Contents
Lokasi bisnis
Memilih lokasi terbaik adalah satu keputusan krusial bagi bisnis. Lokasi bisa mempengaruhi biaya dan keuntungan.
Begitu juga, lokasi bisnis mempengaruhi askes untuk untuk merekrut talenta eksternal untuk bekerja dengan mereka dan juga sumber untuk bahan baku mereka. Selain itu, itu juga mempengaruhi permintaan dan citranya. Itu semua pada akhirnya mempengaruhi daya saing mereka.
Alasan memilih lokasi produksi
Di mana lokasi terbaik bisa berbeda antar bisnis. Misalnya, itu tergantung pada di sektor mana mereka beroperasi. Bisnis di sektor primer mempertimbangkan kedekatan dengan sumber daya ketika memilih lokasi.
Sementara itu, bisnis di sektor sekunder seperti manufaktur perlu menyeimbangkan antara faktor biaya tenaga kerja, kedekatan dengan bahan baku dan kedekatan dengan pasar. Biaya tenaga kerja menjadi kunci terutama jika operasi mereka bersifat padat karya.
Sementara itu, kedekatan dengan bahan baku penting bagi pemanufaktur untuk menghemat biaya transportasi dan input. Kemudian, kedekatan mereka dengan pelanggan penting untuk menjual produk dengan segera, terutama jika menghasilkan barang tidak tahan lama.
Kemudian, bisnis di sektor jasa biasanya mempertimbangkan lokasi di mana pelanggan dapat dengan mudah mengakses layanan yang mereka berikan. Beberapa juga mempertimbangkan kedekatan dengan tenaga kerja terampil karena bisnis mereka berbasis pengetahuan.
Memilih lokasi mempertimbangkan beberapa aspek. Mereka secara umum dibagi menjadi dua, yakni:
- Aspek kualitatif
- Aspek kuantitatif
Alasan kualitatif
Aspek kualitatif mencakup:
Pengetahuan lokal. Bisnis biasanya menjual produk atau merekrut tenaga kerja dari lokal. Sehingga, pengetahuan lokal menjadi kunci untuk memilih lokasi bisnis. Lokasi yang tepat memungkinkan mereka mendapatkan akses yang lebih baik ke pelanggan dan tenaga kerja.
Preferensi manajemen. Manajemen tingkat atas adalah pengambilan keputusan untuk memilih lokasi. Jadi, pilihan bisa subjektif dan tergantung pada preferensi manajemen.
Infrastruktur. Dukungan infrastruktur seperti jaringan transportasi, listrik dan komunikasi penting untuk operasi yang efektif dan efisien. Jaringan transportasi bisa mencakup jalan, rel, dan udara, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya.
Misalnya, transportasi udara adalah cara tercepat. Tapi, itu lebih mahal daripada transportasi jalan dan rel.
Pesaing. Beberapa bisnis memilih beroperasi di lokasi jauh dari pesaing. Jika banyak pesaing di sekitar lokasi yang sama, mereka mungkin akan kesulitan untuk menarik pelanggan dan menghasilkan keuntungan.
Tapi, dalam beberapa kasus, bisnis dan pesaingnya berlokasi berdekatan, misalnya peritel di pusat kota. Mereka mendapatkan manfaat karena lokasi yang sama memudahkan pelanggan untuk berbelanja dan memilih beberapa produk, potensial untuk menarik banyak pengunjung.
Pengaruh pemerintah. Pemerintah mungkin tidak memberikan izin lokasi untuk pabrik karena alasan kesehatan masyarakat.
Di sisi lain, pemerintah mungkin mendorong investasi di wilayah tertentu, biasanya untuk mendorong pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Mereka mungkin menyediakan insentif seperti keringanan pajak jika perusahaan bersedia beroperasi di wilayah tersebut.
Stabilitas politik. Perusahaan multinasional mempertimbangkan stabilitas politik ketika mereka memilih target negara. Mereka mengevaluasi lanskap politik dan hukum.
Misalnya, politik yang stabil mendukung operasi yang lancar. Sebaliknya, ketidakstabilan politik bisa membawa masalah melalui perubahan dalam kebijakan atau peraturan secara tiba-tiba.
Alasan kuantitatif
Sementara itu, aspek kuantitatif mencakup:
Kondisi keuangan. Misalnya, bisnis kecil mungkin mengandalkan produksi rumah sebagai lokasi. Meski dekat dengan pelanggan, beroperasi di tengah kota atau dekat dengan jalan raya bisa sangat mahal, melebihi sumber daya keuangan mereka.
Harga, ketersediaan dan letak geografis. Pusat kota mungkin menjadi pilihan bagi peritel karena dekat dengan pelanggan. Tapi, itu mungkin bukan pilihan bagi perusahaan manufaktur.
Ketersediaan dan biaya tenaga kerja. Beberapa perusahaan merelokasi fasilitas produksi mereka ke negara berkembang karena mengejar biaya tenaga kerja yang murah. Sebaliknya, beberapa mungkin memilih beroperasi di negara maju karena menyediakan tenaga kerja terampil.
Akses ke pasar. Lokasi dekat dengan pasar memungkinkan perusahaan untuk menjangkau pelanggan lebih mudah. Selain itu, itu menghemat biaya pengiriman.
Misalnya, restoran beroperasi di tengah kota karena dekat dengan pelanggan, memungkinkan lebih banyak yang datang di tengah kesibukan mereka.
Kedekatan dan akses ke bahan baku dan komponen. Kedekatan dengan bahan baku mempengaruhi biaya. Mengangkutnya menjadi mahal jika bisnis berlokasi jauh dari sumber untuk bahan baku. Misalnya, menambang minyak bumi hanya bisa dilakukan di mana cadangannya ditemukan.
Pasokan utilitas. Listrik dan air penting untuk mendukung operasi. Misalnya, manufaktur baja membutuhkannya untuk mengoperasikan tungku listriknya. Begitu juga, peritel membutuhkan listrik untuk penerangan, ventilasi, dan pendingin udara.
Keuntungan-keuntungan memilih lokasi yang optimal
Lokasi yang optimal menjadi kunci untuk mendukung operasi yang lancar. Itu juga menjadi sumber untuk mencapai keunggulan kompetitif. Beberapa alasan menjelaskan bagaimana lokasi yang optimal memberikan keuntungan bagi bisnis, termasuk:
Biaya lebih rendah. Ini termasuk biaya sewa, bahan baku, tenaga kerja dan transportasi. Biaya yang lebih rendah mengarah pada keuntungan yang lebih tinggi.
Mendukung daya saing perusahaan. Struktur biaya yang lebih rendah memungkinkan perusahaan untuk menurunkan harga untuk menarik lebih banyak konsumen membeli, mengarah pada volume penjualan yang lebih tinggi. Sementara itu, kedekatan dengan pelanggan memungkinkan perusahaan untuk menjual lebih banyak.
Menarik kandidat pekerjaan yang cocok dengan lebih mudah. Lokasi yang tepat memungkinkan perusahaan memiliki akses ke kandidat pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat. Sehingga, ketika mereka kehilangan karyawan, mereka dengan mudah menemukan kandidat baru untuk menggantikan.
Mengatasi hambatan perdagangan. Perusahaan berekspansi dan memilih lokasi di luar negeri karena beberapa alasan.
Selain lebih dekat dengan bahan baku dan tenaga kerja murah, alasan lainnya adalah untuk mengatasi hambatan perdagangan seperti kuota dan tarif. Hambatan semacam itu membuat produk mereka tidak kompetitif ketika tiba di negara tujuan karena menjadi lebih mahal.
Mendapatkan insentif pemerintah. Misalnya, pemerintah menerapkan pajak yang lebih rendah jika perusahaan beroperasi di wilayah yang ditunjuk.
Keringanan pajak semacam itu adalah keuntungan bagi bisnis. Pajak yang lebih rendah memungkinkan mereka menghemat uang, yang mana bisa mereka gunakan untuk investasi atau didistribusikan sebagai dividen ke pemegang saham.
Relokasi
Relokasi berarti memindahkan produksi atau operasi bisnis ke lokasi yang berbeda. Itu bisa di dalam kota yang sama, atau ke wilayah lain dalam satu negara. Atau, bisnis memindahkannya ke luar negeri. Selain biaya, upaya dan waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan di lokasi baru biasanya menjadi pertimbangan.
Alasan untuk relokasi
Beberapa alasan menjelaskan mengapa bisnis merelokasi operasi mereka, termasuk:
- Peningkatan kebutuhan/ekspansi. Lokasi sekarang tidak lagi memiliki cukup ruang untuk memenuhi kebutuhan untuk ekspansi dan tidak dapat diperluas. Sehingga, perusahaan berpindah ke lokasi yang baru.
- Tersedia alternatif yang lebih baik. Misalnya, lokasi lain menawarkan biaya tenaga kerja yang lebih murah, seperti merelokasi fasilitas produksi dari negara maju ke negara berkembang. Atau perusahaan berpindah ke lokasi lain untuk mendapatkan manfaat dari pembangunan infrastruktur, yang mana membuat lokasi tersebut menjadi lebih strategis.
- Perubahan objektif dan strategi bisnis. Katakanlah, strategi bisnis berubah, yang mana bisa karena faktor biaya atau faktor persaingan. Misalnya peritel memilih lokasi pinggiran untuk menghindari berhadapan langsung dengan pesaing yang lebih mapan.
- Perubahan lokasi oleh pemasok atau pelanggan, yang mana mendorong perusahaan juga ikut berpindah untuk terus dekat dengan mereka.
- Perubahan kebijakan pemerintah, misalnya pemerintah memaksa perusahaan untuk berpindah dari lokasi tertentu untuk meminimalkan dampak yang lebih buruk ke kesehatan masyarakat dan lingkungan.
- Kondisi perekonomian, misalnya resesi memaksa bisnis untuk meningkatkan efisiensi, yang mana mungkin dengan merelokasi operasi mereka.
Biaya relokasi
Relokasi melibatkan biaya, baik uang, waktu atau upaya, termasuk untuk:
- Menyiapkan lokasi untuk operasi
- Membeli lahan atau gedung baru
- Mencari pelanggan dan pemasok baru
- Mengembangkan saluran distribusi baru
- Menyesuaikan tunjangan pegawai dengan biaya hidup di sekitar
- Mengurus administrasi terkait dengan relokasi
- Menyesuaikan diri dengan peraturan baru
Selain itu, ada inersia industri (industrial inertia) di mana perusahaan enggan berpindah dari sebuah lokasi meskipun lokasi tersebut telah menjadi tidak menarik.
Misalnya, sebuah lokasi adalah dekat dengan bahan baku. Suatu ketika, bahan baku habis. Tapi, perusahaan tersebut enggan berpindah ke lokasi lain.
Alasan keengganan tersebut bisa karena biaya tetap yang tinggi. Sehingga, merelokasi mengekspos biaya yang lebih tinggi daripada tetap beroperasi di situ.
Peluang dan masalah ketika perusahaan merelokasi operasi ke luar negeri
Merelokasi operasi ke pasar luar negeri menawarkan beberapa manfaat, termasuk:
- Ukuran pasar yang lebih besar. Misalnya, perusahaan mengalihkan operasi ke negara dengan populasi besar.
- Pertumbuhan penjualan. Pasar baru menawarkan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi, misalnya, karena pasar domestik telah matang.
- Peningkatan keuntungan. Beroperasi di luar negeri memungkinkan perusahaan menghasilkan lebih banyak keuntungan melalui peningkatan penjualan dan penurunan biaya.
- Input yang lebih murah. Perusahaan mengalihkan fasilitas produksi ke negara-negara dengan upah murah. Atau, mereka menawarkan akses lebih dekat dengan sumber daya alam.
- Dukungan pemerintah di negara tujuan. Negara-negara berkembang seringkali menarik perusahaan luar negeri untuk berinvestasi ke sana. Mereka menawarkan keringanan dan insentif lainnya.
- Keuntungan pajak. Perusahaan merelokasi ke luar negeri untuk mendapatkan pajak yang murah untuk menyimpan lebih banyak keuntungan.
Tapi, merelokasi operasi ke luar negeri juga mengekspos masalah potensial. Diantara tantangannya adalah:
- Perbedaan budaya. Budaya berbeda bisa sangat berpengaruh pada operasi karena, misalnya perusahan harus merekrut tenaga kerja lokal atau menjual produk di pasar lokal.
- Perbedaan dalam masalah hukum. Negara berbeda memiliki perbedaan dalam peraturan dan penegakannya. Stabilitas politik adalah faktor penting lainnya terhadap perubahan dalam peraturan.
- Pengetahuan yang minim. Bisnis mungkin kurang memiliki pengetahuan tentang pasar pasar baru, misalnya terkait dengan profil konsumen dan peta persaingan.
Pemasok
Pemasok menyediakan input kepada perusahaan, termasuk:
- Bahan baku seperti komoditas logam dan pertanian
- Barang setengah jadi seperti komponen
- Barang jadi seperti peralatan kantor
- Barang modal seperti mesin dan peralatan
- Jasa, seperti jasa konsultasi, perbankan dan asuransi
Input-input diatas mempengaruhi operasi perusahaan dalam menghasilkan barang atau menyediakan layanan. Misalnya, perusahaan mengharapkan pemasok mengirimkan bahan baku tepat waktu dan sesuai spesifikasi. Keterlambatan pengiriman bisa mengganggu jadwal produksi.
Alasan pemasok penting bagi bisnis
Pasokan yang efektif adalah kunci keberhasilan bisnis. Inilah alasan mengapa memilih pemasok yang dapat diandalkan adalah kritis. Empat alasan menjelaskan mengapa pemasok penting bagi bisnis:
- Biaya
- Daya saing strategis
- Kepuasan pelanggan
- Reputasi
Biaya. Pemasok mempengaruhi secara langsung biaya produksi. Misalnya, input yang lebih murah memungkinkan struktur biaya yang lebih rendah. Sementara itu, ketepatan waktu membantu perusahaan untuk meminimalisir gangguan dalam produksi, yang mana mengekspos biaya kepada mereka.
Daya saing strategis. Kepemimpinan biaya membutuhkan perusahaan untuk mencapai struktur biaya yang lebih rendah daripada pesaing. Itu membutuhkan mereka untuk mendapatkan input yang lebih murah. Begitu juga, diferensiasi membangun keunikan, yang mana juga harus didukung oleh input yang berkualitas.
Kepuasan pelanggan. Menghasilkan output berkualitas membutuhkan input yang berkualitas, menciptakan kepuasan bagi pelanggan. Selain itu, kepuasan pelanggan juga bisa berasal dari harga output yang lebih murah. Pengiriman tepat waktu juga penting untuk memastikan pelanggan mendapatkan barang ketika membutuhkannya, yang mana membutuhkan perusahaan untuk mengurangi lead time untuk input mereka.
Reputasi. Pemasok dengan nilai bersama mendukung perusahaan untuk membangun reputasi. Misalnya, perusahaan yang ramah lingkungan mengharuskan pemasok mereka memiliki nilai-nilai sama. Jika sebaliknya, reputasi mereka bisa rusak.
Faktor yang dipertimbangkan dalam memilih pemasok
Beberapa faktor mempengaruhi keputusan untuk memilih pemasok, termasuk:
- Harga
- Kualitas input
- Keandalan
- Reputasi
- Kapasitas pemasok
Harga. Harga input yang lebih murah menurunkan biaya produksi dan sebaliknya berlaku. Oleh karena itu, jika sebuah perusahaan dapat menemukan pemasok yang lebih murah, hal itu dapat meningkatkan laba.
Tapi, harga harus dikompromikan dengan kualitas. Seringkali, harga rendah berkorelasi dengan kualitas yang lebih rendah. Sehingga, perusahaan seharusnya tidak akan mengejar harga dan mengabaikan kualitas input.
Kualitas input. Kualitas input berdampak langsung kualitas output. Produk berkualitas membutuhkan input berkualitas.
Sehingga, penting untuk tidak menyepelekan kualitas di atas harga. Output berkualitas menciptakan kepuasan pelanggan dan oleh karena itu, memerlukan perusahaan untuk menetapkan standar tinggi untuk input mereka.
Keandalan. Pemasok yang andal akan mengirimkan input tepat waktu, mengarah pada lead time yang lebih cepat. Selain itu,mereka juga mengirimkan input juga sesuai spesifikasi.
Sebaliknya, ketidakandalan mengarah pada keterlambatan, yang mana bisa mengganggu produksi. Atau, mereka datang dengan kualitas di bawah spesifikasi yang disepakati, yang mana bisa merusak output.
Reputasi. Pemasok membangun reputasi dalam waktu lama. Jika mereka memiliki reputasi yang baik, mereka seharusnya dapat diandalkan. Reputasi mencerminkan kualitas pemasok, yang mana dinilai dan diakui oleh perusahaan lain ketika menggunakan jasa mereka.
Kapasitas pemasok. Ini mempengaruhi kemampuan pemasok dalam memenuhi peningkatan pesanan. Faktor ini penting untuk mengoptimalkan penjualan perusahaan sekaligus menghindari masalah dalam produksi ketika perusahaan meningkatkan output.
Pesanan bisa meningkat sewaktu-waktu akibat lonjakan permintaan konsumen. Dan pemasok dengan ukuran bisnis yang besar bisa dengan mudah memenuhi permintaan ketika perusahaan meningkatkan pesanan.
Selain faktor-faktor di atas, pertimbangan lainnya bisa melibatkan:
- Diskon yang ditawarkan
- Fasilitas kredit yang disediakan
- Tambahan biaya yang dikenakan
- Alternatif pemasok yang tersedia
- Nilai-nilai bersama
- Lokasi pemasok
- Pengalaman sebelumnya
Reorganisasi produksi
Reorganisasi produksi atau menata kembali produksi bisa melibatkan:
- Pengalihdayaan
- Offshoring
- Reshoring
- Insourcing
Pengalihdayaan
Pengalihdayaan (outsourcing) adalah praktik bisnis dengan menyerahkan beberapa pekerjaan atau aktivitas kepada pihak eksternal. Sehingga, bisnis bisa lebih fokus pada aktivitas-aktivitas di mana mereka ahli (aktivitas inti). Disebut juga dengan mensubkontrakan (subcontracting).
Aktivitas yang dialihdayakan umumnya adalah aktivitas non inti. Mereka dianggap kurang strategis dan bukan bagian dari bisnis inti perusahaan. Contohnya adalah penggajian, call center, atau produksi bahan atau komponen.
Keuntungan dan kelemahan pengalihdayaan
Pengalihdayaan bertujuan untuk menghemat biaya dan memfokuskan sumber daya dan kapabilitas pada bisnis inti. Keuntungan lainnya adalah:
- Merampingkan operasional dengan fokus pada aktivitas kritis
- Mengurangi tenaga kerja dengan mengeliminasi area yang tidak diperlukan
- Meningkatkan kualitas dengan struktur organisasi dan operasi yang lebih efektif
- Mendapatkan harga yang murah karena mitra berspesialisasi dan memiliki skala ekonomi yang lebih tinggi pada aktivitas yang dialihdayakan
Tapi, perusahaan bisa menjadi sangat tergantung pada pemasok eksternal. Itu dapat mengganggu operasi jika mitra tidak dapat melakukan pekerjaan sesuai kontrak atau standar. Keterbatasan lainnya adalah:
- Kontrol kualitas yang rendah, tergantung pada mitra
- Ketidakpastian dan penurunan moral staf karena restrukturisasi dan redudansi
- Kesulitan dalam menemukan mitra yang dapat diandalkan, di mana kesalahan memilih bisa membawa malapetaka
- Memerlukan komunikasi dan koordinasi yang efektif dengan mitra
Offshoring
Offshoring mengacu pada merelokasi aktivitas bisnis ke pihak lain di luar negeri. Itu mungkin melibatkan proses operasional seperti manufaktur. Misalnya perusahaan berbasis di Jepang memproduksi barang di Indonesia. Atau, itu adalah untuk layanan pendukung bisnis seperti akuntansi dan pusat panggilan.
Offshoring adalah outsourcing ke perusahaan di luar negeri. Ketika perusahan mensubkontrakkan proses bisnisnya ke perusahaan lain di negara yang sama, itu menjadi outsourcing, bukan offshoring.
Offshoring bertujuan untuk lebih fokus pada kompetensi inti dan menghemat biaya dengan mengalihdayakan pekerjaan ke negara dengan upah murah.
Keuntungan offshoring
- Meningkatkan profitabilitas melalui penurunan biaya dengan meng-offshore negara dengan upah murah atau lebih dekat dengan bahan baku
- Memperoleh akses ke personel yang memenuhi syarat di luar negeri
- Mengurangi waktu dan biaya pemasaran dengan lebih dekat dengan pasar yang ditargetkan
Kekurangan offshoring
- Lebih sulit untuk mengontrol dan menjamin kualitas daripada mengalihdayakan ke perusahaan domestik lainnya
- Rentan terhadap perubahan lingkungan bisnis di negara mitra, misalnya ketidakstabilan politik dan ekonomi.
- Hambatan pemerintah karena offshoring mengurangi penciptaan lapangan kerja di domestik
Reshoring
Reshoring adalah kebalikan dari offshoring. Dalam reshoring, perusahaan memindahkan proses bisnis mereka dari luar negeri ke domestik. Misalnya, perusahaan otomotif Jepang menutup fasilitas manufaktur di negara lain dan membuka fasilitas baru di Jepang.
Praktik ini biasanya dilakukan ketika biaya produksi menjadi lebih murah di dalam negeri daripada di luar negeri. Alasan lain menjelaskan reshoring, termasuk:
- Lebih meningkatkan kontrol kualitas
- Melindungi kekayaan intelektual
- Insentif oleh pemerintah untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan di domestik
Insourcing
Insourcing berkebalikan dengan outsourcing. Perusahaan mengambil alih proses atau aktivitas bisnis yang dialihdayakan untuk dikerjakan in-house.
Manajemen mungkin menunjuk departemen terkait untuk mengerjakannya. Atau, itu melibatkan pembentukan departemen baru. Dalam kasus lain, perusahaan besar mungkin menugaskan unit usaha untuk melakukan itu.
Jika dilakukan oleh departemen internal, itu mungkin membutuhkan perusahaan untuk merekrut spesialis eksternal untuk menangani. Mereka mungkin juga harus melatih karyawan untuk menjadi mahir mengerjakan pekerjaan yang baru.
Insourcing menawarkan beberapa kelebihan. Pertama, perusahaan memiliki kontrol yang lebih besar atas fungsi bisnis. Kedua, itu juga memungkinkan pemberdayaan dan memotivasi karyawan yang lebih baik melalui peningkatan variasi pekerjaan (pengayaan pekerjaan).
Tapi, insourcing bisa menambah beban kerja. Sebagai hasilnya, itu dapat meningkatkan stress karena lebih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh karyawan yang ada.
Selain itu, insourcing bisa membuat perusahaan kurang fokus pada bisnis inti. Perusahaan juga membutuhkan lebih banyak biaya untuk melatih karyawan atau membeli peralatan.
Bacaan Lanjutan: #Manajemen Operasi
- Pengantar Manajemen Operasi
- Metode Produksi
- Lean Production
- Manajemen Mutu
- Lokasi Bisnis, Pemasok, dan Reorganisasi Produksi
- Perencanaan Produksi
- Riset dan Pengembangan
- Manajemen Persediaan
- Perilaku Etis, Manajemen Krisis dan Perencanaan Kontinjensi