Contents
Ketika kita belajar tentang teori permintaan, penentu permintaan selain harga (non-price determinants of demand) merujuk pada faktor lain selain harga barang yang kita pelajari, yang mana perubahan mereka dapat mempengaruhi permintaan. Mengetahui mereka penting karena mereka tidak dijelaskan dari model. Mereka di luar model. Kita mengasumsikan faktor-faktor tersebut tidak berubah, konstan, atau ceteris paribus ketika mengamati hubungan antara harga dan permintaan.
Padahal, di dunia nyata, perubahan mereka mempengaruhi permintaan. Selain itu, perubahan mereka berimplikasi terhadap kurva.
Mengapa penentu permintaan non-harga penting?
Ekonom mengasumsikan penentu permintaan non-harga konstan ketika menjelaskan teori permintaan. Mereka hanya menggunakan harga dan kuantitas ketika menjelaskan. Sedangkan, faktor non-harga tersebut tidak dijabarkan satu per satu di dalam model.
Penjelasan semacam itu kemudian berimplikasi pada dua hal:
- Penggunaan istilah “perubahan kuantitas yang diminta” vs. “perubahan permintaan”
- Perubahan kuantitas di dalam kurva
Perubahan kuantitas yang diminta vs perubahan permintaan
Ekonom menggunakan istilah “perubahan kuantitas yang diminta” untuk menjelaskan perubahan kuantitas akibat perubahan harga. Misalnya, kita sedang memeriksa hubungan antara harga jeruk dengan permintaannya. Ketika harganya naik, kuantitasnya yang diminta turun. Sebaliknya, ketika harganya turun, kuantitas yang diminta naik.
Sementara itu, ekonom menggunakan istilah “perubahan permintaan” untuk menjelaskan perubahan kuantitas akibat perubahan penentu non-harga. Ambil contoh pendapatan. Kita mengatakan “perubahan pendapatan mengakibatkan perubahan permintaan” bukannya menggunakan istilah “perubahan kuantitas yang diminta”. Sehingga, ketika pendapatan naik, permintaan jeruk juga naik.
Di dalam kurva permintaan, kita tidak menampilkan pendapatan ke dalam salah satu sumbunya. Melainkan, kita tetap menggunakan harga di sumbu Y dan kuantitas di sumbu X.
Perubahan kuantitas di dalam kurva
Dalam menjelaskan teori permintaan, ekonom menggunakan dua variabel: harga dan kuantitas. Sumbu Y mewakili harga dan sumbu X mewakili kuantitas. Sehingga, ketika menjelaskan keduanya, mereka mengisolasi penentu non-harga dengan mengasumsikan mereka konstan atau tidak berubah.
Perubahan harga menyebabkan perubahan kuantitas. Tapi, itu terjadi di sepanjang garis kurva. Kurva permintaan tidak bergeser ke kanan atau ke kiri. Misalnya, dari kurva permintaan di bawah ini, kuantitas berubah dari titik A ke titik B pada kurva yang sama (DC1).
Sementara itu, perubahan penentu non-harga juga menyebabkan perubahan kuantitas. Tapi, itu tidak terjadi di sepanjang garis kurva melainkan, melibatkan pergeseran kurva. Dari kurva di atas, ketika kuantitas meningkat (dari titik A ke titik C), itu menggeser kurva ke kanan dari DC1 ke DC2. Sehingga, perubahan faktor-faktor non-harga menggeser kurva permintaan dan mengubah kuantitas untuk setiap kombinasi harga diberikan.
Ketika kuantitas meningkat, misalnya akibat kenaikan pendapatan, kurva bergeser ke kanan, menunjukkan lebih banyak permintaan untuk setiap kombinasi harga. Sebaliknya, ketika kuantitas turun, kurva bergeser ke kiri, menunjukkan lebih sedikit permintaan untuk harga tertentu.
Apa saja penentu permintaan non-harga?
Berbagai faktor menentukan permintaan sebuah barang selain harganya. Enam diantaranya adalah:
- Pendapatan
- Ekspektasi harga di masa depan
- Harga barang substitusi
- Harga barang komplemen
- Perubahan selera dan preferensi
- Perubahan jumlah konsumen
Pendapatan
Pendapatan adalah faktor penting dalam menjelaskan kemampuan konsumen untuk membayar. Sebagaimana definisi, permintaan muncul jika kemauan didukung dengan kemampuan untuk membeli. Dengan kata lain, konsumen tidak hanya menginginkan barang, tapi mereka juga memiliki uang untuk membeli.
Dan, ketika pendapatan konsumen naik, mereka memiliki lebih banyak dolar untuk dibelanjakan ke barang. Pada sebagian besar kasus, peningkatan pendapatan akan mendorong permintaan lebih banyak, menggeser kurva ke kanan. Sebaliknya, ketika pendapatan turun, lebih sedikit dolar untuk dibelanjakan. Sebagai akibatnya, permintaan turun, menggeser kurva permintaan ke kiri.
Dengan kata lain, permintaan terhadap barang semacam itu berkorelasi positif dengan pendapatan konsumen. Dalam mikroekonomi, kita menyebut mereka sebagai barang normal.
Seberapa besar dampak perubahan pendapatan terhadap perubahan permintaan, ekono kemudian membagi barang normal menjadi dua kategori:
- Barang mewah. Perubahan pendapatan mengakibatkan perubahan permintaan mereka pada persentase yang lebih tinggi. Sehingga, misalnya, pendapatan konsumen naik 5%, permintaan mereka naik lebih dari 5%.
- Barang kebutuhan. Perubahan permintaan tidak terlalu sensitif terhadap perubahan pendapatan. Sehingga, ketika pendapatan berubah, permintaan mereka berubah pada persentase yang lebih rendah. Misalnya, pendapatan naik 5%, itu mengakibatkan permintaan mereka meningkat kurang dari 5%.
Kemudian, dalam kasus spesifik, perubahan pendapatan berhubungan negatif dengan permintaan terhadap barang. Ketika pendapatan konsumen naik, permintaan terhadap mereka turun. Sebaliknya, ketika pendapatan konsumen turun, permintaan terhadap mereka naik. Kita menyebut mereka sebagai barang inferior.
Contoh barang inferior adalah mobil bekas dan pakaian bekas. Peningkatan pendapatan mendorong konsumen beralih ke alternatif yang lebih mahal karena mereka memiliki lebih banyak dolar. Tapi, ketika pendapatan menurun, permintaan terhadap barang inferior meningkat.
Sehingga, peningkatan pendapatan menyebabkan kurva permintaan untuk barang inferior bergeser ke kiri. Sebaliknya, penurunan pendapatan menggeser kurva permintaan ke kanan.
Ekspektasi harga masa depan
Membeli berbagai barang seperti produk elektronik konsumen dan kendaraan bermotor adalah mahal. Konsumen seringkali harus menghabiskan dolar yang banyak. Sehingga, mereka harus bijak dalam membelanjakan uang dan mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk tren harga.
Pertimbangan semacam itu membuat beberapa konsumen tidak hanya melihat harga saat ini ketika memutuskan membeli. Tapi, mereka juga melihat kemungkinan tren harganya di masa depan. Sehingga, ekspektasi mereka terhadap harga di masa mendatang juga mempengaruhi permintaan saat ini.
Jika konsumen mengekspektasikan harga akan naik di masa mendatang, mereka akan segera membeli sekarang sebelum mereka harus mendapatkan harga lebih tinggi dan membayar dollar lebih banyak di masa depan. Sebagai akibatnya, permintaan saat ini meningkat, menggeser kurvanya ke kanan.
Sebaliknya, ketika konsumen mengekspektasikan harga di masa depan turun, mereka menunda pembelian. Jika semua orang melakukannya, permintaan pasar turun, menggeser kurvanya ke kiri.
Ekspektasi harga penting dalam menjelaskan fenomena seperti gelembung ekonomi. Ketika harga berada pada tren yang naik, orang akan meminta lebih banyak sekarang. Mereka bisa membeli dan menjualnya kembali dengan untung. Karena semua orang memiliki ekspektasi yang sama, permintaan melonjak. Sebagai hasilnya, harga meroket, hingga melampaui fundamental nya.
Tren kenaikan harga semacam itu tidak akan terus berlangsung. Pada titik waktu, ketika harga telah terlalu tinggi dan tidak realistis, harga tiba-tiba turun. Gelembung kemudian pecah.
Beberapa orang menjual barang mereka. Itu menimbulkan kepanikan dan membuat banyak orang melakukan hal yang sama. Mereka menjual barang untuk menghindari kerugian lebih lanjut. Akhirnya, harga semakin jatuh.
Harga barang substitusi
Dua barang saling menggantikan karena mereka memenuhi kebutuhan yang sama. Sehingga, ketika konsumen telah memilih yang satu, mereka akan melepaskan yang lain. Ketika harga yang satu naik, konsumen akan beralih ke substitusinya. Dengan kata lain, produsen mereka saling bersaing satu sama lain untuk mendapatkan permintaan.
Contohnya adalah Pepsi dan Coca-Cola. Ketika harga Coca-Cola naik, beberapa konsumen akan beralih ke Pepsi. Sehingga, kurva permintaan Pepsi bergeser ke kanan. Begitu juga sebaliknya, ketika harga Pepsi naik, beberapa konsumen beralih ke Coca-Cola, menggeser kurvanya ke kanan.
Contoh lainnya adalah antara smartphone Apple iPhone dan Samsung Galaxy. Sepatu olahraga Nike dan Adidas juga merupakan contoh bagus.
Apakah konsumen hanya mempertimbangkan harga dalam memilih barang substitusi? Jawabannya, tidak. Ada aspek lain yang dipertimbangkan. Ketersediaan adalah salah satunya.
Jika harga barang substitusi lebih murah tapi tersedia sedikit, konsumen kemungkinan akan enggan membeli. Dalam mendapatkan mereka, konsumen mungkin harus mengeluarkan biaya tambahan. Dan, biaya semacam itu bisa lebih tinggi daripada selisih harga antara kedua barang.
Harga barang pelengkap
Dua barang saling melengkapi ketika kita menggunakan keduanya bersama. Kita membutuhkan yang satu untuk mengoperasikan yang lain. Contohnya adalah bensin dengan mobil, printer dengan tinta, sepatu tenis dan raket tenis, dan komputer dengan perangkat lunak.
Ambil mobil dengan bensin sebagai contoh. Ketika harga mobil naik, permintaannya menurun. Akibat selanjutnya adalah permintaan bensin turun dan menggeser kurvanya ke kiri.
Sebaliknya, ketika harga mobil turun, permintaannya naik dan mendorong permintaan bensin lebih banyak, menggeser kurva permintaan bensin ke kanan.
Selera dan preferensi
Preferensi dan selera menjelaskan mengapa konsumen lebih memilih sebuah barang daripada alternatifnya. Sehingga, ketika preferensi dan selera mereka berubah, itu juga mempengaruhi permintaan mereka terhadapnya.
Misalnya, konsumen lebih berselera terhadap Coca-Cola. Permintaan terhadap Coca-Cola akan meningkat dan kurva permintaan bergeser ke kanan.
Sebaliknya, jika konsumen tidak berselera terhadap Coca-Cola mereka akan meninggalkan merek tersebut dan beralih ke alternatifnya seperti Pepsi. Sebagai akibatnya, permintaan Coca-Cola menurun dan kurva permintaannya bergeser ke kiri.
Selera dan preferensi dapat berubah dari waktu ke waktu. Itu bisa dipengaruhi oleh lingkungan di mana konsumen tinggal, pendidikan atau pendapatan mereka, dan juga promosi.
Banyak perusahaan berinvestasi dalam branding dan promosi untuk meningkatkan emosi dan mendorong keinginan konsumen terhadap produk atau merek mereka. Jika berhasil, itu membuat konsumen memiliki preferensi terhadap merek dan enggan beralih ke merek lain. Mereka menjadi loyal.
Nike dan Apple adalah contoh sukses. Permintaan terhadap produk mereka relatif tinggi karena pelanggan memiliki preferensi yang lebih besar untuk memilih merek mereka daripada merek yang lain.
Jumlah konsumen
Lebih banyak konsumen tersedia di pasar, lebih banyak permintaan terhadap barang. Sehingga, ketika lebih banyak pembeli memasuki pasar, atau pelanggan lama membeli lebih banyak, kurva permintaan bergeser ke kanan, menunjukkan permintaan yang meningkat.
Dalam angka agregat, pertumbuhan populasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi peningkatan jumlah konsumen di pasar. Peningkatan populasi menunjukkan peningkatan potensi permintaan. Misalnya, ketika populasi sebuah kota meningkat, itu meningkatkan jumlah pembeli dan penyewa dan meningkatkan permintaan terhadap perumahan di sana.
Kemudian, jumlah konsumen juga bisa kita kaitkan dengan siklus hidup produk. Di tahap pengenalan, sedikit orang mengenal produk. Beberapa orang bersedia mengambil risiko dengan membeli produk, yang lain enggan. Mengapa mengambil risiko? Itu karena tidak ada bukti produk baru bisa memuaskan mereka, sebagaimana yang telah dilakukan oleh produk yang ada. Sehingga, dengan membeli produk baru, mereka mengambil risiko. Sebagai akibatnya, permintaan produk rendah di tahap ini.
Kemudian, di tahap pertumbuhan, permintaan meningkat pesat. Semakin banyak konsumen memasuki pasar. Mereka mungkin terpengaruhi iklan atau rekomendasi pengguna sebelumnya. Di tahap ini, pertumbuhan ditopang ole pembelian baru.
Di tahap matang, permintaan tetap meningkat tapi pada kecepatan yang lebih lambat. Sebagian besar konsumen telah membeli. Sehingga, permintaan lebih banyak didorong oleh pembelian penggantian alih-alih pembelian baru.
Ketika produk memasuki fase penurunan, jumlah konsumen menurun. Itu biasanya karena produk substitusi muncul. Beberapa konsumen beralih ke mereka, mengurangi permintaan produk yang ada.
Bacaan selanjutnya
- Kurva Permintaan: Jenis, Cara Menggambarnya Dari Fungsi Permintaan
- Alasan Kurva Permintaan Miring Ke Bawah
- Apa perbedaan pergerakan dan pergeseran kurva permintaan?
- Apa itu Hukum Permintaan? Bagaimana Cara Kerjanya?
- Tiga Asumsi yang Mendasari Hukum Permintaan
- Apa Lima Pengecualian Terhadap Hukum Permintaan?
- Apa Perbedaan Antara Perubahan Permintaan dan Perubahan Kuantitas yang Diminta?
- Permintaan Individu: Definisi, Kurvanya, Faktor Penentu
- Permintaan Pasar: Definisi, Cara Menghitung, Penentu
- Apa enam penentu permintaan non-harga? Contoh-contohnya.
- Apa saja jenis-jenis permintaan?
- Permintaan Dalam Ilmu Ekonomi: Arti dan Faktor Penentu