Contents
Apa itu: Rasio cepat (quick ratio) adalah rasio keuangan untuk mengukur likuiditas dengan mengecualikan beberapa akun kurang likuid seperti persediaan. Itu memberitahu kita seberapa besar aset lancar yang lebih likuid dapat menutupi liabilitas jangka pendek. Persediaan dan beberapa akun kurang likuid lainnya dikeluarkan karena dianggap tidak dapat dengan segera dikonversi menjadi uang tunai. Kita juga menyebut rasio ini dengan acid-test ratio.
Rasio cepat lebih konservatif daripada rasio lancar karena mengecualikan persediaan dan akun kurang likuid lainnya. Tapi, cara menginterpretasikan keduanya adalah sama, di mana semakin tinggi rasio, semakin baik. Rasio yang lebih tinggi menunjukkan perusahaan memiliki aset lancar yang cukup untuk membayar tagihan jangka pendek.
Mengapa rasio cepat penting?
Rasio cepat mengukur likuiditas keuangan perusahaan. Itu memberi kita gambaran tentang kapasitas perusahaan untuk membayar liabilitas jangka pendek tanpa menjual persediaannya atau mengambil utang jangka pendek.
Perusahaan bisa menggunakan kas dan setara kas untuk membayar tagihan. Atau, perusahaan menarik investasi jangka pendeknya dan menggunakan uangnya untuk melunasi kewajiban jangka pendek. Alternatif lainnya adalah dengan menagih pembayaran dari pelanggan.
Kita kemudian menjumlahkan angka dari sumber-sumber tersebut dan membandingkannya dengan liabilitas lancar. Jika melebihi liabilitas lancar, perusahaan kecil kemungkinan mengalami masalah likuiditas. Dengan kata lain, perusahaan seharusnya dengan mudah menutupi liabilitas lancarnya.
Rasio ini sering digunakan bersama dengan rasio lancar dan rasio kas untuk memeriksa likuiditas. Kemudian, bersama dengan rasio-rasio solvabilitas, itu penting untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan. Jika rasio cepat hanya concern pada liabilitas jangka pendek, maka rasio solvabilitas juga memperhatikan liabilitas jangka panjang tidak hanya jangka pendek.
Bagaimana rasio cepat berbeda dari rasio lancar?
Rasio cepat lebih konservatif daripada rasio lancar dalam mengevaluasi likuiditas perusahaan. Meski menggunakan penyebut yang sama, keduanya menggunakan pembilang yang berbeda untuk mengevaluasi.
Rasio cepat hanya memperhitungkan beberapa aset yang lebih likuid sebagai pembilang, termasuk kas dan setara kas, investasi jangka pendek (marketable securities) dan piutang usaha. Perusahaan dapat dengan cepat dan mudah mengkonversi mereka menjadi uang tunai untuk membayar tagihan jangka pendek.
Rasio tersebut mengecualikan aset yang kurang likuid seperti persediaan. Mengkonversi persediaan menjadi kas membutuhkan waktu yang lama, lebih lama daripada mengkonversi piutang usaha. Pertama, perusahaan harus menjualnya terlebih dahulu dan jika dijual secara kredit, itu tidak segera menghasilkan kas masuk. Kemudian, tugas berikutnya adalah menagih pembayaran dari pelanggan untuk mendapatkan kas.
Kemudian, kita juga mengecualikan aset lancar lainnya seperti biaya dibayar di muka. Itu muncul ketika perusahaan telah membayar pemasok untuk pengiriman barang atau jasa di masa mendatang. Itu termasuk aset lancar karena mengalirkan manfaat ekonomi di masa depan, tapi bukan arus kas masuk. Sehingga, itu tidak bisa dikonversi menjadi uang tunai.
Balik lagi ke perbedaan antara rasio cepat dan rasio lancar. Rasio lancar memasukkan akun-akun kurang likuid tersebut (persediaan dan beban dibayar dimuka) ke dalam perhitungan. Sebaliknya, rasio cepat tidak. Sehingga, rasio lancar bisa kurang menggambarkan kondisi likuiditas perusahaan yang sebenarnya dibandingkan dengan rasio cepat.
Bagaimana cara menghitung rasio cepat?
Menghitung rasio cepat relatif mudah karena inputnya telah tersedia di neraca dan hanya membutuhkan operasi aritmatika. Biasanya, ada dua pendekatan untuk menghitung rasio cepat, terutama terkait dengan pembilang yang digunakan.
Pertama, beberapa orang hanya menjumlahkan kas dan setara kas, investasi jangka pendek dan piutang usaha. Kedua, yang lain menghitung rasio ini dengan memulainya dari total aset lancar dan kemudian mengurangi itu dengan persediaan dan beban dibayar dimuka.
Selanjutnya, kedua pendekatan menggunakan liabilitas lancar sebagai penyebut. Berikut adalah rumus matematis keduanya:
- Quick ratio = (Kas dan setara kas + Investasi jangka pendek + Piutang usaha)/Liabilitas lancar
- Quick ratio = (Aset lancar – Persediaan – Biaya dibayar dimuka) / Liabilitas lancar
Akun-akun dalam perhitungan di atas dapat kita temukan di neraca.
- Kas dan setara kas mewakili aset yang paling likuid, yang mana dapat segera digunakan untuk membayar tagihan.
- Investasi jangka pendek mewakili penempatan uang di surat berharga jangka pendek, yang mana sangat likuid dan dapat dijual sewaktu-waktu tanpa kehilangan pokok atau investasi awal.
- Piutang usaha adalah uang yang terutang oleh pelanggan untuk penjualan secara kredit, di mana perusahaan menjual barang atau menyediakan jasa ke mereka, tapi belum menerima pembayaran tunai saat laporan keuangan disiapkan.
- Persediaan dan biaya dibayar dimuka menjadi pengurang bagi aset lancar karena kurang likuid.
- Liabilitas lancar adalah kewajiban yang diharapkan dapat diselesaikan oleh perusahaan dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal, seperti utang usaha.
Bagaimana menafsirkan rasio cepat?
Rasio cepat yang lebih tinggi adalah lebih baik, menunjukkan perusahaan memiliki aset likuid yang cukup untuk menutupi kewajiban lancarnya. Perusahaan seharusnya tidak memiliki masalah likuiditas dan mampu membayar tagihannya.
Rasio yang lebih tinggi dari 1,0 menunjukkan perusahaan mampu melunasi tagihannya tanpa harus melikuidasi persediaan atau mengambil pembiayaan seperti meminjam ke bank atau menerbitkan surat utang.
Sebaliknya, rasio yang lebih rendah adalah kurang disukai karena kemampuan yang buruk dalam memenuhi liabilitas jangka pendek. Perusahaan mungkin mengalami masalah likuiditas, terutama jika itu lebih rendah daripada 1,0.
Namun demikian, jika rasio terlalu tinggi, itu juga kurang baik. Biasanya, rasio cepat antara 1,2 dan 2 dianggap sehat. Dan, jika itu lebih dari dua, itu bisa mengindikasikan perusahaan tidak menggunakan modal kerjanya secara efisien karena tidak cukup baik dalam memanfaatkan aset lancar atau fasilitas pembiayaan jangka pendeknya yang tersedia.
Bacaan selanjutnya
- Rasio Likuiditas: Contoh, Formula, Cara Menghitung
- Rasio Lancar: Cara Menghitung dan Menginterpretasikan
- Rasio Cepat: Formula, Perhitungan, Interpretasi
- Rasio Kas: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
- Rasio Interval Defensif: Pentingnya, Perhitungan dan Interpretasi
- Acid Test Ratio: Definisi, Rumus, Cara Menghitung
- Siklus Konversi Kas: Cara Kerja, Perhitungan dan Interpretasi