Contents
Apa itu: Ekspansi bisnis (business expansion) adalah usaha perusahaan untuk menumbuhkan ukuran bisnisnya. Itu bertujuan untuk meningkatkan skala operasi. Sehingga, perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak uang untuk pemegang saham perusahaan.
Ekspansi bisa melalui pertumbuhan internal seperti:
- Membangun fasilitas produksi baru
- Membidik pasar baru
- Mengembangkan produk baru
- Mendirikan anak perusahaan
Alternatifnya, itu bisa melalui pertumbuhan eksternal, seperti:
- Mengakuisisi perusahaan lain
- Merger dengan perusahaan lain
- Membentuk usaha patungan
- Membangun aliansi strategis
Mari kita bahas secara lebih detail.
Pentingnya ekspansi bisnis
Ekspansi menjadi jalan untuk menumbuhkan bisnis dan menghasilkan lebih banyak uang untuk pemegang saham perusahaan. Beberapa alasan menjelaskan mengapa ekspansi penting bagi perusahaan, termasuk:
- Menghasilkan lebih banyak uang dengan menjual lebih banyak produk ke lebih banyak pelanggan
- Meningkatkan daya saing dengan membangun sumber daya lebih besar
- Mendominasi pasar dengan menguasai pangsa pasar lebih tinggi
- Meningkatkan daya tawar terhadap pemangku kepentingan, termasuk daya tawar dengan pemasok, pelanggan, distributor dan pemasok
- Meraih kepemimpinan pasar untuk lebih mempengaruhi harga pasar
- Meningkatkan skala ekonomi dan dapat menyebarkan biaya ke lebih banyak output, menurunkan biaya unit
- Meningkatkan nilai pemegang saham seiring ekspektasi positif terhadap pertumbuhan dan keuntungan perusahaan
Nilai pemegang saham meningkat seiring dengan peningkatan laba. Pemegang saham berpotensi untuk mendapatkan dividen yang lebih tinggi, yang mana diambil sebagian dari laba bersih. Selain itu, mereka juga mengharapkan harga saham perusahaan untuk naik, meningkatkan potensi keuntungan modal.
Mengukur pertumbuhan bisnis
Bagaimana kita dapat menunjukkan bahwa sebuah perusahaan tumbuh?
Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, menumbuhkan bisnis adalah tentang meningkatkan skala operasi. Untuk mengukur apakah perusahaan tumbuh atau tidak, anda dapat menggunakan indikator berikut:
- Aset – perusahaan memiliki lebih banyak sumber daya (aset) baik melalui pertumbuhan internal maupun eksternal.
- Jumlah karyawan – perusahaan memerlukan lebih banyak karyawan untuk mengoperasikan berbagai pekerjaan di dalam bisnis.
- Total output – perusahaan menghasilkan lebih banyak produk karena meningkatkan kapasitas produksi.
- Jumlah pelanggan – perusahaan menjual output yang lebih tinggi ke lebih banyak pelanggan, baik di pasar domestik maupun luar negeri.
- Pendapatan – dengan menjual lebih banyak produk, perusahaan menghasilkan lebih banyak pendapatan
- Laba – peningkatan pendapatan seharusnya ditopang dengan peningkatan laba melalui sejumlah penghematan biaya dan skala ekonomi
- Kapitalisasi pasar – investor pasar saham menyukai pertumbuhan dan profitabilitas, mengekspektasikan harga saham untuk naik.
Jenis ekspansi bisnis
Secara umum, kita dapat membagi strategi ekspansi bisnis menjadi dua kategori. Itu berdasarkan bagaimana pertumbuhan dijalankan, apakah dengan mengembangkan sumber daya internal ataukah menggabungkan sumber daya eksternal.
- Pertumbuhan internal – perusahaan mengandalkan sumber daya dan kemampuan internal untuk meningkatkan ukuran bisnis.
- Pertumbuhan eksternal – perusahaan menggabungkan sumber daya dan kapabilitas internal dan eksternal.
Dua strategi pertumbuhan tidak semuanya cocok untuk perusahaan. Masing masing punya kelebihan dan kekurangan. Misalnya, pertumbuhan internal mungkin adalah opsi yang rasional bagi perusahaan kecil, di mana mereka memiliki sumber daya lebih terbatas.
Pertumbuhan internal
Kita menyebut strategi ini sebagai pertumbuhan organik. Perusahaan menumbuhkan sumber daya dan kemampuan yang sudah ada. Itu mungkin melalui:
- Meningkatkan kapasitas produksi dengan membeli mesin baru atau membangun pabrik baru.
- Membuka gerai atau kantor cabang baru untuk menjangkau konsumen secara lebih luas.
- Meningkatkan belanja iklan untuk meningkatkan penjualan dengan membujuk konsumen untuk membeli.
- Menawarkan varian baru dari produk yang sudah ada ke pasar yang sudah ada.
- Memperluas segmen pasar, misalnya dengan menjangkau segmen lain terkait dengan segmen saat ini.
- Memperluas ke pasar baru, misalnya dengan menjual produk ke luar negeri.
Pertumbuhan eksternal
Pertumbuhan eksternal melibatkan pihak eksternal untuk tumbuh. Itu dengan mengkombinasikan sumber daya dan kapabilitas dari perusahaan lain. Kita juga menyebutnya sebagai pertumbuhan anorganik.
Itu dapat dijalankan melalui:
- Merger
- Akuisisi
- Usaha patungan
- Aliansi strategis
Merger mengkonsolidasikan dua perusahaan menjadi entitas tunggal yang lebih besar. Paska merger, hanya satu perusahaan yang bertahan.
Sementara itu, akuisisi melibatkan pengambilalihan dan kontrol terhadap perusahaan lain. Paska akuisisi, perusahaan target menjadi anak perusahaan dari pengakuisisi dan masing-masing masih beroperasi secara independen.
Akuisisi dapat berjalan secara bersahabat atau tidak bersahabat. Akuisisi bersahabat adalah ketika manajemen perusahaan target setuju untuk diambil alih. Sebaliknya, jika mereka tidak setuju, itu kita sebut akuisisi tidak bersahabat.
Selanjutnya, di bawah usaha patungan, dua perusahaan sepakat untuk bekerja sama untuk membangun bisnis baru. Strategi ini memberi perusahaan peluang untuk mengkombinasikan kapasitas, keahlian, teknologi dan sumber daya yang saling melengkapi. Perusahaan saling berbagi risiko dengan mitra bisnis.
Terakhir, aliansi strategis melibatkan kesepakatan antara dua atau lebih perusahaan untuk berbagi sumber daya untuk melaksanakan proyek tertentu. Masing-masing tetap independen satu sama lain.
Keuntungan dan kerugian strategi ekspansi bisnis
Keuntungan dan kerugian pertumbuhan internal
Pertumbuhan internal menawarkan sejumlah keunggulan.
Pertama, risiko kegagalan relatif rendah daripada ketika perusahaan mengakuisisi atau merger dengan perusahaan lain. Merger atau akuisisi memiliki resiko kegagalan lebih tinggi karena harus mensinergikan sumber daya dan kemampuan yang berbeda untuk menghasilkan nilai. Dan, itu seringkali sulit untuk dilakukan.
Kedua, perusahaan memiliki kendali penuh atas operasi karena campur tangan pihak luar yang lebih sedikit. Perusahaan dapat mengembangkan ide-ide baru dengan memberdayakan karyawan saat ini.
Ketiga, karyawan lebih termotivasi. Manajemen melibatkan mereka untuk menumbuhkan bisnis. Mereka merasa terlibat dan berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.
Tapi, pertumbuhan internal juga mengandung sejumlah kelemahan.
Pertama, strategi ini lebih lambat untuk menumbuhkan bisnis. Perusahaan harus mengandalkan sumber daya yang sudah ada, yang mana lebih terbatas.
Kedua, kapasitas internal lebih terbatas. Kurangnya ide inovatif dan masalah likuiditas seringkali memunculkan masalah ketika perusahaan tumbuh secara organik.
Ketiga, pertumbuhan internal sia-sia. Karena lebih lambat, itu akan sia-sia jika pasar telah mencapai fase matang dimana pertumbuhan akan mulai menurun.
Keuntungan dan kerugian pertumbuhan eksternal
Pertumbuhan anorganik memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan dengan pertumbuhan organik. Berikut adalah beberapa diantaranya:
Pertama, pertumbuhan lebih cepat. Dalam merger dan akuisisi, perusahaan menggabungkan dua fasilitas produksi berbeda untuk meningkatkan skala ekonomi dan kapasitas operasi secara lebih cepat. Begitu juga, perusahaan juga menambahkan pelanggan dan pasar target.
Kedua, intensitas persaingan menurun. Jumlah pemain berkurang paska merger. Begitu juga, ketika mengakuisisi, perusahaan mengontrol pesaing di bawah kendalinya.
Ketiga, daya tawar perusahaan menjadi lebih signifikan. Perusahaan memiliki kekuatan pasar yang lebih besar. Itu membuatnya untuk memiliki posisi tawar yang lebih baik dengan pemasok dan pelanggan.
Keempat, keuntungan lebih tinggi. Perusahaan dapat menangkap nilai dalam rantai pasokan dengan mengakuisisi pemasok atau distributor. Mereka dapat memperoleh margin keuntungan yang sebelumnya dinikmati oleh pemasok atau distributor. Mereka juga memiliki kontrol terhadap input atau produk, terutama dari sisi harga, kualitas dan waktu pengiriman.
Tapi, pertumbuhan internal juga mengandung sejumlah kelemahan.
Pertama, pengawasan pemerintah lebih ketat. Karena persaingan menurun dan kekuatan pasar perusahaan lebih tinggi, itu seringkali memunculkan perilaku anti-persaingan. Itu seringkali merugikan konsumen. Sehingga, pemerintah akan mencegahnya.
Kedua, konflik budaya dan masalah manajerial seringkali muncul. Dua perusahaan seringkali memiliki budaya dan sumber daya yang berbeda. Oleh karena itu, perusahaan lebih sulit untuk dikontrol.
Ketiga, mensinergikan sumber daya dan kapabilitas gagal. Idealnya, perusahaan dapat menciptakan nilai dengan mengakuisisi atau merger dengan perusahaan lain. Tapi, itu adalah tugas yang sulit. Dan, seringkali, perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih besar daripada manfaat yang diperoleh.
Keempat, moral karyawan menurun. Merger seringkali diikuti dengan perampingan pekerjaan berlebih. Pekerja mungkin kehilangan keamanan kerja karena rasionalisasi, membuat mereka kurang termotivasi.
Kelima, perusahaan kehilangan fokus pada kompetensi inti. Operasi perusahaan menjadi lebih kompleks. Manajemen harus fokus pada berbagai bisnis yang berbeda, yang seringkali tidak diikuti dengan pengalaman dalam mengoperasikan mereka.
Keenam, persepsi negatif konsumen muncul. Mereka mungkin mencurigai adanya aktivitas tidak kompetitif dan bereaksi negatif.
Risiko ekspansi bisnis
Memang, ekspansi berpotensi untuk menghasilkan lebih banyak uang. Perusahaan dapat memasarkan produknya ke lebih banyak pelanggan. Menjual ke lebih banyak orang memungkinkan perusahaan untuk meraih skala ekonomi yang lebih tinggi, memungkinkan biaya unit untuk turun. Akhirnya, itu mengarah pada keuntungan yang lebih tinggi.
Tapi, ekspansi juga memunculkan sejumlah risiko, termasuk:
- Kerugian finansial
- Manajemen yang tidak efektif
- Ketidakstabilan
- Keengganan untuk berubah
- Risiko politik