Contents
Kekayaan rumah tangga mempengaruhi keputusan untuk membelanjakan uang, yang mana pada akhirnya berdampak pada permintaan agregat. Itu berdampak signifikan terhadap perekonomian, terutama di mana pengeluaran rumah tangga berkontribusi dominan terhadap PDB.
Selain itu, efek kekayaan mungkin lebih terasa di negara di mana pasar keuangan dan literasi keuangan telah maju. Di sana, rumah tangga tidak hanya memiliki alternatif untuk mengalokasikan investasi. Tapi, mereka juga lebih sadar tentang seberapa penting berinvestasi untuk mengumpulkan kekayaan terhadap masa depan mereka.
Sebaliknya, di pasar keuangan yang belum maju, rumah tangga mungkin hanya mengandalkan investasi seperti tanah. Tidak seperti saham atau obligasi, aset semacam itu tidak likuid dan mungkin membutuhkan waktu lama untuk berubah harganya. Sehingga, dampaknya terhadap keputusan pengeluaran tidak signifikan.
Apa itu kekayaan rumah tangga?
Kekayaan rumah tangga (household wealth) merujuk pada kekayaan bersih, yaitu total nilai aset yang dimiliki dikurangi semua kewajiban. Dengan kata lain, ketika kita membicarakan kekayaan rumah tangga, kita tidak hanya melihat aset mereka. Tapi, kita juga harus mempertimbangkan berapa kewajiban yang mereka miliki.
Karena kekayaan memberikan petunjuk berharga tentang konsumsi rumah tangga, mempertimbangkan kewajiban menjadi penting. Ambil kasus yang disederhanakan. Katakanlah, Anda dan teman anda sama-sama memiliki aset sebesar $1.000 dan pendapatan sebesar $50 per bulan. Tapi, karena dia membiayai aset dari utang, teman anda memiliki kewajiban sebesar $900. Sedangkan, kewajiban anda hanya sebesar $100. Berapa pendapatan yang anda dan teman anda belanjakan setiap bulan?
Jika hanya melihat aset, kita mungkin menyimpulkan yang salah. Anda dan teman anda memiliki pengeluaran untuk konsumsi pada nominal yang sama.
Sebaliknya, kesimpulan akan berbeda jika kita memperhitungkan kewajiban. Teman anda mungkin menghabiskan lebih sedikit uang untuk konsumsi. Dia harus membayar lebih banyak kewajiban, yang mana jika tidak dibayar, itu bisa membengkak misalnya karena bunga yang tinggi. Sebagai konsekuensinya, dia harus menyisihkan lebih banyak pendapatan daripada anda karena harus membayar lebih banyak cicilan.
Bagaimana rumah tangga mengumpulkan kekayaan?
Rumah tangga menabung dan menginvestasikan uang mereka ke berbagai aset untuk mengumpulkan kekayaan. Uang mereka bisa berasal dari gaji, pendapatan pensiun, tunjangan pemerintah atau sumber lain seperti dividen dan capital gain.
Ke mana rumah tangga berinvestasi? Aset untuk investasi secara umum terbagi menjadi dua kategori:
- Aset keuangan seperti rekening tabungan, saham, obligasi, dan reksa dana.
- Aset riil seperti real estat, emas, dan komoditas.
Di negara berkembang, rumah tangga mungkin lebih banyak mengandalkan aset riil untuk menyimpan kekayaan mereka. Sebaliknya, rumah tangga di negara maju bisa memilih kedua kategori aset tersebut, didukung oleh pasar keuangan yang maju.
Berapa persen yang diinvestasikan bervariasi antar rumah tangga. Beberapa mungkin menyisihkan 50% pendapatan sebagai investasi, sisanya untuk konsumsi. Yang lain mungkin memilih 70% untuk diinvestasikan dan 30% untuk konsumsi.
Kekayaan di atas kertas vs. yang direalisasikan
Ketika aset-aset di atas meningkat nilainya, kekayaan rumah tangga meningkat, mengasumsikan kewajiban tidak berubah. Ini tidak berarti mereka memiliki lebih banyak kas. Selama mereka belum merealisasikan keuntungan dengan menjual aset, kas mereka belum bertambah.
Katakanlah, anda membeli saham sebuah perusahan di harga $10. Sebulan kemudian, harganya naik $13. Selama belum menjualnya, itu hanyalah kekayaan diatas kertas.
Misalnya, anda tidak menjualnya segera untuk merealisasikan keuntungan dan menunggu harganya naik lagi. Namun demikian, sebaliknya, setelah satu bulan lagi, harganya jatuh dan kembali ke $10. Sebagai hasilnya, kekayaan anda tidak berubah dibandingkan dengan saat membeli pertama kali.
Pendapatan rutin selain gaji
Beberapa aset memungkinkan rumah tangga memperoleh pendapatan rutin. Contohnya adalah dividen. Ketika membeli saham, kekayaan rumah tangga tidak hanya berasal dari kenaikan harganya, tapi juga dividen yang diterima. Tidak seperti kenaikan harga, dividen bukanlah kekayaan di atas kertas. Melainkan, mereka menerima secara tunai (kecuali jika perusahaan membagikan dividen saham alih-alih dividen kas) ke rekening mereka.
Obligasi juga menghasilkan pendapatan rutin. Penerbit obligasi membayar kupon secara reguler, biasanya setiap setahun dua kali. Demikian juga dengan properti, rumah tangga bisa mendapatkan pendapatan sewa rutin dari properti yang mereka sewakan.
Singkat cerita, kekayaan rumah tangga tidak hanya karena kenaikan harga aset. Tapi, mereka bisa meningkatkan melalui dividen, kupon, dan sewa yang didapat. Dan ketika mereka menginvestasikan kembali pendapatan rutin tersebut, kekayaan mereka bisa meningkat lebih cepat.
Bagaimana kekayaan rumah tangga mempengaruhi permintaan agregat?
Rumah tangga mengalokasikan pendapatan mereka saat ini ke dalam dua kategori: tabungan dan konsumsi. Mereka menabung sebagian pendapatan untuk mengumpulkan kekayaan demi memenuhi konsumsi masa depan. Dengan kata lain, kita bisa katakan, tabungan mewakili konsumsi masa depan yang tertunda.
Target akumulasi kekayaan
Rumah tangga membuat rencana akumulasi kekayaan untuk tabungan mereka. Itu membantu mereka meningkatkan kekayaan bersih mereka. Mereka memetakan di aset mana mereka berinvestasi dan berapa target pengembalian yang diharapkan.
Ketika nilai pasar aset mereka meningkat, kekayaan mereka juga naik. Peningkatan kekayaan membuat mereka lebih percaya diri dan merasa lebih kaya. Mereka bisa mencapai target lebih cepat. Sehingga, mereka bersedia untuk menghemat lebih sedikit atas penghasilan tambahan mereka karena mereka masih bisa memenuhi tujuan akumulasi kekayaan mereka.
Misalnya, anda menargetkan kekayaan anda menjadi $125 di akhir Desember dengan menyisihkan 50% pendapatan (katakanlah $10) setiap bulan. Anda mendapati aset anda terus meningkat. Di bulan November, anda melihat kekayaan anda telah mencapai target $125. Anda senang sekali dengan itu dan mungkin memutuskan untuk tidak menabung $10 pendapatan anda di November karena telah mencapai target. Melainkan, anda menggunakan $10 untuk konsumsi, misalnya untuk membeli barang yang sedang anda minati.
Efek terhadap permintaan agregat
Kasus di atas adalah contoh yang disederhanakan tentang bagaimana rumah tangga mengubah keputusan mereka tentang tabungan dan konsumsi dengan mempertimbangkan kekayaan yang dimiliki. Ketika aset meningkat nilainya, rumah tangga merasa lebih kaya. Mereka kemudian bersedia menghabiskan lebih banyak pendapatan untuk konsumsi saat ini tanpa mengorbankan target kekayaan. Meningkatnya konsumsi rumah tangga pada akhirnya meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian.
Permintaan yang lebih kuat mendorong bisnis untuk meningkatkan produksi. Mereka berinvestasi di barang modal dan merekrut lebih banyak tenaga kerja. Sebagai hasilnya, permintaan agregat menguat lebih lanjut dan tingkat pengangguran menurun. Situasi ini memperbaiki prospek pendapatan dan pekerjaan bagi rumah tangga, mendorong mereka meningkatkan pengeluaran.
Di sisi lain, permintaan yang kuat membuat keuntungan bisnis meningkat, mendorong harga saham mereka naik. Akhirnya, itu membuat rumah tangga bertambah kaya karena saham yang mereka pegang meningkat nilainya.
Tapi, ketika harga aset turun, itu mungkin akan memberikan efek sebaliknya. Rumah tangga kesulitan mencapai target akumulasi kekayaan. Sehingga, mereka mungkin mengurangi konsumsi. Sebaliknya, mereka mengalokasikan lebih banyak pendapatan untuk ditabung. Singkat cerita, penurunan kekayaan mereka mengurangi belanja barang dan jasa, sehingga melemahkan permintaan agregat.
Karena permintaan lemah, bisnis mulai menunda investasi. Sebaliknya, mereka mengambil langkah-langkah efisiensi, termasuk mungkin dengan mengurangi tenaga kerja. Situasi ini pada akhirnya membawa perekonomian ke pertumbuhan yang lebih lemah.
Ekonom menyebut hubungan antara kekayaan dan konsumsi rumah tangga sebagai efek kekayaan. Mereka menggunakannya, misalnya, untuk menjelaskan hubungan antara pasar saham dan real estat dengan variabel ekonomi makro lainnya seperti PDB riil.
Mengapa sulit untuk mengukur seberapa signifikan kekayaan rumah tangga mempengaruhi permintaan agregat?
Seberapa signifikan kekayaan memberikan efek terhadap perekonomian bisa sulit diestimasi. Itu karena kenaikan nilai aset juga terjadi karena perubahan kondisi perekonomian. Misalnya, saham akan cenderung naik selama ekspansi karena bisnis menghadap prospek profitabilitas yang lebih baik. Sebaliknya, selama resesi, harga saham turun karena profitabilitas bisnis jatuh akibat memburuknya prospek permintaan.
Sehingga, mana yang benar: Apakah perubahan kekayaan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi atau sebaliknya pertumbuhan ekonomi mempengaruhi kekayaan rumah tangga? Katakanlah kedua faktor saling mempengaruhi. Pertumbuhan ekonomi mempengaruhi kekayaan rumah tangga dan pada akhirnya memperkuat pertumbuhan melalui efek kekayaan. Akhirnya, kesulitan lain muncul. Kita harus mengisolasi perubahan kekayaan di masa lalu akibat perubahan pertumbuhan ekonomi untuk mengestimasi signifikansi efek kekayaan.
Bacaan selanjutnya
- Bagaimana Kebijakan Fiskal Mempengaruhi Permintaan Agregat dan Perekonomian
- Bagaimana Kekayaan Rumah Tangga Mempengaruhi Permintaan Agregat dan Perekonomian
- Bagaimana Nilai Tukar Mempengaruhi Permintaan Agregat dan Perekonomian
- Cara Kebijakan Moneter Mempengaruhi Permintaan Agregat dan Perekonomian
- Guncangan Permintaan: Definisi dan Penjelasan Singkat
- Kepercayaan Bisnis: Pengaruhnya Terhadap Permintaan Agregat dan Perekonomian
- Kepercayaan Konsumen: Efeknya Terhadap Permintaan Agregat dan Perekonomian
- Kurva Permintaan Agregat: Concept, Alasan Miring ke Bawah, dan Faktor yang Mempengaruhi
- Permintaan Agregat: Definisi, Alasan Miring, Determinan
- Utilisasi Kapasitas: Hubungannya Dengan Profitabilitas, Permintaan Agregat dan Ekonomi