Contents
Permintaan uang (demand for money) mewakili total uang yang orang ingin pegang, daripada menyimpannya dalam aset lain seperti saham dan obligasi. Bank-bank sentral mencoba mencocokkan jumlah uang beredar dengan permintaan mereka untuk mengendalikan inflasi.
Motif permintaan uang
Tiga motif untuk menyimpan uang:
- Motif transaksi (transaction motive)
- Motif kehati-hatian (precautionary motive)
- Motif spekulasi (speculation motive)
Motif transaksi
Orang butuh uang untuk membayar berbagai transaksi. Mereka lebih suka uang tunai daripada aset keuangan karena alasan likuiditas dan keamanan.
Dengan memegang uang, orang dapat menggunakannya kapan pun mereka membutuhkannya. Ini berbeda ketika kita memegang aset keuangan, yang memerlukan waktu untuk menguangkan karena kita tidak dapat membayar langsung dengan aset tersebut.
Secara agregat, permintaan uang untuk transaksi berhubungan positif dengan ukuran PDB dan ukuran transaksi rata-rata. Semakin tinggi keduanya, semakin besar permintaan uang.
Motif kehati-hatian
Orang memegang uang ekstra untuk kebutuhan atau keadaan tak terduga yang memerlukan pengeluaran uang tunai. Secara umum, individu memegang uang tunai untuk mengatasi ketidakpastian terkait pendapatan, biaya hidup, biaya medis yang tidak terjangkau, dan perlindungan asuransi yang tidak sempurna. Dalam hal ini, permintaan berkorelasi positif dengan total volume transaksi, ukuran transaksi rata-rata, dan PDB keseluruhan.
Motif spekulatif
Permintaan spekulatif terkait dengan pilihan antara memegang uang tunai atau menginvestasikannya dalam beberapa aset. Dengan menyimpan uang tunai, orang memang dapat langsung menggunakannya untuk transaksi. Tetapi itu juga berarti mereka melewatkan kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak uang dari pengembalian investasi.
Secara umum, permintaan spekulatif berbanding terbalik dengan tingkat pengembalian berbagai aset seperti deposito, saham, dan obligasi. Pada saat yang sama, permintaan berhubungan positif dengan risiko yang dirasakan dalam aset tersebut. Semakin tinggi risikonya, semakin banyak orang enggan untuk berinvestasi dalam aset dan lebih cenderung memilih untuk memegang uang tunai.
Ambil contoh deposito berjangka. Ketika suku bunga tinggi, biaya peluang memegang uang tunai tinggi. Orang lebih suka menabung karena mereka bisa mendapatkan pengembalian tinggi. Kondisi sebaliknya berlaku ketika suku bunga rendah. Oleh karena itu, permintaan uang memiliki korelasi negatif dengan suku bunga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang
Ekonom menjelaskan bahwa permintaan uang adalah fungsi dari pendapatan dan harga, ceteris paribus. Ketika pendapatan naik, permintaan akan meningkat. Demikian juga, ketika harga naik (inflasi), orang membutuhkan lebih banyak uang untuk membeli jumlah barang dan jasa yang sama.
Frekuensi dan ukuran rata-rata transaksi mempengaruhi permintaan. Ketika keduanya meningkat, orang membutuhkan lebih banyak uang untuk pembelian.
Kebanyakan orang menyimpan uang mereka di bank, terutama ketika aset keuangan lainnya seperti saham dan obligasi belum berkembang. Oleh karena itu, suku bunga merupakan penentu penting dari permintaan uang. Ketika suku bunga naik, orang lebih suka menabung daripada memegang uang tunai.