Contents
Investasi alternatif melengkapi portofolio kita, selain investasi konvensional seperti saham dan obligasi. Tapi, ada pro dan kontra investasi alternatif, sama seperti investasi konvensional.
Misalnya, investasi alternatif memungkinkan kita menghasilkan kinerja unggul. Selain itu, kita juga bisa mendiversifikasi portofolio kita karena beberapa instrumen alternatif berkorelasi rendah dengan kelas aset konvensional seperti saham dan obligasi. Sehingga, kita bisa menghasilkan pengembalian bahkan ketika aset konvensional sedang berkinerja memburuk.
Namun demikian, investasi alternatif seringkali membutuhkan modal awal yang lebih signifikan daripada ketika kita berinvestasi di saham atau obligasi. Selain itu, beberapa investasi alternatif juga kurang likuid, membuat kita tidak bisa menarik investasi pada saat kita sangat membutuhkan.
Apa itu investasi alternatif? Itu merujuk pada investasi di kelas aset selain aset konvensional seperti saham, deposito berjangka dan efek pendapatan tetap. Komoditas adalah contoh umum, di mana kita bisa membeli secara fisik atau melalui instrumen terkait seperti exchange traded funds (ETFs). Contoh lain adalah real estate, hedge funds, dan private equity funds.
Apa saja potensi keuntungan investasi alternatif?
Investasi alternatif menawarkan beberapa potensi keuntungan. Pertama, mereka memberi peluang untuk meningkatkan kinerja portofolio kita dengan kita menambahkan mereka ke portofolio tradisional. Kedua, mereka memberikan peluang bagi kita untuk mendiversifikasi dan mengurangi volatilitas karena berkorelasi rendah dengan dengan aset tradisional.
Peningkatan kinerja
Peningkatan kinerja adalah potensi keuntungan investasi alternatif. Memang, investasi alternatif tidak menjamin tingkat pengembalian tinggi. Namun, beberapa berkinerja melampaui kelas aset tradisional.
Misalnya, selama komoditas booming paska pandemi Covid-19, harga energi meningkat drastis dan menghasilkan keuntungan yang signifikan. Batubara mengantarkan pengembalian 160,61% di 2021. Sementara itu, minyak dan gas menghasilkan 55,01% dan 46,91% dalam pengembalian.
Demikian juga, private equity fund juga potensial menghasilkan pengembalian yang tinggi. Misalnya, sebuah private equity fund membukukan pengembalian hingga 54% di 2011. Pengembalian tersebut 12% lebih tinggi daripada pasar saham publik.
Alternatif untuk diversifikasi
Investor umumnya tertarik pada investasi alternatif karena memberikan peluang untuk mendiversifikasi portofolio mereka. Secara historis, pengembalian investasi alternatif berkorelasi rendah dengan investasi tradisional dalam jangka panjang.
Misalnya, Bloomberg Commodity Index, yang melacak harga komoditas global, berkorelasi sekitar 0,3 dengan ekuitas di AS, dilacak dari S&P 500 Index. Selain itu, indeks komoditas tersebut juga berkorelasi sekitar 0,3 dengan obligasi global, dilacak melalui Barclays Global Aggregate Index.
Pengurangan volatilitas
Korelasi yang rendah memunginkan kita untuk meramu porfolio yang kurang volatil. Kita bisa meningkatkan profil risiko dan pengembalian dengan menambahkan investasi alternatif ke dalam portofolio investasi tradisional.
Sehingga, kita bisa potensial untuk menghasilkan pengembalian – pada tingkat risiko yang dapat kita toleransi (at tolerable risk level) – ketika investasi tradisional kita sedang turun. Sebagai hasilnya, portofolio kita tidak turun signifikan ketika aset tradisional sedang jatuh.
Apa saja potensi kerugian investasi alternatif?
Potensi kerugian investasi alternatif adalah pasar yang tidak likuid. Sehingga, kita sulit untuk menetapkan harga wajar. Bahkan, kita mungkin sulit untuk melacak kinerja historis untuk memutuskan sebelum berinvestasi.
Potensi kerugian lainnya adalah biaya dan investasi minimum yang tinggi. Selain itu, investasi alternatif umumnya tidak diatur, tidak seperti saham dan obligasi.
Sulit menemukan portofolio yang ideal
Sebagaimana aset tradisional, investasi alternatif sangat bervariasi. Sehingga, ada tantangan untuk membentuk portofolio yang ideal, termasuk dalam:
- Memilih jenis mereka, misalnya apakah komoditas, real estate, atau hedge funds?
- Memilih manajer portofolio ketika kita tidak mengelola secara aktif
- Menentukan berapa dolar yang kita alokasikan
- Mengukur risiko dan pengembalian dengan andal
Tantangan tersebut bertambah karena beberapa investasi alternatif adalah tidak likuid. Atau, mereka tidak memiliki pasar yang terbuka, seperti bursa saham. Sehingga, sulit untuk mendapatkan data terkait, misalnya untuk mengukur pengembalian dan risiko historis mereka.
Pengembalian tinggi datang dengan risiko tinggi
Sebagaimana ungkapan umum dalam berinvestasi: pengembalian tinggi datang dengan risiko yang tinggi. Sehingga, memang, kita bisa meningkatkan kinerja portofolio dengan mendapatkan pengembalian tinggi melalui investasi alternatif. Tapi, kita juga harus menyadari, mereka memiliki risiko yang tinggi.
Pengembalian yang tinggi investasi alternatif mungkin tidak datang dari peningkatan harga. Tapi, itu mungkin berasal dari kemampuan kita untuk mengeksploitasi keuntungan pajak sebagaimana ketika kita berinvestasi di real estate. Selain itu, kemampuan untuk mengeksploitasi kesalahan harga (mispricings) juga krusial karena investasi alternatif tidak likuid, sehingga sulit untuk menentukan harga wajarnya.
Kemudian, investasi alternatif seperti hedge fund mungkin juga menggunakan leverage yang signifikan untuk mendapatkan pengembalian yang tinggi. Atau, mereka menggunakan itu, dikombinasikan dengan long atau short position, untuk mendapatkan keuntungan bahkan ketika pasar bergerak berlawanan arah.
Tidak likuid
Memang, sedikit investasi alternatif tercatat secara publik. ETFs dan REITs adalah contohnya. Sehingga, mereka relatif likuid.
Tapi, investasi alternatif lain seperti private equity funds dan real estate umumnya kurang likuid. Mereka biasanya bersifat private, bukan publik. Sehingga, kita mungkin sulit untuk menarik investasi kita atau menjual mereka sewaktu-waktu karena terikat untuk jangka waktu yang lama.
Kurang diatur
Tidak seperti saham atau obligasi, investasi alternatif umumnya tidak diatur. Mereka biasanya tidak tunduk pada persyaratan pelaporan.
Namun, paska krisis 2008, perhatian terhadap investasi alternatif semakin meningkat. Pembuat kebijakan meningkatkan pengawasan untuk mengurangi risiko sistemik. Maklum, dana yang bersirkulasi di investasi alternatif adalah substansial, sehingga bisa berdampak besar terhadap pasar keuangan.
Transparansi harga yang rendah
Investasi alternatif umumnya tidak memiliki pasar publik seperti saham dan obligasi. Sehingga, hanya ada sedikit informasi harga.
Misalnya, kita akan lebih sulit untuk mencari harga real estat komersial daripada harga saham. Kita mungkin harus berkunjung atau menghubungi agen real estate untuk menemukan daftar harga mereka. Sebaliknya, kita dapat dengan mudah menjumpai harga saham, bahkan di smartphone kita bisa melihatnya.
Akibatnya, ada tantangan dalam penetapan harga. Selain itu, kita juga mungkin kesulitan untuk melacak kinerja historis untuk menentukan pengembalian dan risiko sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Biaya tinggi
Investasi alternatif cenderung memiliki biaya yang tinggi. Dan mereka akan sangat bervariasi antar jenis mereka. Misalnya, sebuah hedge funds mungkin menetapkan biaya 2% dari total dana yang diinvestasikan. Selain itu, mereka mungkin menahan persentase tertentu dari excess return (laba di atas benchmark yang disetujui).
Sementara itu, ketika berinvestasi di equity funds, kita mungkin harus menanggung 2% dari modal yang kita komitmenkan untuk membayar fee manajemen. Lain halnya dengan ETF, meski relatif tidak mahal, mereka juga memiliki beberapa biaya, termasuk operating dan trading costs.
Investasi minimal yang tinggi
Banyak investasi alternatif mensyaratkan investasi minimum yang signifikan. Misalnya, sebuah dana ekuitas swasta mungkin mensyaratkan $25 juta sebagai investasi minimum, meski beberapa lebih rendah dari nominal tersebut. Selain itu, mereka juga membutuhkan kita untuk menahan investasi setidaknya selama 10 tahun.
Sementara itu, hedge funds biasanya mensyaratkan investasi minimum $100.000 hingga lebih dari $ 2 juta. Demikian juga, investasi minimum di real estate juga signifikan, kecuali kita membeli ETFs jika kita ingin yang termurah dan termudah.
Yang Harus Dibaca Selanjutnya
- Investasi Alternatif: Karakteristik, Jenis, Investor, Pro dan Kontra
- Pro dan Kontra Investasi Alternatif Yang Perlu Anda Tahu
- Hedge Funds: Contoh Dan Apa Saja Sebenarnya yang Mereka Lakukan?
- Strategi Hedge Funds: Macro, event‐driven, relative value, dan equity hedge strategies
- Ekuitas Swasta: Contoh, Strategi, Target, Cara Menghasilkan Uang
- Struktur dan Biaya Ekuitas Swasta
- Modal Ventura: Cara Kerjanya, Caranya Menghasilkan Uang, Horizon Investasi
- Apa Saja 3 Tahap Pembiayaan Modal Ventura?
- Leveraged Buyout (LBO): Cara Kerja, Pembiayaan, Kriteria Target