Sektor ekonomi (economic sector) adalah kumpulan berbagai aktivitas ekonomi yang mirip. Kemiripan bervariasi tergantung pada klasifikasi yang kita gunakan. Itu bisa jadi berdasarkan tahapannya dalam rantai produksi, sumber pendapatan atau jenis produk, atau berdasarkan kepemilikan.
Beberapa contoh klasifikasi yang umum digunakan:
- Klasifikasi tiga sektor: primer, sekunder, dan tersier. Pengelompokkan adalah berdasarkan tahapan dalam rantai produksi. Baru-baru ini, beberapa penulis menambahkan sektor kuartener, yang mana sebelumnya masuk dalam kategori sektor tersier
- Klasifikasi berdasarkan kepemilikan: publik vs swasta
- International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) oleh United Nations Statistics Division. Pada dasarnya, klasifikasi ini memecah tiga sektor pada poin pertama ke dalam sejumlah kelompok industri. Klasifikasi di sejumlah negara biasanya mengadopsi ini dengan sedikit adaptasi, tergantung pada struktur ekonomi mereka. Contohnya adalah North American Industry Classification System (NAIC) di Amerika Serikat dan Kanada. Di Indonesia, contohnya adalah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia.
- Industry Classification Benchmark (ICB) oleh FTSE
- Global Industry Classification Standard (GICS) oleh Standard & Poor’s, Morgan Stanley Capital International
- Bloomberg Industrial Classification System oleh Bloomberg
Untuk tiga yang terakhir, klasifikasi tersebut umumnya adalah untuk perusahaan-perusahaan di pasar modal. Ketiganya memudahkan investor dalam mengambil keputusan alokasi investasi di berbagai sektor.
Klasifikasi sektor ekonomi
Pada artikel ini saya hanya akan fokus pada dua klasifikasi, yakni klasifikasi menurut teori tiga sektor dan klasifikasi berdasarkan kepemilikan.
Sektor primer, sekunder, dan tersier
Sektor primer mencakup berbagai aktivitas ekonomi yang utamanya adalah mengekstraksi bahan baku. Kadang-kadang, sektor ini juga kita sebut sebagai sektor ekstraksi. Contohnya adalah pertambangan, perikanan dan pertanian.
Ekonomi tradisional biasanya mengandalkan bergantung pada sektor primer. Kemudian, ketika ekonomi dan teknologi berkembang, perekonomian menuju industrialisasi. Beragam manufaktur mulai tumbuh.
Sektor sekunder terdiri dari aktivitas ekonomi yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan setengah jadi. Sektor ini umumnya mengacu pada aktivitas oleh beragam perusahaan manufaktur seperti makanan, minuman, mobil mainan, mobil, dan pakaian. Selain manufaktur, industri konstruksi juga masuk kategori ini.
Pemanufaktur mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang bernilai tambah lebih tinggi. Misalnya, bauksit dapat diolah menjadi alumunium dan kemudian digunakan untuk produksi mobil.
Pada awalnya, industri manufaktur berkembang dari bisnis rumahan yang padat karya. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, mereka beralih ke padat modal dengan mengandalkan berbagai mesin canggih. Peralihan ini memungkinkan pemanufaktur memperoleh manfaat dari skala ekonomi. Mereka mampu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Sektor tersier mencakup sektor yang menyediakan jasa bagi konsumen dan bisnis lain. Contohnya adalah ritel, asuransi, transportasi, pariwisata, dan perbankan.
Sektor kuarterner terlibat dalam produksi teknologi, penelitian dan pengembangan, layanan informasi, dan pendidikan. Sektor ini vital dalam meningkatkan kualitas layanan dan inovasi dalam perekonomian. Tanpa mereka, pembangunan ekonomi akan lambat.
Di Indonesia, sektor ekonomi dibagi menjadi beberapa kelompok, mencakup:
- Pertanian, kehutanan, dan perikanan
- Pertambangan dan penggalian
- Industri pengolahan
- Pengadaan listrik, gas
- Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang
- Konstruksi
- Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
- Transportasi dan pergudangan
- Penyediaan akomodasi dan makan minum
- Informasi dan komunikasi
- Jasa keuangan dan asuransi
- Real estat
- Jasa perusahaan
- Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
- Jasa pendidikan
- Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
- Jasa lainnya
Sektor publik vs swasta
Sektor swasta mewakili sektor di mana swasta memiliki sumber daya. Mereka terdiri dari berbagai bisnis rumah tangga hingga perusahaan besar berskala internasional. Maksimalisasi laba merupakan motivasi utama mereka.
Dan, di beberapa negara yang menganut ekonomi pasar bebas, peran mereka terhadap perekonomian begitu besar.
Jenis organisasi di sektor swasta umumnya berbentuk:
- Pedagang tunggal (sole proprietorship)
- Kemitraan (partnership)
- Perusahaan terbatas swasta (private limited company)
Sektor publik merujuk pada berbagai aktivitas ekonomi yang dimiliki oleh negara. Campur tangan negara dapat langsung seperti dalam pengadaan infrastruktur maupun tidak langsung melalui perusahaan milik negara.
Pemerintah, baik nasional ataupun daerah, memiliki dan mengendalikan sektor publik.Organisasi sektor publik dimiliki dan dikendalikan oleh pemerintah. Mereka bertujuan untuk menyediakan layanan kepada publik dan didanai oleh pajak, kecuali melalui perusahaan milik negara. Organisasi sektor publik berfungsi vital di berbagai bidang seperti pendidikan, infrastruktur dan kesehatan.
Sektor publik lebih dominan di negara yang menganut sistem ekonomi komando seperti China. Pemerintah menguasai dan mengawasi ketat berbagai aktivitas ekonomi.
Sektor sukarela atau voluntary sector
Selain sektor publik dan sektor swasta, beberapa klasifikasi menambahkan sektor sukarela. Sektor ini terdiri dari beragam kegiatan sosial yang dijalankan oleh organisasi nirlaba non-pemerintah. Contohnya adalah badang amal (charities), perusahaan sosial (social enterprises) dan organisasi sukarela.