Contents
Setiap perusahaan harus melakukan perencanaan produksi. Perencanaan produksi mendetailkan tentang bagaimana perusahaan menghasilkan produk. Rencana produksi menguraikan target produksi, sumber daya yang diperlukan, desain produksi, dan jadwal keseluruhan. Itu juga mendetailkan semua langkah yang terlibat dalam produksi.
Perusahaan mengorganisasikan kegiatan operasi untuk memastikan produk atau jasa selesai pada waktu dan standar yang diharapkan sesuai dengan metode yang digunakan.
Ada berbagai metode produksi yang digunakan oleh bisnis, termasuk:
- Job production
- Batch production
- Flow production
- Mass customization
- Cell production
Job production
Job production, juga dikenal dengan customized production, adalah metode produksi di mana perusahaan menghasilkan barang satu kali yang dirancang khusus untuk pelanggan. Perusahaan membuat produk pada satu waktu ketika ada pesanan dan unik untuk setiap pelanggan.
Perusahaan akan menghasilkan satu produk dari awal sampai akhir. Mereka akan mengkustomisasi produksi sesuai dengan yang dispesifikasikan pelanggan. Mereka mengerahkan satu atau sekelompok orang untuk mengerjakan pekerjaan dari awal hingga akhir. Setelah satu produk selesai, yang lain dapat dimulai.
Metode ini biasanya diterapkan untuk memproduksi barang sekali pakai atau unik seperti biola. Contoh lainnya adalah dalam membuat gaun pengantin dan membangun rig minyak.
Metode job production memberikan lebih banyak fleksibilitas dan relatif sederhana. Keuntungan lainnya adalah:
- Produk yang unik sesuai persyaratan unik pelanggan
- Kualitas yang tinggi, dikerjakan oleh tangan-tangan terampil
- Kustomisasi lebih baik sesuai dengan keinginan pelanggan, meningkatkan kepuasan pelanggan
- Bisa menyesuaikan pesanan di mana pekerjaan dimulai ketika pesanan diterima
- Keterlibatan yang tinggi dalam seluruh proses produksi dari awal sampai akhir
- Cocok untuk layanan pribadi misalnya potong rambut
- Motivasi karyawan yang tinggi karena pekerjaan tidak monoton
Tapi, metode job production adalah mahal jika kita membandingkan proporsi relatif antara harga jual dengan biaya produksi. Selain itu, karena padat karya, perusahaan sangat mengandalkan pengetahuan dan keterampilan pekerja sehingga sulit untuk diotomasikan. Keterbatasan lainnya adalah:
- Siklus modal kerja yang panjang
- Skala ekonomi yang rendah
- Biaya tenaga kerja yang tinggi karena padat karya
- Waktu produksi yang lama untuk menyelesaikan sebuah produk
- Mahal dan tidak fleksibel untuk meningkatkan produksi ketika permintaan meningkat
- Membutuhkan tenaga kerja yang sangat terampil
- Membutuhkan pengawas dan manajemen yang kompeten
Batch production
Produksi batch (batch production) menghasilkan output identik dalam jumlah terbatas (batch). Setiap item dalam batch melewati satu tahap produksi sebelum menuju ke tahap berikutnya. Proses produksi dihentikan ketika setiap batch telah selesai.
Metode produksi ini memungkinkan perusahaan untuk merubah atau memodifikasi produk selama proses pembuatan jika itu diperlukan. Setelah satu batch selesai, batch baru, biasanya produk yang berbeda, kemudian diproduksi dengan menggunakan peralatan dan tenaga kerja yang sama.
Metode ini biasanya digunakan untuk menghasilkan beberapa produk dan digunakan ketika permintaan lebih tinggi dan lebih teratur. Produksi di toko roti biasanya mengandalkan metode ini. Pekerja dikerahkan untuk menghasilkan beberapa produk berbeda seperti roti gulung putih, roti gulung cokelat, dan croissant.
Produksi batch memberikan beberapa keuntungan seperti skala ekonomi teknis dan skala ekonomi pembelian yang lebih tinggi daripada job production. Keuntungan lainnya adalah:
- Mendiversifikasi risiko dengan memproduksi produk yang bervariasi
- Lebih banyak fleksibilitas untuk produksi dan memenuhi keinginan pelanggan
- Memungkinkan untuk merespon dengan cepat perubahan permintaan
- Pekerjaan yang lebih variatif untuk menghasilkan produk berbeda
- Skala ekonomi yang lebih tinggi, misalnya, dengan membeli bahan dalam jumlah besar
Tapi, metode batch production lebih kompleks. Selain itu, uang juga terikat dalam barang dalam proses karena pesanan tidak dapat dikirim sampai seluruh batch telah selesai. Kelemahan lainnya adalah:
- Biaya yang mahal jika banyak batch kecil diproduksi
- Biaya tambahan dan keterlambatan dalam menyiapkan peralatan selama berganti batch
- Lebih banyak ruang gudang dibutuhkan untuk stok bahan baku dan komponen yang berbeda
- Perlu untuk mengatur ulang mesin dan peralatan ketika berganti batch
Flow production
Produksi aliran (flow production) adalah sistem produksi di mana semua operasi berbeda yang diperlukan dilakukan secara berurutan satu demi satu. Itu memproduksi barang dalam proses yang terus mengalir. Disebut juga dengan produksi massal, continuous production, atau produksi lini.
Flow production biasanya diterapkan untuk memproduksi produk standar secara massal, misalnya perakitan mobil. Pabrik pembotolan, produksi sepeda, produk makanan kemasan, dan televisi adalah contoh lainnya.
Produksi aliran tergantung pada pembagian kerja dan spesialisasi. Perusahaan membagi proses produksi menjadi beberapa jalur perakitan dengan tugas-tugas khusus. Di setiap stasiun perakitan, para pekerja melakukan tugas rutin yang sama, memungkinkan mereka melakukannya dengan lebih cepat dari waktu ke waktu. Perusahaan juga bisa mengandalkan teknologi otomasi dengan dibantu robot dan mesin.
Flow production memungkinkan perusahaan mengurangi biaya produksi secara signifikan karena skala ekonomi yang tinggi. Produk distandarisasi, sehingga diproses lebih cepat tanpa perlu pemrograman ulang sistem seperti pada batch production. Keuntungan lainnya adalah:
- Produksi berlangsung secara berkesinambungan sehingga cocok untuk memproduksi dalam jumlah besar.
- Proses diotomasi sehingga mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja dan kesalahan akibat kelalaian
- Otomasi juga memungkinkan barang diproduksi dengan cepat.
- Pekerjaan terspesialisasi, membuat karyawan lebih terampil dengan belajar sambil melakukan.
- Bahan dapat dibeli dalam jumlah besar, memungkinkan untuk mendapatkan diskon besar-besaran.
Tapi, flow production tidak fleksibel dan dapat menyebabkan kebosanan di antara pekerja karena melakukan tugas dan pekerjaan yang monoton. Kekurangan lainnya adalah:
- Kegagalan sistem operasi terjadi di mana jika satu stasiun berhenti, itu mengganggu seluruh sistem karena mereka saling tergantung.
- Menyiapkan dan memasang sistem produksi bisa sangat mahal.
- Kustomisasi adalah rendah sehingga sulit memenuhi kebutuhan uni pelanggan.
- Produksi membutuhkan mesin dan peralatan yang mahal.
- Metode adalah tidak fleksibel di mana sulit untuk beralih ke metode lain setelah lini produksi ditetapkan.
- Biaya pergudangan adalah tinggi karena barang yang diproduksi secara massal harus disimpan sebelum dikirim ke konsumen.
- Metode hanya cocok untuk produk dengan pasar besar dan permintaan tinggi.
Cell production
Cell production adalah sebuah sistem produksi di mana aliran produksi terbagi ke dalam beberapa tim/sel. Setiap sell bertanggung jawab atas satu bagian dari proses produksi. Jadi, masing-masing memiliki target untuk diselesaikan dan bekerja secara independen tapi bergantung satu sama lain untuk mencapai target. Disebut juga dengan cell manufacturing atau cellular manufacturing.
Cell production memberikan beberapa otonomi dalam pengambilan keputusan di setiap sel. Itu juga mendorong tanggung jawab dan akuntabilitas yang lebih besar dalam tim. Peningkatan standar kualitas dan motivasi yang lebih tinggi adalah keuntungan lainnya.
Selain itu, anggota tim dapat terlibat dalam rotasi pekerjaan. Mereka multi keterampilan sehingga bisa berpindah dari satu sel ke sel lainnya.
Tapi, ketegangan dan konflik antar tim dapat muncul dan mengganggu pencapaian target. Ini karena sebuah tim bergantung pada kelompok lain untuk memastikan target produksi akhir terpenuhi.
Output mungkin juga lebih rendah daripada produksi massal.
Selain itu, pekerjaan di sebuah tim bisa sangat membosankan. Karyawan harus menyelesaikan pekerjaan yang sama, kecuali mereka yang ditunjuk untuk rotasi pekerjaan.
Mass customization
Kustomisasi massal (mass customization) mengadopsi sistem produksi massal namun menambahkan fleksibilitas. Sehingga, perusahaan dapat memproduksi pada skala massal namun memenuhi persyaratan pelanggan dengan lebih baik. Metode produksi ini memungkinkan pelanggan menentukan fitur produk apa yang mereka inginkan.
Kustomisasi massal menggabungkan teknologi terbaru dengan tenaga kerja multi-terampil. Itu menggunakan sistem produksi berbantuan komputer untuk membuat produksi fleksibel. Sehingga, mereka bisa menghasilkan produk terdiferensiasi pada volume yang tinggi.
Kustomisasi penting dalam pemasaran terfokus atau terdiferensiasi. Itu menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi dan lebih mungkin untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Kustomisasi massal menawarkan otomatisasi produksi dengan bantuan komputer. Komputer juga memungkinkan untuk menyimpan catatan dan data terkait dengan produksi, yang mana menjadi input dalam perencanaan dan pengembangan. Selain itu, kustomisasi massal menawarkan beberapa kelebihan, termasuk:
- Produk yang bernilai tambah lebih tingi melalui terdirefensiasi
- Biaya yang rendah karena diproduksi secara massal
- Otomasi pekerjaan dan tugas yang membosankan dan rutin – sekarang dilakukan oleh komputer
- Kepuasan kerja yang lebih tinggi dengan mengotomasi beberapa pekerjaan dan tugas
- Produk berkualitas lebih baik melalui otomasi dan dengan lebih sedikit campur tangan manusia
Tapi, kustomisasi massal bisa sangat mahal untuk disiapkan. Itu mengandalkan komputer, robot, dan mesin. Kelemahan lainnya adalah:
- Sistem produksi yang cepat usang karena teknologi terus berubah
- Pelatihan ulang karyawan – dan karena itu biaya tambahan – ketika teknologi baru diperkenalkan
Faktor pertimbangan ketika memilih metode produksi
Metode mana yang lebih tepat tergantung pada beberapa faktor termasuk:
- Jenis dan sifat produk
- Volume yang dibutuhkan
- Sasaran pasar
- Ketersediaan sumber daya
- Ukuran bisnis
- Tingkat keterampilan yang dibutuhkan oleh pekerja
Jenis dan sifat produk. Metode job production digunakan untuk membuat produk unik. Sementara itu, kelompok produk identik membutuhkan metode batch production. Sedangkan, produk identik pada volume tinggi membutuhkan metode aliran produksi (production flow method).
Ukuran bisnis. Metode batch dan job production umum digunakan oleh bisnis kecil. Sementara itu, perusahaan besar biasanya mengandalkan metode mass production untuk memenuhi lebih banyak permintaan. Mass production mahal untuk disiapkan sehingga tidak terjangkau oleh bisnis kecil.
Volume permintaan. Metode flow production menjadi pilihan ketika perusahaan menghadapi volume permintaan yang tinggi dan relatif stabil. Sementara itu, permintaan yang lebih jarang membutuhkan metode job production.
Pasar sasaran. Perusahaan mungkin mengandalkan flow production untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang relatif seragam (pasar massal). Sementara itu, pasar ceruk mengandalkan job production untuk memenuhi kebutuhan unik pelanggan.
Masalah ketika mengubah metode operasi
Menyiapkan metode produksi membutuhkan perencanaan dan waktu. Itu juga mengkonsumsi modal, misalnya untuk membeli mesin, peralatan dan komputer. Perusahaan juga harus menyiapkan tenaga kerja terkait, termasuk keterampilan mereka.
Waktu, perencanaan, dan modal bisa meningkat ketika perusahaan berubah dari satu metode ke metode lain. Mereka harus membongkar mesin dan peralatan dan mendesain ulang seluruh sistem produksi. Mereka mungkin juga harus untuk mendesain ulang produk agar sesuai dengan metode yang baru.
Padat karya vs. padat modal
Metode-metode di atas kita klasifikasikan menjadi dua berdasarkan seberapa tergantung sistem produksi pada modal dan tenaga kerja. Keduanya adalah:
- Produksi padat karya seperti job production
- Produksi padat modal seperti flow production
Kedua metode berimplikasi terhadap kualitas, diferensiasi, biaya produksi, dan volume produksi. Mana yang lebih tepat? Itu tergantung pada aspek seperti ukuran pasar target, tren teknologi, ketersediaan sumber daya, biaya relatif dan substitusi, keragaman produk, dan tujuan dan strategi perusahaan.
Padat karya
Padat karya (labor intensive) lebih banyak mengandalkan tenaga kerja. Sehingga, biaya tenaga kerja berkontribusi lebih signifikan terhadap biaya produksi dibandingkan dengan biaya modal.
Produksi mungkin juga menggunakan mesin dan alat khusus. Tapi, secara keseluruhan, itu membutuhkan kreativitas dan usaha manusia untuk menghasilkan produk.
Produksi padat modal memungkinkan perusahaan untuk menawarkan produk yang dipersonalisasi. Perusahaan mengkustomisasi produk sesuai dengan permintaan, mengandalkan keterampilan dan pengetahuan pekerja. Keuntungan lainnya adalah:
- Biaya modal yang lebih murah karena tidak banyak berinvestasi di mesin dan peralatan
- Pekerja yang lebih termotivasi dengan mendorong mereka menggunakan inisiatif sendiri untuk memecahkan masalah
- Cocok untuk memberikan layanan pribadi di mana masing-masing pelanggan memiliki persyaratan berbeda
- Potensi untuk menurunkan biaya ketika tenaga kerja lokal lebih murah
- Biaya awal yang rendah karena perusahaan tidak banyak berinvestasi di barang modal yang mahal
- Relatif mudah untuk memvariasikan tenaga kerja, misalnya melalui kontrak paruh waktu atau sementara
Tapi, produksi padat karya mungkin memiliki lebih banyak masalah dengan pengelolaan sumber daya manusia. Manusia lebih sulit terkontrol dibandingkan dengan barang modal seperti peralatan dan mesin. Keterbatasan lainnya adalah:
- Tidak dapat menghasilkan output pada skala besar dengan cepat
- Skala ekonomi terbatas karena otomasi rendah dan volume produksi yang rendah
- Rentan terhadap aksi industrial atau ketidakhadiran karyawan
- Membutuhkan biaya pelatihan untuk membuat pekerja terampil, terutama ketika membutuhkan pekerjaan berbeda untuk produk berbeda
- Standarisasi yang rendah dan kualitas produk yang tidak seragam akibat perbedaan dalam keahlian dan jam terbang pekerja
- Membutuhkan lebih banyak istirahat dan hari libur untuk pekerja daripada mesin, menyebabkan hilangnya produksi
- Cacat atau kualitas buruk karena mengandalkan tangan berbeda untuk membuat produk
Padat modal
Padat modal (capital intensive) lebih banyak mengandalkan barang modal daripada tenaga kerja. Jadi, biaya modal memiliki proporsi yang lebih tinggi daripada biaya tenaga kerja terhadap total biaya.
Perusahaan membutuhkan investasi modal awal yang besar untuk mesin, pabrik dan peralatan. Itu biasanya ditemukan untuk menghasilkan produk-produk terstandarisasi di mana permintaan mereka cukup signifikan untuk membenarkan investasi modal. Karena produk relatif homogen, perusahaan menghasilkan margin keuntungan yang rendah.
Untuk meningkatkan keuntungan, perusahaan berusaha untuk mencapai skala ekonomi secepat mungkin untuk menurunkan biaya unit. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan lebih banyak permintaan untuk mencapainya, biasanya melalui promosi massal.
Produksi padat modal bisa jadi adalah:
- Produksi mekanis (mechanized production) adalah ketika proses produksi membutuhkan mesin dan manusia. Pekerjaan akan dilakukan oleh mesin. Namun, untuk mengoperasikan dan mengendalikan mereka, perusahaan mempekerjakan karyawan.
- Produksi otomatis (automated production) adalah ketika proses produksi dilakukan oleh mesin atau robot dan sebagian besar dikendalikan oleh komputer. Sehingga, input manusia adalah terbatas dalam produksi ini.
Lebih banyak mengandalkan barang modal berarti lebih sedikit gaji dan kompensasi karyawan seperti tunjangan asuransi. Selain itu, produksi padat modal juga menawarkan beberapa keuntungan lain seperti:
- Kualitas terjaga melalui standarisasi produk dan mengandalkan mesin untuk menghasilkan output yang seragam.
- Mesin dapat bekerja terus menerus – tidak seperti manusia – sehingga produksi bisa berlangsung 24 jam sehari.
- Produksi dapat berlangsung lebih cepat dengan mengandalkan mesin daripada manusia, misalnya melalui otomasi.
- Tugas berbahaya atau berpresisi tinggi dapat dilakukan mesin untuk mengurangi kesalahan atau kecelakaan di tempat kerja.
- Perusahaan dapat menghasilkan output pada skala massal dengan bantuan mesin dan robot.
- Skala ekonomi lebih tinggi karena produksi dilakukan pada volume yang tinggi.
- Produktivitas tenaga kerja adalah lebih tinggi dengan mengganti pekerjaan berulang dan membosankan dengan mesin.
- Tingkat keterampilan mungkin lebih rendah sehingga biaya lebih sedikit untuk pelatihan dan lebih mudah untuk merekrut karyawan.
Tapi, menghasilkan beragam produk biasanya lebih sulit ketika mengandalkan produksi padat modal daripada padat karya. Sehingga, perusahaan kemungkinan tidak menghasilkan produk unik dan hanya ada satu karena tidak layak secara komersial. Kelemahan lainnya adalah:
- Perusahaan kesulitan untuk memberikan layanan pribadi dan terkustomisasi.
- Biaya pemasangan awal adalah tinggi karena perusahaan harus membeli barang modal yang mahal.
- Kerusakan pada satu atau dua mesin dan peralatan bisa mengganggu seluruh proses produksi.
- Kerusakan mesin dan peralatan produksi bisa mahal untuk diperbaiki dan mungkin memaksa perusahaan membeli yang baru.
- Karyawan terdemotivasi karena mengoperasikan mesin dan melakukan tugas yang sama berulang kali.
Faktor yang dipertimbangkan ketika memiliki produksi padat karya vs padat modal
Pilihan untuk menggunakan metode padat karya atau padat modal tergantung pada beberapa faktor, termasuk:
Keuangan yang tersedia. Biaya adalah signifikan untuk produksi padat modal. Perusahaan harus membeli mesin dan peralatan terkait sebagai biaya awal. Tingginya biaya juga berasal dari biaya pemeliharaan rutin. Selain itu, karena teknologi cepat berubah, perusahaan juga harus beradaptasi agar kompetitif, mengharuskan mereka menganggarkan belanja modal yang besar. Karena alasan ini, beberapa bisnis, seperti bisnis kecil, tidak mengadopsi metode ini.
Kuantitas. Metode padat modal diperlukan jika perusahaan harus memproduksi barang identik dalam jumlah besar. Sebaliknya, jika pesanan adalah bervariasi dan unik untuk setiap pelanggan, metode padat karya akan lebih cocok.
Teknologi. Metode padat karya menjadi pilihan jika teknologi yang diperlukan untuk memproduksi barang tidak tersedia. Selain itu, kemajuan teknologi memungkinkan beberapa bagian dari proses produksi padat karya dimekanisasi.
Strategi bersaing. Strategi diferensiasi mengandalkan keunikan karena itu, metode padat modal mungkin lebih cocok. Sebaliknya, strategi kepemimpinan biaya membutuhkan perusahaan untuk mencapai struktur biaya yang lebih rendah dengan berproduksi pada skala yang tinggi.
Target pasar. Melayani pasar ceruk mungkin memerlukan lebih banyak padat karya daripada padat modal. Sementara itu, pasar massal membutuhkan produksi pada volume tinggi dengan output terstandarisasi untuk melayani sebanyak mungkin pelanggan.