Contents
Apa itu: Jumlah hari utang usaha (days payable outstanding atau DPO) adalah sebuah rasio keuangan yang menunjukkan berapa hari rata-rata yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar pemasoknya. Kita menghitungnya dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun dengan rasio perputaran utang usaha.
Utang usaha muncul ketika perusahaan membeli input dari pemasoknya secara kredit. Sebelum membayarnya ketika laporan keuangan disiapkan, perusahaan melaporkannya sebagai utang usaha, yang mana muncul di bagian liabilitas.
DPO yang lebih tinggi berarti perusahaan lebih lama membayar pemasoknya. Meski secara umum, itu lebih disukai karena perusahaan memiliki kas ekstra untuk digunakan untuk keperluan lain seperti investasi jangka pendek. Tapi, kita juga harus membacanya sesuai konteks dan mendalami alasanya. Itu karena DPO tinggi tidak merta berimplikasi positif.
Selain itu, membaca CPO sesuai konteks di industri mana perusahaan beroperasi juga akan memberikan gambaran yang lebih objektif. Maklum, angkanya bisa bervariasi antar industri.
Mengapa days payable outstanding penting?
Pembayaran kepada pemasok mempengaruhi likuiditas keuangan perusahaan. Membayar lebih cepat berarti lebih banyak uang keluar. Jika itu tidak diiimbangi dengan posisi kas atau kas masuk yang memadai, itu bisa mengarah pada masalah arus kas.
Analis saham dan investor mengamati seksama rasio ini untuk menilai likuiditas perusahaan, bersama dengan metrik keuangan lainnya.
Sedangkan, manajemen menggunakan rasio ini untuk mengambil membuat keputusan penting seperti modal kerja dan apakah perlu berganti pemasok atau tidak.
Kemudian, DPO juga kita gunakan untuk menghitung siklus konversi kas (cash conversion cycle). Itu adalah metrik untuk mengukur berapa lama perusahaan bisa menghasilkan kas, dihitung dengan memperhitungkan berapa hari rata-rata untuk menjual inventarisnya, menagih piutang dan membayar tagihan.
Bagaimana menghitung days payable outstanding?
Formula matematis untuk days payable outstanding sama dengan jumlah hari dalam satu tahun dibagi dengan perputaran utang usaha. Jumlah hari yang umum digunakan adalah 365 hari. Tapi, beberapa mungkin menggunakan 360 hari.
- Days payable outstanding = 365 / Perputaran utang usaha
Sementara itu, kita menghitung perputaran utang usaha dengan membagi total pembelian di tahun tersebut dengan rata-rata utang usaha.
- Perputaran utang usaha = Pembelian / Rata-rata utang usaha
Rata-rata utang usaha sama dengan utang usaha tahun ini ditambah utang usaha di tahun sebelumnya, dibagi dengan 2. Angkanya dapat kita jumpai di neraca di bagian liabilitas lancar.
Sementara itu, kita menghitung pembelian dengan mengurangkan persediaan akhir dengan persediaan awal dan menjumlahkan hasilnya dengan harga pokok penjualan (HPP). Berikut adalah rumusnya:
- Pembelian = Persediaan akhir – Persediaan awal + Harga pokok penjualan
Kita menemukan angka persediaan di neraca, di bagian aset lancar. Sedangkan, harga pokok penjualan ada di laporan laba rugi, di bawah akun pendapatan.
Kembali ke persamaan pertama. Kita bisa menulis ulang itu menjadi sebagai berikut:
- Days payable outstanding = 365 * Rata-rata utang usaha / Pembelian
Bagaimana membaca days payable outstanding?
Lihat kembali ke rumus pertama. Days payable outstanding (DPO) berhubungan terbalik dengan perputaran utang usaha.
Jika perputaran utang usaha memberitahu kita berapa kali, rata-rata, dalam setahun perusahaan membayar pemasoknya, DPO menunjukkan membutuhkan berapa hari perusahaan membayar pemasoknya.
Semakin tinggi perputaran utang usaha, semakin pendek rata-rata yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar pemasoknya dan semakin rendah DPO. Misalnya, DPO sebesar 60 berarti, secara rata-rata, perusahaan membayar pemasoknya dalam 60 hari.
Apa artinya DPO yang rendah atau tinggi?
Secara umum, DPO lebih tinggi adalah lebih disukai karena perusahaan bisa mempertahankan kas lebih lama sebelum dibayarkan ke pemasok. Perusahaan relatif membutuhkan lebih banyak hari untuk membayar pemasoknya. Dan, jika perusahaan memiliki kas yang cukup, itu seharusnya tidak mengindikasikan masalah keuangan.
Karena perusahaan bisa memegang dana yang tersedia untuk jangka waktu yang lebih lama, mereka bisa memanfaatkan dana tersebut untuk keperluan yang lebih baik, yang mana bisa memaksimalkan keuntungan, misalnya dengan ditaruh di instrumen keuangan yang likuid untuk mendapatkan pengembalian. Perusahaan juga bisa memanfaatkannya sebagai modal kerja dan arus kas bebas mereka.
Mengapa rasio DPO tinggi?
DPO yang tinggi mungkin karena persyaratan kredit pemasok yang lunak. Sehingga, perusahaan memanfaatkannya dan membayar mereka di akhir-akhir.
Tapi, DPO yang tinggi bisa juga terjadi karena perusahaan kekurangan dana. Kemampuan bayar perusahaan menurun karena tidak memiliki kas yang cukup. Akibatnya, perusahaan tidak bisa membayar tagihannya tepat waktu. Karena alasan ini, kita harus memeriksa posisi kas dan setara kas perusahaan. Akun marketable securities juga selayaknya kita periksa.
Selain itu, jika perusahan membutuhkan terlalu lama untuk membayar pemasok, itu bisa memperburuk hubungan dengan pemasok. Mereka mungkin saja menolak untuk menawarkan kredit. Atau, mereka bisa menetapkan persyaratan yang lebih ketat mempertimbangkan kemampuan bayar perusahaan yang buruk.
Sementara itu, DPO yang rendah berarti perusahaan membayar pemasok terlalu cepat. Kas lebih cepat keluar dan karena itu, tidak ada kesempatan untuk memanfaatkannya untuk keperluan lain sebelum diserahkan ke pemasok.
DPO rendah bisa terjadi akibat persyaratan kredit pemasok yang ketat. Sehingga, perusahaan harus membayar lebih cepat. Jika memiliki alternatif pemasok lain dengan persyaratan lebih lunak, beralih ke mereka adalah pilihan yang masuk akal.
Tapi, DPO yang rendah juga bisa terjadi karena perusahaan berusaha mengambil diskon yang ditawarkan pemasok. Dalam menjaga hubungan baik jangka panjang dengan pelanggan, pemasok seringkali menawarkan diskon atau insentif lainnya untuk pembayaran lebih awal. Sehingga, manajemen mungkin berpikir lebih baik membayar lebih awal daripada membayarnya lebih telat.
Bacaan selanjutnya
- Rasio Aktivitas: Jenis, Rumus dan Interpretasi
- Rasio Perputaran Persediaan: Formula, Perhitungan dan Cara Membacanya
- Days of Inventory on Hand: Formula dan Cara Menghitung
- Perputaran Piutang Usaha: Rumus, Perhitungan, Cara Membacanya
- Days Sales Outstanding: Rumus, Cara Menghitung dan Membacanya
- Rasio Perputaran Utang Usaha: Cara Menghitung dan Membacanya
- Days Payable Outstanding: Cara Menghitung dan Membacanya
- Perputaran Modal Kerja: Formula, Perhitungan dan Interpretasi
- Rasio Perputaran Aset Tetap: Cara Menghitung dan Menginterpretasikan
- Rasio Perputaran Aset: Perhitungan dan Interpretasi