Contents
Apa itu: Gearing menunjukkan ke anda seberapa besar perusahaan tergantung pada utang dalam struktur modalnya. Itu istilah di Inggris dan sama dengan leverage untuk istilah di Amerika Serikat.
Struktur modal perusahaan terbagi ke dalam dua sumber: utang dan ekuitas. Utang mewakili liabilitas. Sedangkan, ekuitas mewakili kepemilikan aset perusahaan.
Perusahan harus membayar bunga secara regular dan melunasinya ketika jatuh tempo. Sementara itu, ekuitas mewakili kepemilikan perusahaan. Oleh karena itu, gearing menunjukkan sejauh mana operasi perusahaan tergantung pada utang alih-alih ekuitas.
Untuk mengurangi rasio gearing, perusahaan dapat melunasi utang lebih cepat. Atau, perusahaan dapat menjual saham perdana ke publik (initial public offering) atau right issue ketika perusahaan sebelumnya telah melakukannya. Atau, kombinasi dari keduanya.
Cara mengukur gearing
Ada berbagai cara untuk mengukur gearing. Anda dapat menggunakan rasio debt-to-equity ratio. Misalnya, rasio 2x menunjukkan ke anda bahwa utang perusahaan dua kali dari ekuitas. Jika utang perusahaan adalah sebesar Rp80 juta, maka ekuitas perusahaan adalah sebesar Rp40 juta.
Berikut adalah rumus untuk menghitung gearing:
Modal utang. Sumbernya dapat berasal dari pinjaman bank, obligasi korporasi, dan medium terms notes. Mereka bisa mahal karena perusahaan harus membayar bunga (atau kupon) rutin terlepas dari kondisi operasi dan keuntungan. Untuk surat utang, mereka harus melunasi pokok pada saat jatuh tempo.
Tapi, jika perusahaan telah melunasi utang, mereka masih memiliki aset karena utang tidak mewakili kepemilikan melainkan kewajiban. Selain itu, pemberi pinjaman juga tidak memiliki hak suara untuk mempengaruhi keputusan strategis dan operasi perusahaan.
Modal saham. Manajemen mungkin meminta tambahan modal disetor dari pemegang pemilik saat ini. Atau, mereka dapat menerbitkan saham di pasar modal. Perusahan tidak harus membayarnya kembali.
Memang, mereka membayar dividen, tapi itu bukan suatu keharusan. Mereka dapat memilih untuk tidak membagikan dividen. Jika tidak membayar dividen, mereka dapat menggunakan laba untuk menumbuhkan bisnis.
Tapi, penjualan saham ke publik mengakibatkan hilangnya kendali atas bisnis oleh pemilik saat ini.
Cara membaca rasio gearing
Tidak ada rasio gearing yang ideal untuk semua industri. Baik atau buruknya tergantung dari sifat operasi dan stabilitas arus kas. Arus kas yang stabil memungkinkan perusahaan melunasi kewajibannya secara tepat waktu, mengurangi risiko gagal bayar.
Rasio juga berubah seiring waktu. Itu biasanya meningkat saat perusahaan berekspansi. Jika sukses, perusahaan menghasilkan lebih banyak laba dan arus kas masuk di masa mendatang. Itu pada akhirnya meningkatkan laba ditahan dan ekuitas pemegang saham, menurunkan rasio gearing.
Apakah gearing tinggi buruk
Sebuah perusahaan memiliki gearing tinggi ketika mayoritas pendanaannya berasal dari utang berbunga. Kita menganggap perusahaan memiliki resiko keuangan yang tinggi.
Tapi, seberapa tinggi rasio sehingga kita anggap buruk, itu bervariasi. Itu tergantung pada industri di mana perusahaan beroperasi dan sifat bisnis dari perusahaan.
Leverage yang tinggi buruk karena:
Pertama, perusahaan harus tetap melunasi utang, apakah bisnis menghasilkan pendapatan ataukah tidak. Bahkan, ketika pendapatan sama dengan nol, perusahaan harus tetap membayarnya.
Tingginya leverage keuangan membuat perusahaan rentan terhadap penurunan siklus bisnis. Pada saat perekonomian memburuk, permintaan jatuh karena konsumen lebih banyak berhemat. Mereka mengalokasikan lebih sedikit uang untuk membeli barang dan jasa.
Jatuhnya permintaan memperburuk pendapatan perusahaan. Dan, mereka tidak memiliki kendali atas situasi tersebut dan hanya bisa beradaptasi.
Penurunan penjualan mengurangi uang yang masuk ke perusahan. Disisi lain, mereka harus membayar beban operasi seperti bahan baku, beban gaji, beban penjualan, umum dan administrasi. Sebagai hasilnya, mereka kesulitan untuk membayar bunga atau melunasi utang.
Kedua, pemegang saham melihat secara skeptis. Perusahaan harus membayar utangnya terlebih dahulu sebelum membagikan dividen. Pembayaran bunga dan pokok menghabiskan sebagian besar dari laba perusahaan. Itu mengurangi distribusi laba sebagai dividen.
Ketiga, pemberi pinjaman dan investor obligasi melihat leverage yang tinggi meningkatkan risiko keuangan. Perusahaan dengan utang terlalu tinggi kemungkinan gagal bayar dan bangkrut. Sehingga, mereka enggan memberikan pinjaman lebih lanjut kepada perusahaan. Atau, ketika bersedia, mereka akan meminta bunga yang lebih tinggi untuk mengkompensasi risiko lebih tinggi.
Risiko semakin tinggi ketika sebagian besar utang memiliki tingkat bunga variabel dan suku bunga cenderung naik. Perusahaan harus menghabiskan lebih banyak uang untuk membayar bunga dan melunasi utang.
Tapi, memang, anda tidak bisa menilai risiko keuangan hanya dari tinggi rendahnya rasio gearing di tahun tertentu. Anda harus membandingkan dengan pesaing lainnya atau praktik industri. Anda juga harus memeriksa penggunaan utang, apakah untuk kegiatan produktif ataukah tidak.
Toleransi terhadap tingkat utang bervariasi antar industri. Beberapa industri memiliki rasio gearing yang tinggi dan masih dapat ditoleransi. Mereka memiliki arus kas masuk yang relatif stabil sehingga kemampuan mereka untuk membayar utang juga baik.
Ambil contoh perusahaan listrik. Meski cenderung memiliki gearing yang tinggi, mereka masih dapat mengamankan arus kas masuk. Mereka biasanya beroperasi di bawah pasar monopoli sehingga memiliki kekuatan pasar yang kuat. Aliran pendapatan mereka juga tahan terhadap fluktuasi siklus bisnis, sehingga relatif stabil. Entah terjadi krisis atau tidak, konsumen tetap akan membayar tagihan listriknya.
Selanjutnya, jika perusahaan dapat mengalokasikan utang untuk investasi yang produktif, mereka dapat menciptakan lebih banyak pendapatan di masa mendatang. Mereka dapat menggunakannya untuk membeli barang modal, membangun fasilitas produksi, mengakuisisi perusahaan lain, dan menambah produk dan layanan baru. Dengan melakukannya, mereka dapat memproduksi dan menjual lebih banyak produk. Tambahan pendapatan dapat mereka gunakan untuk membayar bunga dan melunasi utang.
Sebaliknya, jika perusahaan tidak mengambil utang, mereka mungkin melewatkan kesempatan untuk menumbuhkan bisnis dengan mengambil proyek yang menguntungkan. Akhirnya, perusahaan berada pada posisi yang tidak kompetitif di pasar karena ukuran bisnis tidak tumbuh, membuat kapasitas bersaing rendah.
Apakah gearing rendah baik
Perusahaan memiliki gearing yang rendah ketika sebagian besar modalnya berasal dari ekuitas. Mereka dianggap stabil secara finansial. Mereka memiliki risiko keuangan yang rendah. Selama periode laba rendah dan suku bunga tinggi, perusahaan kurang rentan terhadap risiko gagal bayar dan kebangkrutan.
Itu mungkin menunjukkan manajemen keuangan yang konservatif. Perusahaan mungkin tidak dapat memaksimalkan peluang tumbuh dengan mengambil utang. Disisi lain, pemegang saham kemungkinan mengharapkan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur.
Bacaan selanjutnya
- Jenis Rasio Keuangan: Analisis dan Interpretasinya
- Rasio Aktivitas: Jenis, Rumus dan Interpretasi
- Rasio Likuiditas: Contoh, Formula, Cara Menghitung
- Rasio Solvabilitas: Formula, Contoh dan Perhitungannya
- Rasio Profitabilitas: Formula, Jenis dan Contoh
- Rasio Valuasi: Formula Dan Interpretasinya
- Gearing: Cara Mengukur, Keuntungan dan Kelemahan
- Rasio Keuangan Untuk Analisis Peringkat Kredit
- Rasio Arus Kas: Contoh, Formula dan Interpretasinya
- Analisis DuPont: Formula, Perhitungan, Dekomposisi, Pro, Kontra