Contents
Apa itu: Kewirausahaan (entrepreneurship) berarti kapasitas dan kemauan individu untuk memulai, mendesain, meluncurkan dan menjalankan bisnis baru. Dalam ilmu ekonomi, itu adalah satu dari faktor produksi selain tanah, modal dan tenaga kerja, yang mana mewakili input yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Hadiah untuk kewirausahaan adalah keuntungan.
Kewirausahaan melekat pada seorang pengusaha. Mereka mengembangkan, mengatur dan mengelola bisnis untuk menghasilkan keuntungan dan bersedia menanggung segala resikonya.
Pengusaha mengambil peluang bisnis dengan berinovasi, menciptakan produk baru, proses, dan terkadang organisasi baru. Mereka mengkomersialkan ide dan penemuan mereka dan, kemudian mengorganisasikan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkannya. Apa yang mereka lakukan mengandung risiko dan mereka berani untuk mengambilnya dengan harapan memperoleh keuntungan.
Jika berhasil, kewirausahaan tidak hanya menciptakan nilai bagi pengusaha sendiri (keuntungan). Tapi, itu juga menciptakan nilai bagi masyarakat secara luas, baik melalui penciptaan lapangan kerja dan pendapatan. Selain itu, produk yang mereka tawarkan juga memberikan solusi untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan kita, membuat hidup kita lebih mudah dan nyaman, mengarah pada standar hidup yang lebih tinggi.
Selanjutnya, kewirausahaan juga mendorong persaingan di pasar, memaksa kita untuk menjadi lebih efisien dan untuk terus berinovasi. Itu esensial untuk mendorong kita menggunakan sumber daya pada penggunaan tertingginya.
Arti kewirausahaan dalam ilmu ekonom
Dalam ilmu ekonomi, kewirausahaan adalah satu dari tiga faktor produksi – kadang kita menyebutnya sumber daya ekonomi – selain tanah, tenaga kerja dan modal. Ketiganya adalah input untuk menghasilkan barang dan jasa. Tanpa salah satu dari mereka, tidak ada bisnis maupun barang dan jasa.
Tenaga kerja dan kewirausahaan berasal dari kontribusi individu. Keduanya mewakili sumber daya manusia.
Tapi, keduanya memiliki peran berbeda dalam produksi. Tenaga kerja mewakili upaya fisik dan mental individu, tapi tidak mengambil risiko bisnis. Itu berasal dari kontribusi pekerja. Mereka tidak menyatukan sumber daya lainnya untuk memulai bisnis. Melainkan, mereka hanya menjalankan apa yang ditugaskan oleh pemberi kerja (pengusaha).
Sebaliknya, pengusaha mengambil risiko dengan memulai bisnis baru. Mereka menyatukan tiga faktor lainnya untuk merealisasikan ide dan menghasilkan barang dan jasa. Mereka mengorganisasikan bisnis, termasuk tentang mengalokasikan sumber daya, menetapkan struktur organisasi, dan mengatur fungsi bisnis. Itu tidak mudah. Seringkali, bisnis mereka gagal dan rugi. Jika sukses, mereka berharap memperoleh keuntungan sebagai pengembalian.
Pentingnya kewirausahaan
Ada beberapa alasan mengapa kewirausahaan penting.
Menciptakan nilai. Pengusaha menjalankan bisnis untuk menghasilkan keuntungan dengan menjual barang dan jasa. Bisnis mereka menciptakan nilai dengan memproses input bernilai rendah menjadi output bernilai lebih tinggi. Kemudian, mereka menjual output pada harga lebih tinggi daripada harga yang mereka bayarkan ke pemasok input. Misalnya, sebuah perusahaan mengolah getah karet berharga murah menjadi ban dan menjualnya pada harga yang mahal. Memaksimalkan selisih nilai input dengan output adalah cara mereka untuk memperoleh keuntungan tertinggi.
Agen perubahan. Pengusaha terus menemukan cara baru untuk melakukan sesuatu. Mereka memberikan solusi melalui barang dan jasa yang mereka hasilkan. Penemuan-penemuan mereka seringkali membuat metode dan sistem yang ada menjadi usang.
- Misalnya, layanan e-commerce merubah kita tentang bagaimana kita harus menjual dan membeli barang. Misalnya, peritel tidak harus menyewa ruang untuk memajang barang-barang yang mereka jual sebagaimana sebelum e-commerce muncul. Begitu juga, pembeli tidak harus mengunjungi lokasi fisik hanya untuk memilih dan membandingkan harga, dan kemudian membeli barang.
Merangsang lebih banyak penciptaan nilai. Kewirausahaan menciptakan lebih banyak kue bagi semua orang. Seperti yang telah saya sebutkan, pengusaha menciptakan nilai dengan memproduksi output bernilai lebih tinggi daripada nilai input yang digunakan. Tapi, itu tidak berhenti di situ. Output mereka juga bisa merangsang bisnis baru lain bermunculan.
- Ambil produsen mobil sebagai contoh. Ketika mereka mendirikan pabrik di sebuah lokasi, itu juga akan merangsang bisnis lainnya muncul di situ seperti ritel dan penginapan. Dan, itu juga merangsang bisnis pendukung berkembang seperti suku cadang, ban, dan komponen lainnya. Karena alasan ini, pemerintah di beberapa negara mensyaratkan konten lokal untuk komponen mobil untuk merangsang bisnis pendukung berkembang.
- Contoh lain adalah komputer. Itu tidak hanya membuat pekerjaan administratif sehari-hari kita lebih mudah. Tapi, itu juga telah menciptakan berbagai peluang bisnis seperti pelatihan komputer dan pengembangan software. Itu juga memunculkan berbagai metode produksi yang lebih canggih seperti computer-aided manufacturing, yang mana memungkinkan produksi yang lebih cepat dan berkualitas. Dan, pada akhirnya, lebih banyak penciptaan nilai menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi untuk kita.
Lebih banyak pekerjaan dan pendapatan. Pengusaha membangun bisnis baru dan merekrut tenaga kerja untuk memulainya. Itu menciptakan lapangan kerja dan pendapatan. Kemudian, kehadiran mereka menciptakan efek riak karena bisnis baru bisa merangsang bisnis baru lainnya untuk muncul, menghasilkan lebih banyak pekerjaan dan pendapatan di dalam perekonomian.
Motif pengusaha memulai bisnis
Keuntungan adalah motif utama memulai bisnis. Jika bisnis berhasil, pengusaha memperoleh lebih banyak uang. Untuk perusahaan perseorangan misalnya, uang yang mereka peroleh adalah sebesar laba bisnis karena pemilik dan entitas bisnis bukan entitas yang terpisah sebagaimana perseroan terbatas.
Motif keuntungan memang adalah insentif utama untuk memulai bisnis. Tapi, beberapa orang mungkin memulai bisnis karena alasan berikut:
Bertahan hidup. Orang membutuhkan pemasukan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kesusahan, misalnya karena menganggur, adalah dorongan kuat untuk bertahan hidup. Ketika menganggur, individu mungkin lebih suka memulai usaha sendiri daripada mencari pekerjaan baru. Mereka melihat itu sebagai kesempatan terbaik untuk mendapatkan penghasilan. Mereka berjuang keras karena kehidupan mereka tergantung pada kesuksesan bisnis yang mereka rintis.
Mengkomersialisasikan hobi atau keterampilan. Ide bisnis bisa datang dari apa yang kita senangi atau keahlian kita. Misalnya, jika anda seorang pecinta kucing, anda bisa memulai bisnis dengan membuat website sebagai forum bagi pecinta kucing lainnya berinteraksi dan berbagi tips. Di situ, anda bisa memperoleh penghasilan dari menjual atau merekomendasikan produk (program afiliasi) atau memasang iklan.
Pengalaman buruk. Pengusaha melihat masalah sebagai peluang untuk dikomersialisasi. Pengalaman buruk – yang mereka atau orang lain alami – bisa mendorong mereka memulai usaha. Mereka berusaha mencari solusi atas masalah tersebut. Sehingga, pengalaman buruk yang sama tidak terulang lagi.
- Mereka kemudian meluncurkan bisnis baru. Misalnya, banyak orang mungkin membayar harga yang mahal untuk sebuah produk karena informasi yang terbatas. Mereka kesulitan untuk membandingkan harga produk dari berbagai merek dan menemukan harga terbaik.
- Tapi, anda, misalnya, mungkin melihat itu sebagai peluang bisnis baru. Kemudian, anda membangun situs website perbandingan produk di mana mereka bisa lebih mudah melakukannya, dengan waktu yang cepat dan bisa diakses di mana saja.
Merangsang kewirausahaan
Merangsang kewirausahaan menjadi cara untuk membangun perekonomian. Banyak negara miskin sumber daya seperti Jepang dan Korea Selatan berinvestasi pada aspek ini untuk membuat perekonomian mereka lebih maju. Hasilnya banyak perusahaan ternama muncul dari kedua negara seperti Toyota, Honda, Itochu, SoftBank Group, Samsung Electronics, Hyundai Motor, SK Holdings, dan POSCO.
Beberapa solusi yang mungkin untuk merangsang kewirausahaan termasuk:
- Membangun infrastruktur pendukung seperti jalan dan rel kereta api. Infrastruktur non fisik seperti pendidikan dan pusat pelatihan juga sama vitalnya.
- Mengurangi biaya melakukan bisnis dengan mengatasi masalah birokrasi. Menyederhanakan peraturan dan izin untuk memulai usaha baru adalah contohnya.
- Menawarkan insentif. Misalnya, pemerintah menawarkan subsidi atau hibah untuk berbagai ide bisnis yang layak untuk dikomersialisasikan. Insentif lainnya adalah melalui pajak.
- Memberikan akses mudah ke pendanaan awal. Banyak pengusaha kesulitan untuk memperoleh modal awal yang cukup. Bank biasanya enggan memberikan pinjaman ke bisnis baru akibat tingkat kegagalan bisnis yang tinggi. Sehingga, menyediakan pinjaman lunak oleh pemerintah dan institusi publik adalah salah satu solusi yang mungkin untuk merangsang kewirausahaan.
- Membangun program pendidikan kewirausahaan atau dengan menawarkan kelas pengembangan bisnis di perguruan tinggi. Itu menjadi cara untuk menumbuhkan minat untuk memulai usaha baru.