Contents
Pengusaha merintis bisnis baru, merealisasikan ide mereka. Istilah lain untuk bisnis mereka adalah start-ups, yakni bisnis baru dengan fokus untuk merintis produk, metode produksi atau distribusi baru. Istilah “startup” semakin populer akhir-akhir ini karena orang-orang tertarik untuk mendirikannya.
Startup-startup tersebut mengembangkan model bisnis baru. Beberapa mendisrupsi model bisnis konvensional dengan mengadopsi teknologi informasi yang lebih handal. e-Commerce adalah contoh bagus tentang bagaimana mengubah pikiran orang dari berbelanja di toko menjadi berbelanja online di mana saja dan kapan saja asalkan memiliki smartphone dan tersedia internet.
Pengusaha vs Intrapreneur
Ide bisnis bisa datang dari pengusaha atau intrapreneur. Perbedaan mendasar antara pengusaha dan intrapreneur adalah untuk siapa mereka bekerja.
Pengusaha (entrepreneur) mengambil risiko untuk merealisasikan ide dengan menyatukan sumber daya untuk mendirikan bisnis. Mereka terlibat dalam merencanakan, mengatur dan mengelola bisnis. Mereka bekerja untuk diri mereka sendiri.
Beberapa pengusaha mungkin mengkomersialisasikan ide dengan menjual produk dan jasa untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan, yang lain mungkin lebih tertarik untuk menciptakan perubahan positif di masyarakat melalui inisiatif mereka.
Intrapreneur adalah kata lain untuk pengusaha internal. Mereka bekerja di dalam sebuah perusahaan tapi memiliki jiwa kewirausahaan.
Intrapreneur meluncurkan inisiatif baru dan mengembangkan bisnis baru untuk mendorong pertumbuhan perusahaan. Dengan kata lain, ide bisnis mereka adalah untuk perusahaan tempat mereka bekerja.
Daftar berikut meringkas perbedaan diantara keduanya:
Pengusaha
- Bekerja untuk diri sendiri
- Fleksibel untuk memulai bisnis
- Sebagai pemilik bisnis
- Mengambil risiko bisnis lebih besar
- Memperoleh imbalan keuntungan
- Biaya pribadi jika bisnis gagal
- Bertanggung jawab pada diri sendiri
- Visioner
- Akses lebih terbatas ke sumber daya keuangan
Intrapreneur
- Bekerja untuk perusahaan
- Terikat dengan peraturan dan kebijakan organisasi
- Sebagai karyawan perusahaan
- Mengambil risiko menengah-tinggi
- Imbalan gaji atau kenaikan pangkat
- Berbagi risiko dengan perusahaan tempat mereka bekerja
- Bertanggung jawab kepada pemilik/perusahaan
- Inovator
- Lebih banyak akses ke sumber daya keuangan
Keterampilan wirausaha
Pengusaha memiliki keterampilan atau kualitas tertentu, membedakan mereka dengan orang biasa. Keterampilan atau kualitas tersebut membantu mereka merealisasikan ide, menghadapi risiko dan menumbuhkan bisnis.
Pengusaha biasanya menampilkan keterampilan berikut:
Inovasi. Pengusaha harus memiliki indera kuat untuk mengidentifikasi celah di pasar. Mereka dapat mengetahui produk atau layanan apa cocok untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dan menghasilkan keuntungan. Mereka biasanya memiliki pendekatan ‘out of the box’ untuk mengidentifikasi celah dan untuk memecahkan masalah dalam bisnis.
Networking. Pengusaha juga harus mampu menemukan investor atau karyawan yang tepat untuk bisnis mereka. Sehingga, bisnis mereka bisa tumbuh dengan modal yang cukup dan bersama orang-orang yang tepat. Mereka juga senang membangun jaringan untuk mendukung bisnis mereka tumbuh atau untuk menemukan ide bisnis baru.
Pengambilan risiko. Memulai bisnis membutuhkan pengusaha untuk mengambil risiko. Dan risiko bisa mengambil beragam bentuk. Contohnya adalah bisnis gagal, keuntungan turun, atau gagal bayar pribadi karena berhutang untuk mendanai bisnis.
Pemasaran. Pengusaha harus mahir dalam pemasaran. Seringkali, mereka secara pribadi memulai bisnis dengan menjual produk prototipe mereka kepada orang lain sebelum merekrut karyawan dan lebih banyak sumber daya.
Komunikasi. Pengusaha harus mampu meyakinkan pemangku kepentingan untuk terlibat dalam bisnis. Misalnya, mereka harus mampu mempresentasikan ide kepada investor dan meyakinkan mereka untuk mendanai bisnis.
Determinasi. Pengusaha harus ulet untuk mengembangkan bisnis mereka. Kegagalan di satu bisnis tidak membuat mereka putus asa untuk mengejar bisnis lain.
Pengambilan keputusan. Pengusaha terlibat dalam banyak pengambilan keputusan penting. Ketegasan dan berpikir out-of-the box adalah kualitas yang melekat pada mereka.
Kepemimpinan. Pengusaha adalah inisiator dan bukanlah pengikut. Mereka menginspirasi orang untuk bekerja dan tetap bersama mereka.
Karakteristik pengusaha
Menjadi pengusaha sukses tidaklah mudah. Dan beberapa karakteristik membuat mereka sukses, termasuk:
Rasa ingin tahu. Pengusaha mendalami apa yang dibutuhkan orang, apa yang membuat investor bersedia menyuntikkan dana ke bisnis mereka, dan apa yang membuat pekerjaan di dalam bisnis lebih mudah.
Pekerja keras. Pengusaha rela bekerja berjam-jam dan dengan senang hati melakukan berbagai tugas ketika mengawali bisnis. Mereka juga bekerja dengan cerdas dengan menemukan orang dan sumber daya untuk membantu mereka mengoperasikan bisnis – tidak semua tugas bisa mereka kerjakan.
Terorganisir. Pengusaha membuat rencana masa depan mereka lebih tertata. Misalnya, mereka mengatur sumber daya, area tugas, fungsi keuangan, operasi, dan pemasaran.
Disiplin. Pengusaha tidak hanya membuat segala sesuatu terencana dan tertata. Tapi, mereka juga disiplin dalam menjalankan rencana mereka.
Inovatif. Pengusaha senang untuk mengeksplorasi ide-ide baru untuk produk atau proses baru. Mereka juga senang mengembangkan beragam cara untuk mensukseskan bisnis yang ada, termasuk mengembangkan strategi untuk membuat pelanggan senang.
Eksperimen terstruktur. Ide bisnis bisa datang dari siapa saja. Tapi, berbeda dari orang biasa, pengusaha mengambil selangkah lebih maju.
Tidak seperti orang biasa, pengusaha menjalankan tes untuk menentukan apakah ide tersebut layak untuk dikomersialisasi atau tidak, misalnya melalui riset. Eksperimen ini juga berlaku saat berinovasi ketika sedang menjalankan bisnis.
Memulai bisnis baru
Membangun bisnis yang sukses bukan pekerjaan yang mudah. Pengusaha menghadapi beberapa tantangan utama, termasuk:
- Mengidentifikasi peluang bisnis yang sukses;
- Mengakses permodalan;
- Menentukan lokasi yang cocok;
- Menghadapi persaingan dari bisnis yang sudah mapan;
- Membangun basis pelanggan.
Bagaimana memulai bisnis? Langkah-langkah umum dalam memulai bisnis diantaranya:
- Mengembangkan konsep dan rencana bisnis, termasuk tentang bagaimana menyusun, menjalankan, dan menumbuhkan bisnis baru;
- Mendapatkan modal dan pembiayaan, apakah berasal dari kantong sendiri, orang terdekat, atau pendanaan eksternal seperti pinjaman bank dan pemodal ventura;
- Mengatur sumber daya, termasuk tentang lokasi bisnis, karyawan, struktur organisasi, aset tetap, dan input;
- Mendaftarkan bisnis untuk memperoleh izin usaha, legalitas dan melindungi nama atau merek yang dimiliki, termasuk memperoleh ID pajak;
- Membuka rekening bank untuk kebutuhan transaksi keuangan sehari-hari;
- Memasarkan produk ke pasar yang ditargetkan, termasuk cara menarik pelanggan.
Alasan untuk memulai bisnis
Mengapa pengusaha bersedia memulai bisnis. Bahkan, beberapa bersedia berhenti dari pekerjaan yang mapan untuk merealisasikan ide bisnis mereka. Banyak alasan menjelaskan mengapa seseorang memilih untuk mendirikan bisnis mereka sendiri, termasuk:
- Untuk menghasilkan lebih banyak uang dengan mendirikan bisnis yang menguntungkan;
- Untuk mengkomersialisasi hobi dengan memonetisasi kesenangan mereka;
- Untuk menjadi bos bagi diri mereka sendiri dan lebih fleksibel dalam mengatur kehidupan pribadi;
- Untuk memperoleh kepuasan diri dan meningkatkan harga diri ketika sukses;
- Untuk membantu atau memberi manfaat bagi orang lain dengan memecahkan masalah mereka, seperti usaha sosial lakukan;
- Untuk mewariskan kekayaan bagi keluarga mereka untuk masa depan yang lebih baik;
- Untuk mengisi celah di pasar dan memenuhi peluang bisnis;
- Untuk memaksimalkan keterampilan karena memiliki kualitas yang dibutuhkan;
- Untuk bertahan hidup, misalnya, karena tekanan hidup (kemiskinan) atau setelah dipecat.
Menemukan peluang bisnis
Bisnis mengisi celah di pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Terkadang, mereka memulai bisnis karena ada permintaan terhadap barang produk yang dapat mereka sediakan. Maksud saya, mereka telah melihat peluang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara berbeda dari yang saat ini ditawarkan oleh pasar.
Dalam kasus lain, mereka harus mengembangkan inovasi untuk menemukan ide bisnis. Misalnya, mereka harus menemukan peluang untuk menggantikan produk di pasar dengan yang lebih baik.
Secara garis besar, ide bisnis muncul melalui:
- Ide orisinal
- Adaptasi
Ide orisinal
Ide orisinal bisa jadi adalah penemuan atau inovasi. Penemuan mengharuskan pengusaha untuk menciptakan sesuatu yang baru dan belum pernah ada sebelumnya. Mesin printer ketika ditemukan pertama kali adalah contohnya. Begitu juga, komputer personal saat diluncurkan pertama kali adalah sebuah penemuan.
Sementara itu, inovasi adalah mengembangkan sesuatu yang baru dari yang sudah ada. Misalnya, printer dikembangkan menjadi printer 3D.
Inovasi termasuk meningkatkan atau mengubah fitur-fitur produk yang ada menjadi lebih efektif. Misalnya, komputer personal ditingkatkan kualitasnya dengan menambahkan perangkat keras baru untuk meningkatkan kinerjanya. Menambahkan kamera beresolusi tinggi pada smartphone adalah contoh lain.
Mengkomersialisasi penemuan yang sukses juga dianggap sebagai inovasi. Begitu juga, mengadaptasi produk dari waktu ke waktu untuk relevan dengan permintaan konsumen juga masuk dalam definisi ini.
Adaptasi
Adaptasi adalah menyesuaikan produk atau layanan yang ada untuk memenuhi permintaan dari pelanggan yang berbeda. Misalnya, sebuah restoran menawarkan menu beragam untuk memuaskan pengunjung berbeda.
Adaptasi berbeda dari inovasi. Sementara inovasi menghasilkan solusi baru, adaptasi menerapkan solusi pada skenario atau kondisi baru. Menerapkan menu halal di negara-negara muslim, sebagaimana dilakukan oleh perusahaan makanan cepat saji dunia, adalah contoh bagus.
Sumber untuk ide bisnis
Mengembangkan ide orisinal dan adaptasi di atas adalah tentang cara pengusaha untuk menemukan ide bisnis. Sementara itu, dari mana pengusaha menemukan ide bisnis? Itu bisa dari:
- Kebetulan selama aktivitas sehari-hari mereka;
- Keterampilan atau hobi mereka;
- Pengalaman pribadi dan orang lain;
- Pengalaman kerja sebelumnya;
- Membaca atau menghadiri konferensi dan pameran;
- Riset pasar;
- Sesi brainstorming;
- Mengkomersialisasi ide dari orang lain;
- Mengamati tren.
Faktor pertimbangan ketika memulai usaha
Beberapa faktor perlu diperhatikan ketika memulai usaha, termasuk:
- Ide bisnis, seberapa layak dan menguntungkan ide bisnis;
- Sumber keuangan, seperti berapa modal awal yang dibutuhkan dan dari mana mendapatkannya;
- Sumber daya manusia, seperti siapa yang harus direkrut, berapa mereka dibayar dan apakah mereka membutuhkan pelatihan;
- Area kerja, seperti membagi mereka ke dalam tugas atau fungsi spesifik seperti operasi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia dan menentukan siapa yang bertanggung jawab pada apa;
- Manajemen, seperti menunjuk siapa yang akan memimpin, mengatur dan mengelola bisnis. Ini termasuk siapa yang akan mengelola masing-masing fungsi bisnis;
- Aset tetap, seperti di mana bisnis akan berlokasi dan mesin dan peralatan apa yang dibutuhkan;
- Pemasok, seperti darimana saja bisnis membeli bahan baku dan sumber daya lainnya, termasuk siapa yang potensial untuk memasok dan bagaimana membangun hubungan baik dengan mereka;
- Pelanggan, seperti kemana bisnis akan menjual produk dan siapa target pasar bisnis. Ini juga termasuk memahami selera dan preferensi pelanggan di pasar target;
- Pemasaran, seperti terkait dengan spesifikasi produk, proposisi jual yang unik, harga, lokasi untuk menjual dan promosi produk;
- Masalah legal, seperti tekait paten, kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan berlaku, dan kelengkapan dokumen yang diperlukan.
Masalah yang dihadapi bisnis baru
Bisnis baru sering menghadapi beberapa masalah. Beberapa sukses mengatasi mereka. Namun, tidak sedikit yang gagal.
Kegagalan bisnis dapat terjadi karena tekanan eksternal atau masalah internal. Tekanan-tekanan tersebut mengekspos risiko kepada bisnis baru, yang mana membuat mereka mungkin tidak dapat bertahan hidup dan harus menghentikan atau menutup operasi mereka.
Masalah apa saja yang mungkin dihadapi bisnis baru? Dan apa yang membuat bisnis baru gagal? Beberapa alasan menjelaskan itu, termasuk:
- Masalah modal di mana bisnis baru menghadapi modal awal yang rendah, membuat mereka kekurangan keuangan;
- Basis pelanggan yang belum mapan, di mana bisnis baru kesulitan mengakuisisi pelanggan baru atau membuat mereka loyal;
- Masalah pemasaran seperti kegagalan untuk menarik pelanggan atau menghasilkan penjualan yang ditargetkan;
- Masalah arus kas di mana arus kas masuk dari penjualan tidak sesuai dengan yang direncanakan sedangkan biaya terus meningkat;
- Lokasi bisnis yang buruk, yang mana berkontribusi terhadap masalah seperti biaya pemasaran dan logistik yang mahal;
- Tekanan persaingan yang intensif, yang mana bisa datang dari perusahaan baru lainnya atau perusahaan yang telah mapan;
- Masalah manajemen sumber daya manusia, seperti karyawan atau kepemimpinan yang buruk dan sulit untuk merekrut talenta luar;
- Over-investasi dalam aset tetap, sehingga, memunculkan biaya tetap, yang mana harus dibayar meski perusahaan tidak menghasilkan penjualan;
- Masalah produksi, misalnya biaya produksi tinggi, metode produksi tidak layak dan gangguan operasi akibat bencana buatan manusia atau bencana alam;
- Lingkungan ekonomi yang memburuk seperti resesi atau suku bunga naik signifikan;
- Masalah hukum, misalnya bisnis menghadapi tuntutan hukum bahkan ketika belum mencapai kematangan.
Perencanaan bisnis
Mengembangkan rencana bisnis adalah penting untuk mengantisipasi risiko dan mensukseskan bisnis baru. Rencana bisnis (business plan) adalah rencana strategis tertulis untuk mengkomersialisasikan ide dengan menjalankan bisnis. Itu adalah penting karena:
- Sebagai cetak biru untuk menjalankan bisnis dengan lancar
- Untuk mendapatkan pendanaan dengan membantu meyakinkan investor atau pemberi pinjaman
Sebuah rencana bisnis biasanya menjabarkan hal-hal berikut:
- Bisnis dan pemiliknya – tentang nama bisnis, jenis bisnis, maksud dan tujuan, dan rincian pemilik;
- Informasi tentang produk – termasuk tentang apa yang dijual, berapa harganya dan apa proposisi jual jual yang ditawarkan;
- Produksi – tentang bagaimana mengumpulkan sumber daya dan cara memproduksi;
- Pratinjau pasar – kepada siapa produk dijual, seperti apa profil pasar dan profil pelanggan, bagaimana kondisi persaingan, dan strategi bersaing apa yang dikembangkan;
- Keuangan – merinci modal awal dan sumbernya dan ramalan tentang pendapatan, pengeluaran, arus kas;
- Personil – siapa saja karyawan yang direkrut dan seperti apa keterampilan mereka, termasuk bagaimana mereka diorganisasikan ;
- Pemasaran – termasuk bagaimana dan di mana produk dijual, berapa harganya dan bagaimana mempromosikan mereka dan secara luas, seperti tentang strategi dan bauran pemasaran yang digunakan oleh bisnis.
Sifat bisnis yang dinamis
Bisnis harus menghadapi perubahan dalam lingkungan bisnis mereka, yang mana memaksa mereka untuk beradaptasi. Mereka harus bisa fleksibel untuk tetap kompetitif.
Misalnya, memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen memiliki beberapa tantangan. Pertama, bisnis harus bersaing satu sama lain dalam melakukan itu. Sehingga, mereka harus memastikan proposisi nilai mereka lebih unggul untuk menarik konsumen. Jika sukses, konsumen bersedia membeli produk mereka daripada pesaing.
Kedua, bisnis juga harus memahami dan beradaptasi dengan perubahan dalam preferensi dan selera konsumen. Perubahan semacam itu mempengaruhi keputusan membeli. Kegagalan beradaptasi menempatkan bisnis mereka dalam risiko, di mana pelanggan tidak tertarik pada produk mereka.
Selain perubahan dalam peta persaingan, bisnis juga harus menghadapi perubahan dalam faktor lainnya, termasuk regulasi, kondisi ekonomi dan perubahan teknologi.
Singkat cerita, memahami apa yang membuat bisnis menjadi dinamis membutuhkan kita untuk memahami pasar atau lingkungan di mana perusahaan beroperasi. Dengan kata kata lain, dinamika tersebut terjadi karena perubahan dalam lingkungan eksternal.
Selain faktor eksternal, dinamika bisa disebabkan oleh faktor internal, yang mana bisa terjadi karena perubahan dalam:
- Visi dan misi perusahaan;
- Struktur organisasi ;
- Kepemimpinan dan gaya manajemen;
- Sumber daya organisasi;
- Budaya organisasi.
Perubahan dalam lingkungan eksternal
Lingkungan bisnis dapat mengalami perubahan sebagai berikut:
Perubahan lingkungan politik – perubahan presiden di sebuah negara bisa mengekspos perubahan dalam kebijakan dan peraturan, termasuk terkait dengan bisnis. Contoh nyata adalah ketika presiden baru mengenalkan privatisasi.
Perubahan ekonomi – beberapa variabel kunci berdampak besar pada operasi dan keberhasilan bisnis, termasuk suku bunga, inflasi, nilai tukar dan pertumbuhan ekonomi.
Misalnya, kenaikan suku bunga membuat biaya investasi menjadi lebih mahal. Ambil contoh lain. Depresiasi nilai tukar membuat impor bahan baku menjadi lebih mahal.
Perubahan sosial demografi – perubahan dalam jumlah populasi dan komposisinya mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa. Itu juga mencakup perubahan dalam preferensi dan selera konsumen, misalnya konsumen akhir-akhir ini lebih menginginkan produk-produk ramah lingkungan.
Perubahan teknologi – bisnis perlu mengidentifikasi peluang dan risiko akibat perubahan teknologi. Perubahan teknologi berlangsung cepat dan mempengaruhi berbagai aea bisnis, termasuk dalam produksi, pemasaran, dan promosi.
Misalnya, e-commerce telah memaksa banyak peritel tradisional gulung tikar. Ini karena gagal beradaptasi dengan perubahan teknologi, membuat mereka kalah bersaing dengan pemain baru yang lebih siap dengan teknologi.
Perubahan dalam lingkungan hidup – perubahan iklim dan peningkatan suhu mengekspos banyak risiko. Begitu juga, bencana alam juga bisa membuat aktivitas bisnis terganggu. Banjir, misalnya, menghambat mobilitas barang dan orang.
Perubahan legal – bisnis dipengaruhi oleh undang-undang dan beragam peraturan, termasuk terkait dengan anti persaingan, proteksi konsumen, dan ketenagakerjaan. Misalnya, ketika pemerintah menaikkan upah minimum, itu meningkatkan biaya mereka.