Contents
Pemangku kepentingan bisnis merujuk pada berbagai pihak yang memiliki kepentingan, dipengaruhi ataupun mempengaruhi keputusan strategis dan operasi perusahaan. Mereka termasuk pemegang saham, karyawan, manajemen, pelanggan, pemasok, kreditur, pemerintah, komunitas lokal, dan kelompok kepentingan khusus (atau kelompok penekan).
Pemangku kepentingan memiliki kepentingan berbeda terhadap bisnis. Mereka menginginkan bisnis memenuhi kepentingan mereka.
Beberapa pemangku kepentingan ingin bisnis berjalan dengan baik karena akan mendapat manfaat dari kesuksesannya dalam beberapa cara. Misalnya, pemegang saham menerima dividen ketika bisnis menghasilkan keuntungan. Kemudian, kreditur menerima pembayaran rutin sesuai perjanjian utang ketika bisnis sehat.
Meski demikian, kepentingan-kepentingan tersebut tidak selalu selaras. Bahkan, mereka seringkali bertolak belakang, yang mana bisa mengarah pada ketidaksepahaman dan dapat memunculkan konflik.
- Konsep pemangku kepentingan menekankan pada tanggung jawab kepada berbagai kelompok pemangku kepentingan, bukan hanya pemegang saham
Jenis-jenis pemangku kepentingan
Mengklasifikasikan pemangku kepentingan dan jenisnya bisa melalui beberapa cara. Misalnya, ada dua pemangku kepentingan berdasarkan apakah mereka terlibat secara langsung dalam menjalankan bisnis atau tidak. Mereka adalah:
Pemangku kepentingan internal, kadang disebut pemangku kepentingan primer, mencakup mereka yang berada di dalam organisasi. Mereka mencakup:
- Pemilik atau pemegang saham
- Manajer
- Karyawan
Pemangku kepentingan internal terlibat dalam menjalankan bisnis dan memiliki pengaruh besar dalam kesuksesan bisnis. Misalnya, pemegang saham berkontribusi terhadap modal ekuitas. Mereka juga mengambil bagian dalam keputusan bisnis yang penting seperti perubahan direksi.
Sementara itu, manajer dan karyawan menjalankan operasi sehari-hari. Mereka mempengaruhi bisnis dengan berbagai keputusan bisnis yang mereka buat dan pekerjaan yang mereka hasilkan.
Pemangku kepentingan eksternal berada di luar organisasi. Mereka termasuk:
- Pelanggan
- Pemasok
- Kreditur, seperti bank dan pemegang obligasi
- Pemerintah
- Komunitas lokal
- Kelompok penekan
- Kelompok minat khusus
- Pesaing
- Analis saham
- Pialang saham
Pemangku kepentingan eksternal tidak terlibat secara langsung dalam menjalankan bisnis atau dalam pengambilan keputusan dan urusan bisnis lainnya. Dan mereka mungkin hanya mempengaruhi atau dipengaruhi oleh aktivitas bisnis.
Misalnya, analis saham menggunakan informasi keuangan dan bisnis untuk memvaluasi saham perusahaan. Sementara itu, pialang saham mengamati perusahaan untuk mengambil keuntungan atau untuk menasihati klien atau calon investor.
Pemangku kepentingan internal: kepentingan dan pengaruh mereka
Pemilik atau pemegang saham
Pemilik atau pemegang saham menginvestasikan uang ke dalam bisnis. Mereka menyediakan modal ekuitas. Sebagai kompensasinya, mereka memiliki kepentingan kepemilikan.
Pemegang saham berharap investasi mereka menghasilkan pengembalian. Dari mana mereka memperoleh pengembalian? Ada dua sumber:
- Dividen
- Capital gain
Pemegang saham berhak menerima dividen yang dibayarkan. Dividen adalah keuntungan yang perusahaan putuskan untuk tidak disimpan sebagai laba ditahan. Melainkan, perusahaan membagikannya ke pemegang saham. Berapa dividen yang diperoleh tergantung pada berapa banyak saham yang mereka pegang.
Sementara itu, capital gain berasal dari kenaikan harga saham perusahaan. Jika harga saham naik, mereka memperoleh keuntungan ketika menjualnya.
Singkat cerita, pemegang saham berkepentingan untuk:
- Menerima dividen yang tinggi
- Mendapatkan capital gain
Dividen yang tinggi berkorelasi dengan keuntungan bisnis. Sehingga, pemegang saham berusaha untuk mendorong perusahaan menghasilkan peningkatan keuntungan dari waktu ke waktu.
Pemegang saham dapat mempengaruhi bisnis dengan:
- Menambah atau menarik investasi mereka
- Mempengaruhi keputusan kunci lain di tingkat korporasi seperti perubahan manajemen
Manajemen
Manajemen bertanggung jawab untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber daya di dalam perusahaan. Manajemen mencakup mereka yang menduduki posisi manajerial, termasuk:
- Direktur
- Manajer
Direktur merupakan penanggung jawab tertinggi atas keseluruhan kinerja dan operasi perusahaan. Mereka menerima wewenang dari pemegang saham untuk mengoperasikan bisnis dan bekerja untuk kepentingan terbaik pemegang saham. Mereka mungkin mengisi jabatan sebagai:
- Direktur utama
- Direktur keuangan
- Direktur pemasaran
- Direktur operasi
- Direktur sumber daya manusia
Direktur terlibat dalam menjalankan bisnis sehari-hari . Misalnya, mereka terlibat dan memantau aktivitas bisnis. Mereka juga membuat keputusan kunci dan strategi korporasi.
Direktur memiliki kepentingan bisnis untuk:
- Memperoleh bonus
- Posisi yang aman
Kompensasi kepada direksi biasanya dikaitkan dengan kinerja bisnis. Semakin baik kinerja bisnis, semakin tinggi peluang mereka mendapatkan bonus atau dipromosikan kembali untuk menduduki posisi direksi.
Direktur mempengaruhi bisnis dalam beberapa cara, termasuk:
- Menentukan arah dan sasaran bisnis
- Mengambil keputusan kunci di tingkat korporasi
- Merancang strategi korporasi
- Mengembangkan kebijakan dan aturan
- Melakukan perubahan organisasi
Sementara itu, manajer bertanggung jawab untuk menetapkan tujuan di area mereka, mengatur sumber daya dan memotivasi staf untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Mereka bisa mencakup:
- Manajer level menengah
- Manajer level bawah
Manajer tingkat menengah dan bawah menjalankan aktivitas di tingkat fungsi bisnis. Mereka mengawasi dan memotivasi karyawan untuk menjadi produktif. Manajer juga harus melapor kepada manajer di posisi yang lebih tinggi atau direktur yang membawahi (untuk manajer satu tingkat di bawah direktur).
Manajer memiliki kepentingan di dalam bisnis untuk:
- Dipromosikan ke level yang lebih tinggi;
- Memenangkan bonus;
- Memiliki keamanan kerja.
Karyawan
Karyawan merujuk pada mereka yang tidak menduduki posisi manajerial. Mereka bekerja di bawah manajer dengan imbalan upah atau gaji. Mereka mengerjakan pekerjaan dan tugas sehari-hari untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
- Staf biasanya merujuk pada pekerja kerah putih penuh waktu, yang kondisi kerja, nilai gaji, dan tunjangan tambahan biasanya lebih tinggi daripada pekerja kerah biru.
Kinerja perusahaan mempengaruhi pendapatan dan keamanan kerja karyawan, yang mana pada akhirnya juga ditentukan oleh kinerja mereka. Jika mereka berkinerja baik, mereka mungkin dipromosikan ke posisi manajerial.
Sebaliknya, jika berkinerja buruk, karyawan seringkali menjadi yang pertama untuk dipecat. Begitu juga, selama efisiensi, mereka juga umumnya menjadi target untuk, seperti penurunan gaji atau pemutusan kerja.
Karyawan berkepentingan terhadap:
- Keamanan kerja
- Gaji yang lebih tinggi
- Promosi
- Kondisi kerja yang lebih baik
- Peluang untuk aktualisasi diri
Karyawan dapat mempengaruhi kinerja bisnis dalam aspek-aspek berikut:
- Capaian terhadap target
- Kualitas dalam menyediakan layanan kepada pelanggan
- Produktivitas dalam bekerja
- Pengaruh mereka terhadap lingkungan kerja
- Tindakan mereka, seperti pemogokan
Pemangku kepentingan eksternal: kepentingan dan pengaruh mereka
Pelanggan
Pelanggan adalah pemangku kepentingan terpenting. Beberapa alasan menjelaskan itu.
Pertama, bisnis hadir untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Jadi, tidak ada bisnis jika tidak ada pelanggan.
Kedua, pelanggan adalah sumber dari mana bisnis menghasilkan uang. Mereka menyerahkan uang dengan membeli produk. Jadi, tanpa mereka, bisnis tidak dapat menghasilkan uang.
Ketiga, perubahan dalam nilai, selera dan preferensi mereka dapat mengekspos peluang dan risiko. Misalnya, jika bisnis tidak bisa beradaptasi dengan perubahan tersebut, itu akan mengarah pada kegagalan.
Pelanggan berkepentingan terhadap:
- Produk yang berkualitas
- Harga yang murah
- Kemudahan ketika membeli
- Layanan pelanggan yang unggul
Pelanggan mempengaruhi bisnis melalui:
- Pembelian mereka: baru dan berulang
- Loyalitas mereka
- Rekomendasi ke orang lain
- Perubahan dalam nilai, selera dan preferensi
Pemasok
Pemasok menyediakan produk untuk perusahaan. Mereka memasok:
- Barang seperti bahan baku, mesin, peralatan produksi dan peralatan kantor.
- Jasa seperti jasa asuransi, konsultasi, dan pelatihan
Pemasok suka jika perusahaan membayar lebih cepat dan memesan lebih sering dan dalam volume besar. Kualitas juga penting bagi mereka dalam membangun reputasi.
Pemasok memiliki kepentingan terhadap bisnis untuk:
- Mendapatkan pemesanan yang berulang
- Mengamankan kontrak jangka panjang
- Mendapatkan pesanan dalam volume besar
- Menginginkan perusahaan membayar segera
Pemasok dapat mempengaruhi perusahaan melalui harga yang mereka kenakan untuk input yang mereka sediakan. Begitu juga, kualitas mereka juga penting bagi bisnis. Hal Ini karena harga dan kualitas pada akhirnya mempengaruhi kualitas dan biaya operasi.
Selain kedua aspek, pemasok dapat mempengaruhi bisnis melalui:
- Persyaratan kredit yang dikenakan
- Ketepatan waktu dalam pengiriman
- Reputasi dan citra mereka
Reputasi dan citra penting karena itu bisa berdampak pada perusahaan. Misalnya, perusahaan mungkin hanya ingin berurusan dengan pemasok dengan nilai-nilai yang sama. Jika reputasi pemasok hancur, itu bisa berpengaruh terhadap reputasi perusahaan.
Ambil Unilever sebagai kasus. Perusahaan hanya berurusan dengan pemasok dengan nilai-nilai yang sama untuk mereduksi jejak karbon untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2039. Kebijakan ini mengharuskan pemasok mereka untuk beroperasi secara ramah lingkungan dan menjaga reputasi ini dari waktu ke waktu.
Kreditur
Kreditor memberikan pinjaman ke perusahaan. Mereka mungkin adalah:
- Bank
- Pemegang obligasi
Kreditur menyediakan modal utang bagi perusahaan, yang dengannya, perusahaan bisa membiayai modal kerja atau investasi. Mereka menginginkan uang mereka kembali plus dengan bunganya dan dibayar tepat waktu. Jika perusahaan gagal membayar, mereka mungkin akan mengajukan kebangkrutan terhadap perusahaan ke pengadilan.
Kreditur berkepentingan dan menginginkan bisnis untuk:
- Melunasi utang: pokok dan bunganya
- Membayar tepat waktu
- Mengajukan pinjaman baru
Kreditur dapat mempengaruhi bisnis dengan:
- Menolak atau menerima pengajuan pinjaman
- Mengubah suku bunga yang dikenakan
- Mengubah jangka waktu pembayaran
- Mengajukan gugatan pailit
- Memutuskan untuk merekstrukturisasi kredit
Kreditur memiliki klaim terhadap aset perusahaan pada prioritas yang lebih tinggi daripada pemegang saham. Sehingga, jika bisnis bangkrut dan asetnya dijual, mereka menerima pembayaran terlebih dahulu sebelum dibagikan ke pemegang saham.
Pemerintah
Pemerintah berkepentingan dengan kinerja bisnis karena berdampak pada kemakmuran di dalam perekonomian. Aktivitas bisnis mempengaruhi penciptaan lapangan kerja dan pendapatan di dalam perekonomian. Selain itu, bisnis juga berkontribusi pada pendapatan pajak.Pemerintah juga menginginkan bisnis memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan seperti melalui tanggung jawab sosial mereka.
Singkat cerita, pemerintah berkepentingan terhadap bisnis dan menginginkan mereka untuk:
- Membayar pajak perusahaan
- Menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat
- Menciptakan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat
- Meningkatkan produksi untuk meningkatkan ketersediaan
- Beroperasi secara etis dan bertanggung jawab sosial
- Mematuhi peraturan yang berlaku
Di sisi lain, pemerintah mempengaruhi bisnis melalui perubahan dalam peraturan dan kebijakan yang diambil seperti terkait dengan:
- Perpajakan
- Praktik ketenagakerjaan
- Keamanan produk
- Upah minimum
- Perlindungan konsumen
- Penegakan hukum
- Kebijakan ekonomi
- Persaingan bisnis
- Proteksi perdagangan
- Subsidi dan insentif
Tidak seperti pemangku kepentingan lainnya, umumnya, pengaruh pemerintah terhadap bisnis berlaku untuk semua, tidak hanya perusahaan secara individu. Misalnya, perubahan peraturan perpajakan berlaku bagi seluruh perusahaan.
Namun, dalam kasus spesifik, peraturan mungkin hanya mempengaruhi individu perusahaan atau setidaknya beberapa. Misalnya, pemerintah memberikan subsidi kepada perusahaan milik negara. Atau, perusahaan menawarkan insentif kepada perusahaan swasta untuk beroperasi di wilayah yang ditunjuk.
Komunitas lokal
Komunitas lokal mengacu pada mereka yang tinggal di area sekitar lokasi bisnis. Mereka mungkin adalah pelanggan bisnis dan mungkin tidak.
Kepentingan komunitas lokal terhadap bisnis umumnya terkait dengan pekerjaan dan kemakmuran di daerah setempat. Mereka menginginkan bisnis menyediakan pekerjaan bagi orang-orang sekitar.
Selain itu, komunitas lokal juga memberikan perhatian tinggi terhadap isu-isu seperti infrastruktur dan lingkungan lokal. Mereka juga menginginkan bisnis untuk memperhatikan aspek seperti produk yang bertanggung jawab sosial dan praktik yang etis.
Komunitas lokal bisa mempengaruhi bisnis dengan memprotes dan mengajukan petisi ketika tidak senang dengan perilaku perusahaan.
Kelompok penekan
Kelompok penekan (pressure group) memiliki kepentingan terhadap perusahaan untuk mendukung isu yang mereka suarakan. Contohnya adalah Greenpeace.
Kelompok penekan mencoba mempengaruhi kebijakan dan perilaku perusahaan untuk tujuan tertentu. Mereka mungkin melobi pemerintah untuk mengubah kebijakan atau praktik di sebuah perusahaan, misalnya dengan mengeluarkan petisi atau menulis surat kepada anggota parlemen. Atau, mereka membujuk konsumen untuk melakukan boikot.
Cara lainnya adalah publisitas atau kampanye melalui media. Selain itu, mereka juga bisa melakukannya melalui demonstrasi.
Pesaing
Pesaing bertujuan untuk mengalahkan perusahaan untuk menghasilkan lebih banyak uang. Mereka memperebutkan keuntungan di pasar yang sama seperti perusahaan karena melayani pelanggan yang sama. Sehingga, jika perusahaan sukses, itu adalah kegagalan bagi mereka. Singkat cerita, pesaing senang dengan kejadian atau perkembangan negatif pada perusahaan, dan sebaliknya.
Pesaing mempengaruhi perusahaan melalui strategi dan taktik mereka untuk mengarahkan perusahaan. Misalnya, mereka menurunkan harga untuk menarik pelanggan dan mengalihkan pembelian dari perusahaan. Selain itu, pucuk pimpinan mereka mungkin memiliki kedekatan dengan politisi dan pemerintah dan melobi untuk keuntungan mereka.
Tapi, dalam kasus tertentu, pesaing dan perusahaan bisa bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama (disebut dengan koopetition). Misalnya, mereka memiliki aspirasi yang sama dalam hubungan industrial ketika menghadapi serikat pekerja.
Saling ketergantungan pemangku kepentingan
Ada saling ketergantungan satu sama lain antar pemangku kepentingan bisnis. Berikut adalah beberapa contohnya:
Pemegang saham dan direktur. Pemegang saham menunjuk direktur untuk menjalankan bisnis sehari-hari. Mereka menginginkan direktur bekerja untuk kepentingan terbaik mereka dengan menghasilkan kinerja yang unggul, yang mana tertranslasi pada keuntungan yang tinggi.
Di sisi lain, direktur membutuhkan dukungan pemegang saham ketika bisnis, misalnya membutuhkan tambahan modal baru. Atau, direktur menginginkan pemegang saham menunjuk mereka kembali dan memberikan bonus.
Manajemen dan karyawan. Manajemen mendorong karyawan untuk bekerja keras dan lebih produktif untuk membantu bisnis menghasilkan keuntungan. Mereka menginginkan karyawan untuk memberikan yang terbaik untuk memuaskan pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Di sisi lain, karyawan menginginkan manajemen untuk memberi mereka upah yang adil. Selain itu, mereka menginginkan promosi ketika mereka berkinerja baik. Dan kondisi kerja yang baik juga mereka butuhkan untuk meningkatkan kinerja dan lebih produktif.
Manajer dan pemasok. Manajer membutuhkan pemasok untuk memberi mereka stok berkualitas tinggi. Mereka juga menginginkan pemasok mengirimkan barang tepat waktu.
Di sisi lain, pemasok menginginkan manajer untuk memesan dalam jumlah yang besar dan menghadiahi kontrak jangka panjang. Sehingga, bisnis mereka tetap berjalan dan mendapatkan untung besar. Selain itu, mereka juga menginginkan pembayaran tepat waktu karena penting bagi arus kas mereka.
Pelanggan dan manajemen. Pelanggan membutuhkan manajemen untuk memastikan bisnis menyediakan barang dan jasa yang mereka butuhkan. Mereka mengharapkan bisnis memberikan produk berkualitas dan menjualnya pada harga wajar.
Di sisi lain, manajemen membutuhkan pelanggan untuk membeli produk mereka. Mereka juga menginginkan pelanggan tetap loyal dan tidak beralih ke pesaing. Dengan begitu, bisnis bisa terus menghasilkan penjualan.
Konflik antara kepentingan pemangku kepentingan
Konflik pemangku kepentingan muncul karena perbedaan dalam tujuan dan kepentingan terhadap bisnis. Dalam beberapa kasus, kepentingan stakeholder saling mempengaruhi tapi secara negatif. Dengan kata lain, tujuan dan kepentingan mereka saling bertentangan. Akibatnya, itu bisa memicu konflik diantara mereka.
Mari ambil beberapa contoh.
- Pemegang saham menginginkan bisnis menghasilkan keuntungan tinggi sehingga bisa membayar lebih banyak dividen. Mereka tidak menyukai kenaikan gaji yang tinggi karena mengurangi keuntungan.
- Pelanggan menginginkan produk yang lebih berkualitas pada harga yang lebih murah. Tapi, bagi perusahaan, kualitas tinggi mengkonsumsi lebih banyak biaya. Sementara itu, harga rendah mengurangi margin keuntungan per produk, membuat perusahaan membukukan pendapatan yang lebih rendah. Sebagai hasilnya, kepentingan pelanggan tersebut mengurangi keuntungan bagi bisnis dan karena itu, dividen yang tersedia bagi pemegang saham.
- Manajer ingin membayar nanti dan menggunakan kasnya untuk tujuan yang lebih penting. Sebaliknya, pemasok menginginkan manajer membayar secepat mungkin.
Menangani konflik kepentingan
Perusahaan berkepentingan untuk memuaskan pemangku kepentingan. Namun, memuaskan semua pemangku kepentingan sepanjang waktu adalah hampir mustahil. Karena konflik kepentingan, perusahaan harus membuat prioritas, kepentingan mana yang harus didahulukan tanpa membuat pemangku kepentingan lain kecewa.
Langkah pertama sebelum sampai ke memberikan solusi adalah menganalisis dan memetakan pemangku kepentingan. Ini penting untuk merinci mana pemangku kepentingan yang strategis dan mana yang tidak.
Analisis pemangku kepentingan
Analisis pemangku kepentingan (stakeholder analysis) mengidentifikasi dan mengevaluasi seberapa strategis masing-masing pemangku kepentingan terhadap perusahaan. Itu penting untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan dan memprioritaskan kebijakan dan strategi untuk menangani mereka. Analisis tersebut menghasilkan peta pemangku kepentingan.
Peta pemangku kepentingan (stakeholder map) menjawab kepentingan siapa yang harus dipertimbangkan dan didahulukan ketika mengembangkan atau menerapkan strategi. Perusahaan harus secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang siapa pemangku kepentingan perusahaan, bagaimana mereka mempengaruhi perusahaan, dan seberapa signifikan pengaruhnya terhadap perusahaan.
Peta pemangku kepentingan dibuat ke dalam sebuah matrik dua dimensi berdasarkan:
- Seberapa strategis mereka bagi perusahaan; dan
- Seberapa signifikan pengaruh mereka ke perusahaan.
Kemudian, masing-masing pemangku kepentingan ditempatkan ke matriks seperti di bawah ini. Prioritas terbesar seharusnya dialokasikan ke pemangku kepentingan yang strategis bagi kesuksesan perusahaan dan signifikan mempengaruhi perusahaan.
Solusi untuk menangani konflik kepentingan
Bagaimana menangani konflik kepentingan bervariasi dan mungkin melibatkan:
- Arbitrasi (arbitration) untuk menyelesaikan perselisihan industrial antara karyawan dan manajemen.
- Partisipasi tenaga kerja (workforce participation) untuk mengurangi potensi konflik antara karyawan dengan manajer dengan memperbaiki komunikasi, peran pengambilan keputusan dan motivasi.
- Skema bagi hasil (profit-sharing scheme) untuk mengurangi konflik antara karyawan (dan manajer) dengan pemegang saham.
- Skema kepemilikan saham (share-ownership scheme) untuk mengurangi konflik antara karyawan, manajer dan pemegang saham dengan mengijinkan karyawan dan manajer untuk memiliki saham perusahaan.