siap untuk mengoperasikan mesin, meminimalkan risiko yang timbul.
Kuliah ruang kelas
Kuliah ruang kelas (classroom lecture) berlangsung di ruang seperti kelas, dan biasanya mengajari pengetahuan umum seperti administrasi atau manajemen alih-alih aspek teknis. Disebut juga dengan metode ceramah (ceramah method).
Pelatih memaparkan materi di kelas, seringkali sebagai pembuka atau memperkenalkan teori terkait. Setelah pemaparan, mereka mungkin memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan berdiskusi. Atau, mereka memberi mereka tugas untuk diselesaikan.
Studi kasus
Dalam metode ini, pelatih memberikan sebuah kasus, aktual atau hipotesis, untuk diselesaikan oleh peserta. Mereka kemudian diminta untuk menganalisis dan memberikan kesimpulan atau rekomendasi.
Metode ini bertujuan untuk menggali pemikiran orisinal peserta dan memperkuat keterampilan analitis mereka. Selain itu, itu bermanfaat untuk memperluas cakrawala karena, seringkali, masing-masing peserta diminta untuk memaparkan hasil masing-masing. Sehingga, mereka saling belajar dari pandangan masing-masing, memperluas wawasan mereka.
Studi kasus juga bisa diaplikasikan untuk melatih keterampilan pengambilan keputusan, keterampilan komunikasi dan interpersonal yang lebih baik.
Apa saja keuntungan off-the-job training?
Off-the-job training menawarkan manfaat seperti peningkatan produktivitas dan motivasi, sama seperti pelatihan lainnya. Karyawan anda belajar tentang pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan di tempat kerja. Itu meningkatkan efektifitas mereka dalam menjalankan peran mereka saat ini, membuat mereka lebih produktif.
Selain itu, dengan memberikan mereka kesempatan untuk mengambil pelatihan, karyawan memandang perusahaan anda menghargai mereka. Sehingga, mereka lebih termotivasi dan lebih loyal ke perusahaan anda. Akhirnya, itu meningkatkan retensi dan mengurangi turnover mereka.
Membawa masuk perspektif eksternal. Jika perusahaan anda kekurangan keterampilan atau pengetahuan yang anda butuhkan, off-the-job training adalah pilihan yang tepat. Itu memungkinkan karyawan anda membawa wawasan eksternal ke perusahaan anda, yang mana esensial untuk mendorong inovasi. Selain itu, pelatihan juga memberikan wawasan yang lebih luas untuk mengatasi masalah yang tidak bisa diatasi menggunakan pendekatan konvensional.
Lebih banyak ahli tersedia. Pelatihan ini memungkinkan karyawan anda mendapatkan pengetahuan dari para ahli eksternal. Ada banyak para profesional di luar sana dan ahli di bidang terkait. Sehingga, karyawan anda berkesempatan untuk memperoleh pelatihan berkualitas tinggi dari mereka.
Konsentrasi yang lebih tinggi. Karyawan anda tidak bekerja selama mengikuti pelatihan. Sehingga, mereka bisa lebih fokus tanpa gangguan seperti jika dilaksanakan di tempat kerja. Sebagai hasilnya, mereka seharusnya bisa menyerap materi pelatihan lebih baik.
Tanpa mengganggu pekerjaan. Karena perusahaan anda mengandalkan pelatih dari eksternal, itu kurang mengganggu dibandingkan dengan on-the job training. Yang terakhir berlangsung di tempat kerja di mana karyawan yang senior memberikan pelatihan sembari melakukan pekerjaan mereka. Sehingga, senior mungkin kurang fokus untuk melakukan pekerjaan sehari-hari selama melatih.
Apa saja kekurangan off-the-job training?
Perusahaan anda tidak memiliki kontrol atas materi pelatihan. Selain mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan anda, lebih sulit untuk mengukur seberapa berhasil pelatihan. Tidak seperti on-the-job training, nda tidak bisa mengawasi secara langsung seberapa serius karyawan anda mengikuti pelatihan.
Mahal. Ketika karyawan anda mengambil pelatihan eksternal, perusahaan anda tidak hanya membayar manfaat yang mereka terima. Dengan kata lain, anda tidak membayar pengetahuan atau keterampilan yang disalurkan oleh pelatih. Tapi, perusahaan anda juga membayar sumber daya pendukung untuk pelatihan seperti katering, tempat pelatihan, dan peralatan pendukung.
Kehilangan output. Karyawan anda tidak bisa melakukan tugas sehari-hari selama training. Dengan kata lain, tidak ada output yang mereka hasilkan. Jika anda membayar mereka bulanan, waktu yang habis untuk pelatihan adalah biayanya.
Oleh karena itu, anda harus memastikan pelatihan menghasilkan pengembalian yang tinggi bagi perusahaan. Peningkatan produktivitas setelah training seharusnya melebihi biaya yang hilang selama training.
Materi yang tidak relevan. Karyawan anda mungkin mengajukan pelatihan untuk menghindari rutinitas kerja. Sehingga, mereka mungkin memilih pelatihan apapun selagi bisa memenuhi tujuan mereka. Akibatnya, materi pelatihan mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan perusahan anda.
Kepentingan pribadi. Karyawan anda mengikuti pelatihan untuk mempersiapkan diri meninggalkan perusahaan anda. Sehingga, ketika mereka mahir setelah mengikuti pelatihan atau memperoleh sertifikasi profesional, mereka mengajukan pengunduran diri.
Bacaan selanjutnya
- On-the-job Training: Jenis, Keuntungan, Kerugian
- Pelatihan Induksi: Keuntungan dan Kerugian
- Off-the-job Training: Jenis, Keuntungan dan Kerugian
- Pelatihan Kognitif: Jenis, Kelebihan dan Kekurangan
- Pelatihan Perilaku: Jenis, Keuntungan, Kerugian
- Apprenticeship: Keuntungan dan Kerugian
- Pengembangan Karyawan: Jenis dan Manfaat
- Pelatihan: Definisi, Pentingnya, Jenis, dan Manfaat