Contents
Menghitung laba kotor atau laba bruto (gross profit) adalah langkah awal dalam analisis profitabilitas perusahaan. Itu memberitahu anda seberapa menguntungkan produksi perusahaan. Tetapi, itu bukan gambaran lengkap untuk menilai profitabilitas sebuah perusahaan. Faktor-faktor seperti efisiensi produksi, tingkat persaingan, dan praktik akuntansi dapat secara signifikan mempengaruhi angkanya. Selain itu, angkanya juga bervariasi antar industri.
Apa itu laba kotor
Laba kotor sama dengan pendapatan minus harga pokok penjualan. Itu menunjukkan laba tersisa setelah mengurangi beban yang terkait langsung dengan produksi dan penjualan produk atau penyediaan jasa.
Untuk menghasilkan produk, perusahaan menggunakan sejumlah input seperti karyawan yang mengoperasikan mesin dan bahan baku. Input-input tersebut sebagian besar adalah biaya variabel, dalam arti, kenaikan atau penurunan mereka akan sejalan dengan tingkat output.
Idealnya, perusahaan membukukan laba kotor yang besar, relatif terhadap pendapatan penjualan. Dengan begitu, mereka dapat menutupi beban operasi lainnya secara menguntungkan. Beban operasi tersebut mencakup beban penjualan, beban umum dan beban administrasi. Penjumlahan ketiganya kita sebut sebagai beban operasi.
Beban operasi adalah beban tetap. Artinya, perusahaan harus mengeluarkannya, terlepas dari tingkat produksinya. Contohnya adalah beban pegawai yang tidak terlibat langsung dalam produksi, sewa, iklan, dan perlengkapan kantor.
Di mana anda menemukan angka laba bruto
Perusahaan publik biasanya menyajikannya sebagai item terpisah, di bawah harga pokok penjualan pada laporan laba rugi. Anda juga dapat menemukan angka detailnya di bagian catatan atas laporan keuangan.
Tapi, beberapa perusahaan, terutama perusahaan swasta, mereka mungkin menyajikannya secara langsung di laporan keuangan. Mereka tidak terikat dengan aturan standarisasi pelaporan keuangan. Dalam kasus ini, anda harus menghitungnya sendiri.
Bagaimana menghitung laba bruto
Anda dapat menghitung laba kotor dengan mengurangi pendapatan dengan harga pokok penjualan. Berikut ini adalah formulanya
Laba kotor = Pendapatan penjualan – Harga Pokok Penjualan
Saya akan membahas secara ringkas komponennya.
Pendapatan penjualan (sales revenue) mewakili pendapatan yang perusahaan peroleh setelah menguranginya dengan komponen seperti diskon dan tunjangan penjualan. Anda perlu ingat, pendapatan ini bukanlah jumlah uang aktual yang perusahaan bukukan.
Dalam akuntansi akrual, perusahaan dapat membukukan pendapatan meski belum menerima pembayaran. Itu umum jika perusahaan menjual produk secara kredit.
Sebagai gantinya, perusahaan akan mencatatnya dalam akun piutang usaha. Semakin besar nilai piutang usaha, maka semakin besar pula uang yang tertahan di pelanggan. Biasanya, perusahaan mengijinkan membatasi jangka waktu pembayaran, tidak lebih dari satu tahun.
Harga pokok penjualan (cost of goods sold atau COGS) mencakup berbagai beban langsung untuk menghasilkan dan menjual produk. Itu termasuk:
- Tenaga kerja langsung
- Bahan baku langsung
- Biaya peralatan yang digunakan dalam produksi
- Utilitas untuk fasilitas produksi
- Biaya perbaikan
- Biaya pengiriman
Anda dapat menghitung harga pokok penjualan dengan menjumlahkan beban-beban tersebut. Alternatifnya, anda juga dapat menghitung harga pokok penjualan menggunakan rumus:
COGS = Persediaan awal – Persediaan akhir + Pembelian
Mari kita ambil contoh sederhana.
Dalam setahun, sebuah perusahaan manufaktur menjual barang sebanyak 100 unit dengan pada harga Rp10. Karena beberapa produk bermasalah, perusahan juga memberikan pengurangan harga jual (tunjangan penjualan), yang mana totalnya mencapai Rp100. Di tahun tersebut, perusahaan juga mengeluarkan uang sebesar Rp400 untuk bahan baku, tenaga kerja dan beberapa komponen input lainnya. Hasilnya, laba kotor perusahaan adalah sebesar Rp500 [(10 unit x Rp10) – Rp100 – Rp400].
Satu contoh lagi.
Sebuah perusahaan membeli persediaan seharga Rp1.500. Perusahaan melaporkan persediaan awal mereka adalah sebesar Rp1.500 dan persediaan akhir adalah sebesar Rp2.000. Dari penjualan, perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp3.000.
Dari kasus di atas, harga pokok penjualan selama periode tersebut adalah Rp1.000 (Rp1.500 – Rp2.000 + Rp1.500). Sedangkan, perusahaan membukukan laba kotor sebesar Rp2.000 (Rp3.000-Rp1.000).
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi laba bruto
Dari perhitungan, anda tahu bahwa laba kotor tergantung pada dua variabel, yakni pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan. Untuk menjawab mengapa laba kotor meningkat atau menurun, anda dapat membongkar faktor penentu dari kedua variabel.
- Pendapatan penjualan adalah fungsi dari unit terjual dan harga. Selain itu, angkanya juga dapat berubah karena faktor seperti diskon dan tunjangan penjualan. Anda juga dapat mengamati penjualan dari masing-masing segmen produk.
- Harga pokok penjualan terdiri dari banyak aspek, mulai dari biaya tenaga kerja hingga overhead pabrik. Faktor teknologi juga mempengaruhi efisiensi produksi.
Baiklah, saya akan membahas ringkas beberapa faktor yang menyebabkan laba kotor meningkat atau turun.
- Penurunan unit terjual. Itu menyebabkan penurunan pendapatan dengan asumsi perusahaan masih mempertahankan harga jual yang sama. Konsumen beralih ke produk pesaing karena harga yang lebih murah atau karena kualitas yang lebih baik. Atau, itu mungkin karena prospek permintaan industri yang sedang lesu (seperti karena resesi).
- Harga yang lebih rendah. Perusahaan menurunkan harga atau menawarkan diskon untuk menarik lebih banyak penghasilan. Namun, itu tidak selalu berjalan sukses. Kegagalan menarik lebih banyak pelanggan menghasilkan unit terjual yang tidak sesuai target.
- Penumpukan barang di gudang. Penjualan mungkin tidak sesuai target dan informasi tersebut tidak mengalir ke bagian produksi. Akibatnya, perusahaan masih berproduksi secara normal. Itu menghasilkan penumpukan barang di gudang.
- Peningkatan persaingan. Perusahaan tidak dapat menaikkan harga segera ketika persaingan meningkat. Justru, biasanya mereka akan memangkas harga untuk mempertahankan basis pelanggan dan pangsa pasar. Harga lebih rendah berarti lebih sedikit pendapatan penjualan.
- Peningkatan harga input. Kenaikan upah minimum, bahan baku, dan energi meningkatkan harga pokok penjualan.
- Kondisi perekonomian yang lemah. Ketika resesi misalnya, daya beli konsumen turun. Itu mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa.
Apa perbedaan antara laba bruto dengan laba bersih
Berapa banyak laba yang perusahaan hasilkan dalam satu tahun? Anda dapat melihatnya di bagian laba bersih, bukan laba kotor/laba bruto.
Sebagaimana definisi di atas, laba bruto adalah selisih antara pendapatan penjualan dengan harga pokok penjualan. Jika anda menguranginya dengan beban penjualan, umum dan administrasi, anda mendapatkan angka laba operasi. Angka ini memberitahu anda tentang seberapa besar perusahaan menghasilkan keuntungan dari aktivitas utamanya.
Berikutnya, perusahaan juga memiliki sumber pendapatan (beban) lainnya. Contohnya adalah pendapatan dari penjualan aset tetap, keuntungan (rugi) selisih nilai tukar, dan pendapatan (beban) bunga. Terakhir, perusahaan juga menanggung beban pajak. Jika anda mengurangi laba bersih dengan komponen-komponen tersebut, maka anda mendapatkan laba bersih.
Singkatnya, hubungan antara laba bruto dengan laba bersih dapat anda lihat dari persamaan berikut:
Laba bersih = Laba bruto – Beban operasi – Pendapatan lainnya – Beban lainnya – Beban pajak
Apakah laba bersih lebih penting daripada laba kotor
Beberapa perusahaan mungkin menghasilkan laba kotor. Namun, setelah dikurangi dengan beban operasi lainnya, perusahaan membukukan kerugian bersih.
Namun, itu tidak berarti laba kotor tidak penting. Anda dapat menggunakannya untuk menghitung margin laba kotor, yang mana menjadi salah satu indikasi seberapa kompetitif perusahan di pasar.
Selain itu, perusahaan menggunakan laba kotor untuk menilai kinerja dan sumber keuntungan potensial di masing-masing segmen. Mereka dapat melihat segmen mana yang berkontribusi lebih besar dan mana yang tidak. Itu menjadi bahan utama evaluasi internal dan keputusan manajemen.
Kesimpulannya, ketika anda menganalisis laporan keuangan sebuah perusahaan, anda perlu menggunakan beberapa metrik untuk menentukan apakah perusahaan berkinerja baik ataukah tidak.
Apa yang seharusnya anda lakukan setelah menghitung laba kotor
Anda dapat menggunakan laba kotor untuk menghitung metrik lainnya, yakni margin laba kotor. Metrik ini memberitahu anda seberapa efisien produsen dalam menghasilkan pendapatan.
Margin laba kotor = Laba kotor/Pendapatan penjualan
Tren historisnya memberikan gambaran yang lebih masuk akal daripada hanya melihat nominal laba kotor dari tahun ke tahun. Jika angka laba kotor dapat meningkat dari tahun ke tahun tetapi marginnya turun, itu mengindikasikan permasalahan pada efisiensi produksi.
Anda juga dapat menggunakan margin laba kotor untuk melihat posisi kompetitif perusahaan. Peningkatan tekanan persaingan akan menurunkan margin karena perusahaan tidak bisa menaikkan harga secara sembarangan. Jika mereka menaikkan harga, konsumen dapat beralih ke produk pesaing.
Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif akan menikmati margin yang lebih tinggi. Mereka dapat membebankan harga yang lebih tinggi (diferensiasi produk) atau mereka lebih efisien dalam produksi (kepemimpinan biaya).
Apa kelemahan dari laba kotor
Laba kotor tidak memberitahu anda keuntungan yang perusahaan buat selama periode pelaporan. Ada komponen beban lainnya yang harus anda tambahkan, seperti beban operasi, keuntungan (kerugian) non operasi dan beban pajak. Metrik ini hanya mengukur seberapa baik pendapatan penjualan menutupi biaya langsung terkait dengan produksi barang atau penyediaan jasa.
Selain itu, laba kotor bervariasi antar industri. Praktik akuntansi yang berbeda, terutama dalam perhitungan harga pokok penjualan, dapat mempengaruhi nilainya. Oleh karena itu, metrik ini tidak lengkap untuk menilai profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Anda perlu melihat metrik lainnya seperti laba operasi, laba bersih, margin laba operasi, dan margin laba bersih.